Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2008

Perjalanan, satu proses menuju kesempurnaan

Terik matahari dari atas Jakarta menyengat kulitku. Asap knalpot mobil, motor dan bis kota mengepul meliuk-liuk mengepungku. Bunyi klakson beriringan. Memakan suara langkah demi langkah sepatuku yang membentur trotoar. Sedikit mempercepat langkah kunaiki jembatan penyeberangan. Dari ponsel bisa kulihat saat ini waktu menunjukkan pukul 13.00. Dari atas aku bisa memandang lanngit Jakarta yang hari ini cukup bersih. Sementara di bawahnya gedung-gedung pencakar langit menyembul berirama saling berlomba tunjukan siapa yang paling megah, paling kokoh, paling tinggi. Tak jauh beda mungkin dengan manusia-manusia yang mengisi gedung-gedung itu. Cukup lumayan juga lewati jembatan penyeberangan ini. Untung saja tenagaku masih kuat tak bisa kubayangkan jika aku adalah orang tua renta sanggupkah melewati jembatan ini? Di trotoar bisa kulihat lalu lalang para pekerja kantoran mengisi jam istirahat siang. Mereka dengan busana khas orang kantoran, rapi, dan sebuah

MENYAMBUT FAJAR DI PELABUHAN RATU (Bag. 1)

Menatap langit melihat malam pasca purnama. Rebahkan diri di atas hamparan pasir pantai, diiringi deru ombak dan hembusan angin malam. Menikmati suasana malam Pelabuhan Ratu. Sehari setelah purnama tak ada yang menarik dari langit. Langit tak begitu cerah hingga tak bisa terlihat gemerlap bintang pemanis malam. Jika ada itupun hanya satu bintang dan satu rembulan yang redup enggan bersinar. Keduanya muncul sekedar memberi penegasan tak ada malam tanpa bulan dan bintang. Hanya beralaskan tikar saya, Opi, Adit, Lenny, Mia, Windri melepas lelah menikmati malam. Setengah terkantuk-kantuk dan menahan hawa dingin berceloteh yang tertutup gelegar ombak. Malam ini suasana memang cukup ramai di pinggir pantai banyak saya jumpai kumpulan anak muda yang ingin habiskan malam di pinggir pantai. Perjalanan menuju Pelabuhan Ratu, Pantai yang terletak 60 km arah selatan dari kota Sukabumi, memang cukup melelahkan. Kurang lebih butuh waktu kiranya 5 jam dari Jakarta kalau kondisi lancar. Jarak 160 km d

Novel Pinjeman

Hari Minggu saya diwarnai dengan proses perjalanan menembus ruang dan waktu melalui novel Pitaloka........... Setiap kali mendengar Pitaloka ingatan saya selalu tertuju pada kisah memilukan Perang Bubat. kisah yang diceritakan dengan berbagai versi. Ada versi yang memihak Majapahit dan versi lain memihak Pajajaran. Peristiwa yang di tahun-tahun setelah itu menimbulkan perang dingin antara dua Suku Jawa mewakili Majapahit dan Sunda mewakili Pajajaran. Meski sudah agak lama terbit kira-kira setahun lalu saya belum pernah membaca Novel Pitaloka -cahaya-. Saya beruntung dapat pinjaman dari kawan. Makasih pijemannya, besok-besok bawain jangan satu yah yang banyak sekalian (he3). Awalnya terus terang saya kurang tertarik karena seperti yang telah saya ceritakan di awal paling-paling sejarah perang Bubat dan kontroversi yang mengemuka. Ternyata di Novel ini saya salah duga. Novel -cahaya- merupakan bagian dari novel Trilogi Pitaloka. Membaca novel ini saya diajak berkenalan dengan sosok yang