Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2007

Senandung buat sepasang Merpati

Senandung Sunyi buat elang.. bahagia buat sepasang merpati Sunyi menerpa di satu cerita.. dan haru biru di cerita lain Satu cerita begitu sunyi.. aku tak temukan dirimu.. kata elang yang diradang sepi kulihat kerumunan pelaku cerita kalau-kalau... Ah nyatanya aku sendiri.. tak kutemukan apa yang kucari Disana satu cerita lain kau tersenyum bahagia merajut satu kisah.. Semoga untuk selamanya kataku.. Ini ceritamu..dan bukan ceritaku... Sampai jumpa... tersenyumlah... bahteramu segera siap.. segeralah berlayar.. Tersenyumlah kau sepasang merpati.. amor..au revoir Jakarta 29 Juli 2007.. untuk sepasang merpati yang akan menyatu di 4 Agustus 2007

Nona Kecil Dalam Kehidupan Sang Elang

( www.yogyes.com/en/yogyakarta ) Suatu ketika di angkringan Lik Man saat melihat kau tersenyum.. Sang Elang Kini Punya Impian baru....Baru saja dia cerita tentang impian barunya. Cerita yang langsung kutangkap dari mulutnya. Entah kenapa aku seperti tersihir mendengarkan satu demi satu ceritanya. "Kau memang jago cerita kawan" kataku "Ya, tak salah lagi aku harus jago cerita semuanya berkaitan dengan impianku yang tadi. Suatu saat aku harus mendapatkan nobel sastra", katanya Aku iya-iyakan saja dengarkan semua ocehannya. Ya dia cerita begitu meyakinkan meski dalam hati kecil sebenarnya tertawa. "Pram saja hanya beberapa kali dapat kandidat hanya sebatas calon masa dia yang masih hijau (seperti hijaunya baju seragam SMU yang dulu pernah ia pakai) begitu yakin akan dapat penghargaan itu", gerutuku dalam hati. Kutanyakan sebuah pertanyaan padanya", Kenapa kau begitu yakin kawan". Kalau ngga' salah jawabnya begini "Hanya dengan berbekal ke

Angin Malam Dan Angin Liar

Sedari tadi belum sempat aku menyeruput kopi panas yang sudah terhidang di depanku. Aku masih disibukkan perhatianku pada seseorang didepanku. Pandanganku masih tertuju padanya. Begitu menarik bagiku memperhatikan caranya menikmati cairan panas berwarna kehitam-hitaman itu. Dia cuek saja, seakan tak peduli seseorang sudah lama memperhatikan segala tingkah lakunya. Saat wajahnya tertuju padaku dia hanya tersenyum, tersipu malu dan kembali menikmati minuman panas khas warung angkringan ini. Dia masih saja cuek walau terkadang terlihat tersipu malu saat menyadari perhatianku padanya sejak tadi. Wanita cantik berada di sampingku. Heran juga semuanya terjadi secara kebetulan hingga sampai pada suatu ketika aku kenal, dan dekat dengannya. Namanya angin malam, dialah sahabat kesepianku. Suasana malam ini semakin hidup saja. Tiupan angin dan bunyi kereta api lewat belum lagi kerumunan para konsumen lain yang berjejer duduk memenuhi sepanjang trotoar di jalan ini. Sekelompok pemusik jalanan men

Kematian Tan Malaka Ternyata akibat Dibunuh

Sejarawan Belanda, Harry A Poeze, Jumat (27/7) di Jakarta, menjelaskan, Tan Malaka ditembak mati tanggal 21 Februari1949. Selama ini kematian Pahlawan Nasional Tan Malaka itu menjadimisteri sejak lebih dari setengah abad."Dia ditembak atas perintah Letnan Dua Soekotjo dari Batalyon Sikatanbagian Divisi Brawijaya, yang terakhir berpangkat brigadir jenderaldan pernah menjadi Wali Kota Surabaya. Data tersebut diperoleh darikesaksian pelbagai pihak, seperti rekan gerilya Tan Malaka, anggotaBatalyon Sikatan, keterangan warga desa dan tokoh-tokoh angkatan1945," kata Poeze yang memulai riset Tan Malaka sejak tahun 1980dengan menemui banyak tokoh nasional.Harry Poeze yang juga Direktur KITLV Press (Institut Kerajaan Belandauntuk Studi Karibia dan Asia Tenggara) menambahkan, Tan Malakaditembak di Desa Selo Panggung di kaki Gunung Wilis di Jawa Timur. Eksekusi yang terjadi selepas agresi militer Belanda ke-2 itu didasarisurat perintah Panglima Daerah Militer Brawijaya Soeng

Sajak Tentang angin Malam

Apa Kabar Angin Malam! Rasanya telah lama ku tak lagi menyapamu .. Sebenarnya telah lama aku mencarimu Melanglang buana membelah angkasa hanya mencari jejak langkahmu Namun kepak sayapku yang tak seperkasa Shukoi tak sanggup lagi meraih dan mengendus jejakmu…. Apakah kau benar-benar telah bertiup ke lain tempat..? Atau kau telah terkurung dalam rumah kacanya Pramoedya Telah lama deretan puisi, sajak dan prosa yang selalu saja kita susun bersama dalam kisah malam kita tak lagi terbaca.. Meski tak sedahsyat karya pram atau seheboh sajak rendra cerita tentang kita masih kusimpan rapi di dalam lemari es… Oleh karenanya semuanya membeku…Cerita kita yang membeku… Aku masih simpan cerita kita Bekas cubitan kecilmu sengaja kubiarkan membekas dan tak akan kuseka Prosa kehidupan yang selalu saja membelah keheningan malam Kedinginan malampun selalu reda tiap kali untaian sajakmu terlantun beriring melodi kebahagiaan dan keceriaan Anggur RUMI yang selalu kau berikan selalu saja mampu melepas dahag

Prosa Tak terselesaikan

Kapan lagi kutulis untukmu....Kata hati sang elang bertanya tentang satu pekerjaan yang belum pernah diselesaikannya. Mirip lagunya Jikustik...........ini tentang prosa yang tak terselesaikan. Meskipun berulang-ulang diminta dan ia hanya tersenyum masih dalam proses. "Cerita yang kau pinta mungkin hanya seperti itu....sepenggal kisah yang pernah kuberi dulu. Akhir dari ceritanya tentu saja tergantung padamu....." Kata-kata sang elang tentang cerita yang tak terselesaikannya >>>> Dengan kamera tua olympus miliknya wartawan amatir itu mulai mengambil obyek-obyek yang membuatnya menarik. Apa saja ia ambil tak tahu untuk apa gambar-gambar itu. Yang jelas bukan untuk dikirim ke surat kabar tempatnya bekerja.Sesuatu yang mungkin saja hanya sebuah keisengan untuk mengisi waktu luangnya. Kini matanya tertuju pada satu arah. Dari kejauhan dilihatnya seorang wanita berambut panjang lurus dengan ikatan rapi. Seorang wanita berbaju rapi dengan kaca-mata. Dengan sepedanya pela

Aku Ingin Membunuhmu

Aku Ingin MEMBUNUHMU..... Dalam kungkungan Emosi... Dalam lingkaran Keputusasaan... Dalam Untaian Kegelapan.. Dalam Bayang-bayang Kenangan... Aku muak Melihatmu...Melihatmu...Melihatmu...Melihatnya Aku Ingin Membunuhmu Seandainya Tak Ada Balasan Dosa.. Membunuhmu hingga nyawa dan rohmu tak bersisa.. Membunuh kenangan hingga kenanganmu tak meninggalkan abu saat kubakar.. Membunuhmu Jika Saja Tak Ada Air mata.... Jika Saja Tak Ada Rasa.. Ketika Aku Sadar Bahwa Masih Punya Air Mata..Masih Ada Rasa.. Saat Itupun aku Urungkan Niatku... Dalam Belenggu Keputusasaan Air Mata Menggenangiku.. Air mata "berasakan anggur RUMI" membuatku takluk dan mengalah dari kejauhan tempatku.. Mengalah bukan karna ketakmampuanku...namun karena air mata yang jatuh pada mataku... Tembang-tembang kematian yang kulantunkan padamu dan padanyapun lenyap... Dalam garis lurus...dibawah tuntunan cahaya aku terduduk lesu... Akupun terbujuk Janji2 bintang2 dan angin yang katakan jangan menyerah Masih ada hari e

Sajak Muara Progo 2005

Ombak bertubi-tubi menerjang bibir pantai Datang dan pergi silih berganti Buih putih tertinggal mewarnai pasir pantai tersebar Air laut mulai pasang Salah satu tanda datangnya malam… Di Ufuk Barat Sang Surya mulai meredup Angin mulai berhembus dan makin kencang Saat itu ukiran nama dan sebuah kisah yang kugores di pagi hari pada hamparan pasir hitam perlahan mulai terkikis.. Terus terkikis hingga akhirnya menghilang Saat itulah Akhir Agustus aku suarakan sebuah nafas baru Saat itulah kusebarkan pada ombak, angin dan matahari tentang satu kisah Tentang dunia semu yang pernah terbangun dan terjaga dalam hati bertahun-tahun… Aku bertutur walaupun tuturku tak bersuara… Sebuah tutur lewat goresan tangan di pantai mengisahkan semua… Aku suarakan nafas baru… Saat nyanyian rindu perlahan mulai menghilang dan terus menghilang… Dalam lelahku akupun tersenyum melepas cerita tentangmu bersama ombak dan angin malam…. Masih teringat akan sebuah kenangan… Dulu bila mentari tersenyum akupun melihat se

Mas Marco dengan Sastra Mengasah Pena

Soepaja djalannja SAMA RATA, Jang berdjalan poen SAMA me RASA, Enak dan senang bersama-sama, Ja’toe: "Sama rasa, sama rata." (Sinar Djawa 10 April 1918) sumber :  indomarxist.net Awal abad 20 tahun, gerbang dibukanya abad pencerahan. Jaman pergerakan, ditandai dengan hadirnya koran, munculnya puluhan jurnalis muda. Muncul pula sebuah pola baru dalam gerakan, organisasi. Dunia penerbitan –yang rata-rata dimiliki oleh orang Tionghoa-- pun mencapai titik terang, ikut pula berperan mendorong proses kemajuan intelektual kaum bumi putra. Kaum jurnalis menjelma sekaligus sebagai aktivis-aktivis dan pimpinan pergerakan.Pada masanya, Marco dikenal sebagai salah seorang jurnalis tangguh. Ciri khas yang paling kentara ialah: ia selalu menulis apa yang dilihat dan dirasa secara lugas. Tanpa ditutupi-tutupi. Tidak juga serba dipoles-poles, hingga akhirnya melenyap esensinya. Doenia Bergerak adalah surat kabar yang dibesarkan dan membesarkannya. Marco menjadikannya sebagai alat un

TAPI

TAPI aku bawakan bunga padamu tapi kau bilang masih aku bawakan resahku padamu tapi kau bilang hanya aku bawakan darahku padamu tapi kau bilang cuma aku bawakan mimpiku padamu tapi kau bilang meski aku bawakan dukaku padamu tapi kau bilang tapi aku bawakan mayatku padamu tapi kau bilang hampir aku bawakan arwahku padamu tapi kau bilang kalau tanpa apa aku datang padamu wah! 1976 Sutardji Calzoum Bachri, AMUK KAPAK ,1981

Atas Nama Romansa=Imaji=realita

Sang Fajar telah menampar mukaku setelah sebelumnya telingaku dikejutkan raungan wekerku. Akupun terjaga dari mimpi indah semalam. Hari ini kusadari sebuah hari baru yang harus segera kumulai. “Apa kabar hari baru ! Apa kabar pagi!”, kataku di depan deretan cermin retakku. “Apa kabar hari baru!”, Entah berapa kali kukatakan kalimat itu di ruanganku ini. Hari ini sama saja dengan hari kemarin, sepi, hambar dan penuh dengan rindu. Aku terjerat rindu, terjebak di kubangan masa lalu tapi aku tetap bahagia. Aku hanya tersenyum..entah karena apa aku begitu bahagia hari ini.. tak peduli mimpi atau kenyataan karena memang semuanya sudah bercampur.. (Then night and day, real life and dreams, grew mixed together)….. Selepas rutinitas pagi seperti biasa kuraih heater dan menunggu air didalamnya mendidih. Sambil menunggu tanganku meraih satu sachet kopi Mix menyobeknya dan menaruh isinya dalam cangkir warna putih kesayanganku. Tak lama alunan lagu-lagu radio lokal sudah terdengar dari MP3 player m

Road To Eagle Award

Ada banyak pengalaman yang didapat dari satu cerita bernama Eagle Award 2007. Dimulai dari pencarian ide yang baru bisa ditemukan saat detik-detik pengiriman terakhir hingga wawancara 20 besar yang dilakukan di kegelapan dan dibawah naungan tandon air. Semua dimulai dari sebuah telfon malam-malam..."Dengan M. Fathoni Y?"...wah deg sebenarnya sudah menduga karena kode area 021 ini pasti dari panitia eagle award. "besok ada wawancara lewat telepon"..surprise 20 besar....sudah pencapain yang luar biasa.. Setelah persiapan mental akhirnya wawancara dilakukan. Wawancara yang molor semula katanya jam 1 siang e tahunya jam setengah 7 malam baru ditelpon. Sebuah wawancara yang bikin pusing dengan pertanyaan bertubi-tubi mirip pendadaran kali...35 menit jreng.....kuping panas lewat telepon.. Seharian nunggu pengumuman..kalau ampe malam ga ditelpon brarti kami ga lolos..eh sore-sore no. yang kemarin buat wawancara kecatet di hp...tapi ga tak angkat untung mereka hubungi Honaz

Jawa Timur Punya Lagu..

Sebuah lagu daerah Jawa Timur yang pernah dilarang gara-gara sering dinyanyikan dalam pertemuan2 organisasi PKI... Gendjer-gendjer neng ledokan pating keleler Gendjer-gendjer neng ledokan pating keleler Emake thole teka-teka mbubuti gendjer Emake thole teka-teka mbubuti gendjer Oleh satenong mungkur sedot sing tolah-tolih Gendjer-gendjer saiki wis digawa mulih Gendjer-gendjer esuk-esuk digawa nang pasar Gendjer-gendjer esuk-esuk digawa nang pasar didjejer-djejer diunting pada didasar didjejer-djejer diunting pada didasar emake djebeng tuku gendjer wadahi etas gendjer-gendjer saiki arep diolah Gendjer-gendjer mlebu kendil wedange umob Gendjer-gendjer mlebu kendil wedange umob setengah mateng dientas digawe iwak setengah mateng dientas digawe iwak sega sa piring sambel penjel ndok ngamben gendjer-gendjer dipangan musuhe sega

Negeri Kepalsuan

Sadar atau tidak saat ini kita tengah hidup di negeri kepalsuan. Hidup di dunia imitasi, tiruan, bajakan. Seluruh aspek dari kehidupan secara disadari atau tidak masuk dalam satu dunia; dunia imitasi. Seorang rekan pernah bercerita tentang seorang mahasiswa asing berkewarganegaraan Jepang. Suatu hari orang Jepang itu berkunjung ke sebuah rental VCD. Pada sang penjaga rental ia bertanya setelah sempat kebingungan mencari sebuah software. Apa yang dicari-carinya belum didapatkannya. Entah bagaimana versi asli dari pertanyaannya tapi secara garis besar begini."Mas ada software Photoshop 5 tidak?", tanyanya"Wah sudah ngga' ada. Yang ada Photoshop 7", jawab penjaga rental."Wuih, maju ya disini sudah sampai versi 7. Ditempat saya saja masih versi 5", orang Jepang itu masih saja terkagum-kagum dengan penuh keheranan. Peristiwa yang bisa anda sikapi dengan bangga atau malu. Terserah masing-masing anda dalam menyikapinya. Saat peristiwa ini terjadi kira-kira du

Manusia Merdeka

Seorang rekan dalam buletin yang secara tak sengaja penulis baca pernah bertanya " Seperti apakah manusia merdeka itu?". Sebuah pertanyaan yang mulanya penulis tanggapi dengan biasa saja. Sesuatu yang kurang urgent untuk dijawab dan dikomentari tetapi akhirnya penulis merasa terusik juga untuk mencoba memberi sedikit jawaban. Secara etimologi manusia merdeka terdiri dari dua kata, manusia dan merdeka. Jika membolak-balik kamus besar bahasa Indonesia kata Merdeka dijelaskan sebagai; bebas dari tekanan, berdiri sendiri, tidak terikat dengan sesuatu, tidak dibatasi. Manusia merdeka merdeka berarti manusia yang dirinya bebas dari tekanan tertentu, tidak terikat dan terbatasi aktivitasnya. Penjelasannya seperti itu biasanya akan diikuti dengan pertanyaan baru. Kebebasan yang seperti apa? Pembatasan yang seperti apa? Dan mungkin pertanyaan yang lebih mengena sudahkah menjadi manusia merdeka. Apakah kita sudah merdeka? Kita yang terkadang bisa didentikkan dengan bangsa ini. Jika per

Impian Di Atas Awan

Fath sang Elang Tak Pernah lelah. Petualangannya kini sampai ke puncak menoreh... Pegunungan Menoreh sudah diselimuti kabut tebal meski saat itu waktu baru menunjukkan pukul 15.00 WIB. Di salah satu sudut desa Cacaban Kidul di lokasi yang paling terpencil dan letaknya termasuk paling tinggi sekelompok anak-anak remaja dan dewasa yang jumlahnya kurang lebih 60an. Mereka memenuhi ruang tamu kepala dusun yang letaknya didaerah terpencil tersebut. Mereka adalah kumpulan warga Cacaban Kidul dan Desa Benowo yang lokasinya berdekatan. Diantara kumpulan warga terebut ada dua sosok yang satu berbaju batik dan satunya memakai baju koko. Kumpulan warga yang memenuhi ruangan kepala Dusun tersebut bukanlah sedang mengkuti kegiatan pengajian atau demontrasi. Mereka adalah kumpulan warga belajar di kejar paket B PKBM Tunas Muda desa Cacaban Kidul. Menurut Muhlasin yang notabene merupakan sang ketua penyelenggara kegiatan Kejar paket B ini telah berlangsung sejak beberapa tahun lalu. Kejar Paket B ini

Wajahmu didalam gelas

Membiarkanmu bernyanyi sendu.. Membiarkanmu tersenyum dalam gelas kaca berembun.. Membiarkanmu tertawa di balik bayangan dalam kaca.. Di sini aku terdiam bukan meratap Terdiam hanya sekedar berfikir tentang apa dan semua yang telah terlalui... Aku terdiam hingga akupun tergetar oleh tersapunya embun di pinggir gelas hingga kutemukan kembali wajahmu disana.. Kaupun kembali tersenyum meskipun ku tak tahu apa arti senyummu itu... Gemini Net pojokan Jogja 4 Juli 2007 aku merindukan angin malam

Biar Sajalah

Di wajahmu yang sayu.. Kau Tampak lelah dengan kekerasan hatimu.. Ayo sadarlah kau yang dihimpit resah ditekankan sejuta gelisah.. Kau geram..kau marah Luapkan emosimu pada semuanya.. Jawabku Aku memilih resah Aku memilih gundah Aku memilih gelisah Namun di tempat yang jauh bisa kulihat semuanya tersenyum cerah Aku Bahagia dalam keresahan, kegelisahan, kegundahan Semuanya bagiku lebur dalam bahagia mereka Biarlah aku yang menghadapi semuanya dalam Keteguhanku 4 Juli 2007..eagle flies alone

Atas Nama Apa?

Atas nama aku aku menyapamu...? Atas nama apa aku peduli padamu..? Atas nama apa semua berujung pada ketidakrsionalan? Atas nama apa? Aku bertanya...? Aku Bertanya..? Meskipun akhirnya aku juga menyadari... Atas nama apa aku tanyakan lagi? Aku tak tahu atas nama apa.. Kalibata, 8 Juli 2007

Selembar jarit

Tulisan ini masih erat kaitannya dengan peringatan hari pendidikan nasional. Tulisan yang akan mengisahkan cerita tentang kesulitan ekonomi yang dahadapi seorang guru hingga sampai-sampai menggadaikan jarit hanya untuk tambahan biaya pengobatan anaknya. Tulisan yang secara kebetulan saya alami sendiri sebagai seorang anak dari guru yang bertahun-tahun harus berjuang mengatasi segela keterbatasan fasilitas yang dimiliki. Jarit, kain yang biasanya dipakai dalam busana khas Jawa. Kain yang biasanya diisi dengan motif-motif batik dan sebagian besar berwarna coklat. Lembaran kain yang di dalam kisah kehidupanku dulu sebenarnya sangat-sangat bermakna, memiliki sejarah memilukan dari pahit getirnya kehidupan keluarga pegawai negeri kecil. Kira-kira dua puluh tahun yang lalu, saat itu masih di bangku taman kanak-kanak. Sebuah gigitan kecil dari mahluk yang juga kecil bernama Aides Aigepti memaksaku masuk Rumah sakit. Takut bukan kepalang rasanya membayangkan harus menginap dan diopname untuk b

Pemancar Kemilau

Kemilau yang kucari dari seribu langkah penelusuranku… Kemilau yang telah lama kucari dari rentetan nama-nama dalam buku kehidupanku… Atau kemilau yang terselip begitu saja dalam berlembar-lembar kisah yang baru tersadari di saat yang mungkin sudah terlambat.. Kemilau yang masuk dalam ceritaku di masa lalu, kini dan entah sampai kapan… Kemilau telah menyusup…menuliskan sejarah baru dalam buku kehidupanku….Atau menuliskan sejarah yang berulang-ulang…siapa tahu? Apakah sebenarnya kemilau yang kau pancarkan itu? Atau hanya seberkas cahaya yang terpancar dari sorotan lampu2 mobil yang berjalan dan bergantian? Pemancar kemilau masih mengisyaratkan tanda tanda besar yang tak bisa kutebak-tebak… Kemarin pemancar kemilau mendatangiku… Namun aku sendiri juga tak sepenuhnya tahu apakah itu mendatangi atau hanya sekedar lewat dan menyapaku… Aku sendiri juga tak sepenuhnya sadar saat itu aku terjaga dalam sebuah kesadaran atau hanya bermimpi…. Sebuah pertanyaan yang hingga kini tak bisa kutemukan

Renungan

Jika Satu Kejelekan Terjatuh Diatas Tumpukan Kebaikan Apakah Artinya Semua Jelek? Emas yang telah lama tertumpuk tak kelihatan kilauannya namun ketika setetes noda terjatuh diatas emas kejelekannya mengalahkan kemilau yang sedikit tertutupi olehnya। Kenapa? (Sebuah pertanyaan yang jawabannya cukup disimpan dihati masing-masing yang membacanya.)