Matahari di atas ibukota sudah mulai condong ke Barat menuju Senja. Namun rasa terik serta panas masih begitu terasa. Selepas lelah menikmati pelabuhan kecil Sunda Kelapa saya bersama 3 orang rekan menyusuri kampung-kampung pinggir rel dekat Stasiun jakarta kota. Berjalan melihat sisi lain kota jakarta. Melihat mereka terbayang puisi Rendra. Mereka, Orang-orang miskin di jalan,yang tinggal di dalam selokan, yang kalah di dalam pergulatan,yang diledek oleh impian,janganlah mereka ditinggalkan.(orang-orang Miskin WS. Rendra). Mereka memang berasal dari berbagai wilayah di indonesia. Hal ini bisa diketahui dari bahasa dan logat mereka. sepanjang pemukiman kumuh di pinggir rel saya banyak melihat orang-orang Jawa perantauan yang mengadu nasib di Jakarta. Lorong-lorong sempit, rumah berhimpit, jemuran hal yang paling sering ditemui dan identik dengan kawasan seperti itu. Namun satu hal yang justru patut dibanggakan adalah rasa kebersamaan, kekeluargaan yang begitu erat dan solid di
Sebuah Catatan Perjalanan Anak Kampung