Mengarang, bagi sebagian orang mudah, namun bagi sebagian yang lain dianggap susah. Seringkali nampaknya sudah ingin menulis sesuatu namun ketika berhadapan dengan komputer, tak tahu apa yang harus ditulis. Atau sudah bisa menulis namun tiba-tiba di tengah perjalanan seperti kehilangan ide, tak tahu mau dibawa kemana karangan tersebut. Padahal sejak duduk di bangku sekolah dasar pengetahuan mengenai ini sudah diberikan. Setiap ulangan cawu untuk pelajaran bahasa Jawa dan Indonesia ada saja tugas mengarang dengan tema yang sudah diberikan. Proses kreatif mengarang, menurut saya berbeda jika dibandingkan dengan menulis non fiksi. Dan disini daya hayal, imajinasi begitu berperan. Penulis memiliki kekuasaan mau dibawa kemana sebuah cerita. Apakah nantinya berujung bahagia atau sedih atau menyisakan tanda tanya. Atau dengan kata lain semakin terlatih imajinasi seseorang harusnya dengan begitu mudahnya ia bisa menghasilkan cerita-cerita yang menyentuh. Lalu bagaimana melatih daya h
Sebuah Catatan Perjalanan Anak Kampung