Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2008

Milis Antah Berantah

Selamat Pagi Semua...Selamat hari Jumat... Dunia ini indah karena ada beragam warna merah, kuning, hijau, biru, ungu dan seterusnya. Lebih indah lagi jika warna-warna itu berkolaborasi hingga yang tercipta adalah komposisi yang indah. Begitu juga masyarakat, indah karena ada beragam orang dengan karakter yang berbeda-beda. Ada yang baik, buruk, dewasa, kekanakan, murah hati, sombong, pemarah, pemaaf, begitulah seterusnya. Semua jadi pelengkap yang mampu memberi warna dan rasa. Sebenarnya yang tadi saya penjelas dari apa yang akan saya ceritakan selanjutnya. Tentang masyarakat kecil yang bernama milis. Di negeri antah berantah ada sekumpulan manusia yang tergabung dalam sebuah milis. Tiap hari di milis mereka berbagi cerita, berbagi pengalaman, berbagi unek-unek. Namanya milis, namanya sekumpulan orang tentunya yang ada di dalamnya juga berbagai orang dengan karakteristik yang berbeda pula. Akhir-akhir ini milis di negri antah berantah itu sedang ramai, panas-panasnya, tengah heboh. Ada

Perjumpaan...

Selamat Pagi di Hari Senin...Semoga semangat baru selalu menyertai kita.. Minggu kemarin saya datang di acara halal bihalal alumni Tulungagung di gedung PU Jakarta. Di acara ini hadir alumni dari mereka yang pernah sekolah di Tulungagung lulus dari tahun 60an hingga di atas 90an. Menurut salah seorang panitia awalnya di acara tersebut tamu yang datang diperkirakan hanya 200an saja namun ternyata melebihi target. Sampai-sampai banyak yang tidak kebagian makanan. Ada banyak hal menarik yang saya tangkap dari acara itu. Terutama saat melihat ekspresi dari mereka yang bertemu kembali setelah bertahun-tahun tak berjumpa. Mungkin mereka dulunya orang yang sangat dekat. Saya terbawa suasana pertemuan-pertemuan tersebut. Entah kenapa saya juga ikut terharu. Memang persahabatan, pertemanan memang tak lekang ditelan masa..Saya jadi teringat kembali sahabat-sahabat saya mulai dari SD, SMP, SMA, Kuliah yang satu demi satu telah berpencar entah kemana. Semoga suatu saat ada kesempatan, momen yang m

Sepenggal kisah perjalanan dari Jogja

Akupun Terus Terbang Tinggi, Arungi Angkasa, Membelah Langit, Lukis dan Warnai Sakrawala dengan Misteri Senja... Baru Sepenggal perjalanan, masih terlalu banyak hal yang belum kudapatkan... (Sang Elang) Satu cerita dari perjalanan ke kota Jogjakarta. Kali ini saya kembali ke kampus tercinta Gadjah Mada Jogjakarta namun bukan sebagai mahasiswa layaknya dahulu kala. Saya datang sebagai sosok " penyampai kisah " lewat goresan kata-kata. Saya mendapat tugas dari kantor untuk mewawancarai rektor UGM, Prof. Dr. Ir. Sudjarwadi, MEng. Namun sayang pak rektor yang dulu pernah jadi dosen saya itu ada satu agenda ke Jepang sehingga diwakilkan ke wakil rektor, Prof. Ainun Naim. Balairung, melihat gedung tua itu masih seperti dulu. Masih tetap kokoh, menyimpan sejuta kisah dan cerita bagi ratusan ribu alumninya yang tersebar di berbagai pelosok tanah air. Melihat gedung ini saya teringat saat pertama kali diterima di UGM. Dalam sebuah acara malam penutupan inisiasi kampus, kami dik

Selamat Pagi Di Hari Senin...

Usai tak menyapa... .. Semoga Pagi hari membawa semangat baru. Semangat untuk bangkit tidak lagi menoleh kebelakang namun menatap kedepan dengan spirit yang pantang menyerah. Memulai dengan keteguhan hati. Yak benar keteguhan hati, itu yang saat ini sedang saya lakukan. tetap tegar dengan apapun yang dihadapi. Bertanggung jawab atas pekerjaan dan semua yang telah diamanahkan. Bukan untuk pamrih atau apa. kembali mengutip kata Rendra "Bukan demi sorga atau neraka namun demi harga diri sebagai manusia". Ayo semangat..Ayo tandang.." satu hal yg tidak akan berubah,bahwa perubahan itu perlu. Barangsiapa hari ini lebih buruk dari yg lalu mk dia akan dilaknat Allah. Barangsiapa hari ini sama saja dengan kemarin, maka dia adalah org yg rugi... " kata Yusuf .. Dengan latar belakang gubug-gubug karton, aku terkenang akan wajahmu. Di atas debu kemiskinan, aku berdiri menghadapmu. Usaplah wajahku, Widuri. (Sajak Joki Tobing untuk Widuri) Melihat Senyumanmu membelah sege

Berkumpulnya KAGAMA Muda

Selamat Pagi, Semua..Selamat Pagi Di Hari Sabtu, spirit kembali bangkit, kembali bersinar. Memulai hari sambil mendengarkan Winamp. Satu lantunan suara dari Lobow, Terus bersinar menemai membuka hari.. Bila janji terus kau genggam pastikan cahaya jiwamu takkan redup Bila hati terus terjaga pastikan keajaiban menanti di hadapanmu (lobow) Kemarin malam saya hadir di acara Halal Bihalal Keluarga Alumni UGM, Muda (KAGAMA MUDA). Entah kategori muda itu yang seperti apa namun memang jika berada diantara mereka saya jadi muda lagi..hehehe..Saya mendapat informasi kumpul-kumpul alumni tersebut sebenarnya baru pada pagi harinya. Entah kenapa saya terdorong untuk harus hadir...harus hadir.. Dalam acara Halal bihalal yang berlangsung di Bellagio Boutique Mall saya datang bersama Izzul. Rekan plek, sesama angkatan 2000, yang tinggal tak jauh dari tempat saya. Menurut jadwal acara tersebut berlangsung jam 18.00 hingga selesai. Jam setengah enam kurang kami berangkat...dengan bersusah pa

Selamat Pagi Profesor

Selamat Pagi...Bangun pagi, Menghirup udara yang masih segar, setelah istirahat dari aktifitas seharian. Ditemani segelas kopi susu panas dan lantunan musik lawas apik feeling nya "Morrys Albert". Memang, saat-saat seperti ini sangat menentukan, semangat baru harapannya mampu terbawa hingga seharian penuh beraktivitas. Seperti biasa, saya yang selalu resah tuk berkisah. Tak bisa untuk tak bercerita. Tentang apa saja, tentang aku, kamu, kita, dia, mereka, tentang semua saja. Meski tak menjalani profesi sesuai dengan bidang saya bukan berarti saya tak menyukai dengan ilmu-ilmu Teknik Sipil dimana saya pernah kuliah. Terkadang saya akui rindu juga ingin bekecimpung dengan Mekanika Tanah, Struktur Bangunan, Drainase, tak lupa Hidrologi. Saya akan cerita tentang nama mata kuliah yang terakhir saya sebut, Hidrologi. Saya jadi ingat, Hidrologi, ilmu sederhana yang kompleks, yang membuat saya harus ambil mata kuliah ini empat kali. Bayangkan empat kali dan baru kali keempat saya dil

Berjumpa Rekan Lama

Delapan tahun, waktu yang memisahkan kami. Bergelut dengan kegiatan masing-masing. Berada di jalan yang berbeda...Delapan tahun akhirnya kami berjumpa kembali. Meski sebenarnya diantara kami ada juga yang masih berkomunikasi. Plasa Semanggi kemarin malam menjadi saksi berjalannya waktu berarti sebuah perubahan. Ya tentu saja kami sudah berbeda dengan delapan tahun lalu saat baru lulus SMA. Kami berkumpul dengan profesi yang beda, nasib yang beda, kondisi yang beda, kenampakan yang beda..yah kami berjumpa dalam obrolan santai sambil menikmati senja hingga malam di Jakarta. Diantara kami ternyata banyak yang sudah berkeluarga. Bahkan ada yang sudah punya putra dan kebetulan diajak dalam pertemuan itu. Sampai-sampai ada yang gemas dengan putra salah seorang rekan saya, membajak anaknya..hehehe Saling tukar pengalaman juga jadi tema malam itu. Kamu sekarang kerja dimana? loh..hehehe ternyata banyak juga yang masih kaget dan tak percaya atas profesi yang saya geluti. Emangnya kenapa..?..heh

Kenangan Menjejakan Langkah di Bumi Papua Barat

Resah Jika Tak Berkisah.....Akhirnya saya ada hasrat untuk membagi kisah dan pengalaman saya di bumi Papua Barat. Manokwari, papua Barat, satu anugerah bagi saya mendapat kesempatan berkunjung kesana. Ini kali pertama saya kesana. Maka jauh-jauh hari saya sudah bersiap dengan kendala dan tantangan yang kemungkinan bisa saya hadapi selama di sana. Saya banyak mendapat informasi dari internet terutama mengenai transportasi, penginapan dan satu yang membuat waspada adalah siap-siap minum pil kina sebelum berangkat, maklumlah Papua barat masih merupakan wilayah endemik Malaria, katanya. Selain masalah transportasi, penginapan serta malaria satu hal lagi informasi saya peroleh di Papua kita hanya bisa menggunakan layanan komunikasi GSM dari dua operator saja: Telkomsel dan Indosat. Terkadang di daerah tertentu hanya satu saja yaitu Telkomsel, maka sayapun bersiap membeli kartu perdana cadangan menggantikan nomor XL saya. Di Manokwari XL benar-benar tak bisa dipergunakan. Dari Jakar

Dari Menonton Laskar Pelangi...

Akhirnya kesampaian juga nonton Film laskar Pelangi.... Semalam Saya nonton bareng laskar Pelangi di Plaza Senayan. Awalnya saya kuatir tak mendapatkan tiket namun ternyata hal itu tak terjadi. Justru hampir separuh kursi ternyata kosong. Kami bertiga akhirnya bisa menonton Film yang diangkat dari Novel karya Andrea Hirata tersebut.... Cerita tentang guru di daerah sulit, terpencil, dengan kondisi sekolah mengenaskan bukan hal yang menarik bagi saya waktu menonton film itu. Selama ini sering saya menjumpai sekolah dengan kondisi seperti itu dengan guru-guru yang kisahnya tak kalah luar biasa. Yang membuat saya tertarik adalah beberapa tokoh dan kata-kata inspiratif dan menggelitik yang ada dalam film itu. Tokoh yang menarik bagi saya ada 2 : Ikal dan Mahar..Tokoh Ikal menggelitik bagi saya diantaranya ketika ia menuliskan puisi dan diberikan ke Aling. " Apakah kau tidak suka dengan puisi?" tanya Ikal dan jawab Aling " Aku suka. Aku sudah menyalinnya dalam buku harianku.

Temanku Seorang Guru

Sengaja saya ingin berkisah tentang teman saya ini. Judul ini bisa diartikan dalam arti sangat luas karena selama ini saya banyak berkecimpung dengan hal-hal yang dekat dengan pendidikan. Namun untuk kali ini sengaja saya persempit saja. Saya cerita tentang teman kecil saya mungkin lebih dari itu dari SD hingga SMA yang kini berprofesi sebagai seorang guru. Namanya, M Errik Maulana. Saya sudah mengenalnya 20 tahun lalu ketika menginjak bangku Sekolah dasar. Sosok yang jika melihat jauh kebelakang sebenarnya tak ada tanda-tanda kalau suatu saat memilih berprofesi sebagai guru. Tapi begitulah kehidupan, panggung sandiwara yang ceritanya mudah berubah. Sosok teman saya ini sebenarnya lebih dekat dengan dunia olahraga. Waktu SD dulu dia pelari tercepat di kelas, saya tak mampu tandingi kecepatannya dalam berlari pada waktu itu. Saya hanya berada di urutan ketiga. urutan kedua teman saya, namanya Nurhadi Cahyono, yang dulu sempat aktif di atletik juga. Begitu juga dalam lompat jauh. Saya ka

Kampung Yang Membesarkan Saya

Selalu resah untuk bercerita, itulah saya... Saya akan berbagi cerita tentang kota kelahiran saya, Tulungagung. Satu anugerah bagi saya lebaran kali ini masih bisa pulang ke kampung halaman, bertemu, berjumpa, bersua dengan orang-orang tercinta. Berbeda dengan ibukota senja, Jakarta, tempat saya bekerja membanting tulang mengais harapan dan cita-cita, Tulungagung jauh dari hingar-bingar, tak ada macet, jauh dari asap, dan hiruk pikuk pusat negara. Kota kecil, yang mulai menggeliat, ramai namun masih nyaman, tenang tak seperti di jakarta. Saya sempat berkeliling kota kecil ini. Dengan sepeda motor saya berkeliling, tujuan tak jelas yang penting berkeliling kota kecil ini hingga pelosok pelosok. masih saya lihat hamparan persawahan, jalanan yang sepi, gunung, sungai, pasar tradisional, ah saya selalu jadi ingat " Kali ini saya bukan di Jakarta,". Saya di Tulungagung. Berjumpa kerabat dan rekan juga jadi saat yang membahagiakan bagi saya. Rekan-rekan sekolah dulu yang sebagian s

Melukis Kisah Di Cakrawala

Memandangi Waktu Melihat Satu Cerita, Kuceritakan Diriku yang Telah Berada Di Ambang Senja, Ini Aku, yang mengenalmu di Antara Perbedaan Masa, Perbedaan Dunia, Sebenarnya Dunia kita Sama Meski sebenarnya juga Berbeda, Sama Karena Kita Masih Sama-Sama Bersua, Beda karna Aku Di Ambang Senja Sedang Dirimu, Masih Bersuka Selepas Memandang Fajar Dalam resahmu Dan Resahku Akan Masa kita Berjumpa, Malam yang Menyatukan kita.. Katamu, Aku mengenalmu Dalam Sebuah Penggalan Masa Dalam Dunia yang berbatas Jarak Antara Fajar Hingga Senja, Yah Selaksa, Dan Selaksa, rasa Rindu Bisa Menyatukan Waktu Rasa Rindu Untuk Tak Lagi Merajut Aksara, Dan Hanya Lantunkan Kisah-kisah Abstrak Yang Sering Kau tanyakan Tentang Harapan, Impian, Dan Cita-cita Merindu Merajut Kenyataan Sebuah cerita tentang Kita, Katamu, Aku Terpasung Waktu, Atas Satu Janji Bisakah Kau Menungguku hingga Empat kali 365 hari.. Jawabku, Aku sudah makin dekat dengan Malam, Waktuku Sudah Diambang Senja, Aku tak Bicara tentang Seandainya, A
Desiran Angin Berhembus, Menggerakkan Pepohonan, Meniup Daun-Daun, Beberapa Daun-Daun Pun Jatuh Beterbangan,... Dari Kejauhan Burung-burung terbang, berputar-putar, Menari-nari di tengah Jelang Senja,.. Mentaripun terus bergerak hingga akhirnya, Senja pun datang, Dari Corong Mushola Kecilpun Terlantun Seruan Adzan, Sekaligus Akhiri Ramadhan Tahun Ini... Angin Terus saja berhembus, Pepohonan Bergerak, Begitu juga dengan burung-burung, Sambil Entah Suka....Entah Duka.. Suka Karna Hari Kemenangan Telah Tiba..Duka Karna Ramadhan Telah Usai.. Allahu Akbar Allahu Akbar..Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 H, Mohon Maaf Lahir Batin Diantara Hembusan Angin, Dibalik Misterinya Senja, Membawa Harap Akan Dipertemukan Kembali Dengan Ramadhan Tahun Depan.

Tak Ada Senja Di Jakartakah?

Hening..melingkupi Malam.. Semuanya tertutup kecuali sesak dan harapan. Cerita itu baru saja dimulai.. atau mungkin sudah selesai.. atau mungkin memang tak pernah ada. Semuanya hanya dibalik bayangan ilusi senja.. Adakah Senja di Jakarta? Pernah kutanyakan itu dalam keluh kesahku.. Hingga saat ini nampaknya senja tak pernah kulihat di Jakarta Ngrawa, 5 Oktober 2008