Aku berjalan dengan langkah gontai. Rasanya kaki ini menjadi makin rapuh seiring bertambahnya usiaku. Kulitku yang keriput seakan bosan melindungi tubuhku yang sekarang tak berguna, sehingga panas yang menyengat terasa menembus langsung ke tulangku. Dengan hati-hati aku berjalan menuju sekumpulan motor dan mobil di perhentian lampu merah. Tanganku terjulur di hadapan mereka sambil bergetar karena lelah, wajah yang memelas menjadi penyempurna pekerjaanku. Sejenak langkahku terhenti, ketika seorang lelaki, tengah berlari kencang, menabrakku. Tubuh lelaki itu langsung tersungkur menabrak tiang rambu lalu lintas, seperti tak merasakan sakit, ia segera bangkit dan tergesa-gesa berlari menjauh. Sesuatu terjatuh dari balik bajunya. Ternyata sebuah dompet kulit. Langsung saja aku mengambil dompet itu dan memanggilnya namun ia sudah terlalu jauh. “Copeeeeetttt!” entah darimana asal suara tersebut, tiba-tiba saja sekelompok massa sudah berkerumun dan mengepungku. Tanpa basa basi
Sebuah Catatan Perjalanan Anak Kampung