Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2015

Asal Muasal Penyebutan Nama Kutang

Anda pasti tahu apa itu kutang? Namun tahukah Anda seperti apa asal-usul pakain dalam kaum hawa ini. Penyebutan nama pakaian dalam wanita ini ternyata memiliki asal usul yang menarik. Pada saat awal abad 19 ketika dimulainya pembangunan proyek jalan Deandels dari Anyer sampai Panarukan tersebutlah seorang pembantu setia Gubernur Jenderal yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek tersebut. Dialah Don Lopez comte de Paris, keturunan Spanyol yang secara penampakan berbadan kekar. Hingga awal abad 19 di daerah Jawa masih banyak penduduk (wanita) yang bertelanjang dada. Mereka hanya memakai penutup di bagian bawah. Bahasa Jawanya ngligo, dan ini sebetulnya hal yang biasa di desa-desa dan kota. Adalah Don Lopez yang pertama kali menyuruh para pekerja paksa proyek jalan Anyer Panarukan itu untuk menutup bagian payudaranya. Kepada budak-budak dari Semarang yang mengerjakan jalan pos di kota tersebut Don Lopez memotong kain putih dan memberi kepada salah satu budak perempuan yang

Suatu Malam Di Angkringan

Lelaki setengah tua masih sibuk melayani para pembelinya. Dia dengan sangat cekatannya meracik segelas teh dan wedhang jahe panas pesanan langganannya. Sekali-sekali ia tersenyum dan mengobrol dengan orang-orang yang menunggu pesanannya. Malam ini memang bangku-bangku di angkringan ini telah dipenuhi oleh para pembeli setianya. Ramah dan murah senyum barangakali itu yang menjadi kunci suksesnya selama ini berdagang angkringan. Remang-remang lampu minyak menerangi angkringan, salah satu ciri khasnya selain penutup yang sebagian besar berwarna oranye. Jika dirasakan lampu seperti itu tak cukup untuk menerangi seluruh sisi warung akan tetapi justru ini yang menambah cita rasa, suasana tersendiri yang membuat orang berjam-jam kerasan untuk nongkrong di warung itu. Suasana yang justru akan kehilangan sesuatu jika menggunakan lampu yang lebih terang. Suasana remang-remang dan sedikit gelap ternyata hanya diluarnya saja. Tak begitu dengan hati mereka yang ada di sana justru kebanyakan

Peringatan Imlek Di Ibu Kota

Pagi hari yah mungkin agak siang jam setengah sembilan saya berangkat rencananya hunting foto peringatan Imlek. Setelah sempat nyasar tanpa tujuan akhirnya saya menuju ke Glodok. Menurut cerita dari teman-teman saya dan berita di daerah tersebut biasanya ramai sekali tatkala tahun baru imlek tiba. Saya baru pertama kali melihat seperti apa peringatan Imlek sehingga tak tahu lokasi acara tersebut berlangsung. Dari halte busway Glodok saya menyeberang jalan. Menyusuri pertokoan yang di pinggirannya banyak pedagang asongan dengan beragam dagangan. Yang nampak oleh saya kebanyakan adalah penjual CD, VCD bajakan. Sempat juga seorang pedagang memanggil saya dan menawari sebuah CD ternyata di tempat yang lain masih dideretan tersebut saya baru tahu yang ditawarkan adalah CD film dewasa..hehehe. Saya terus berjalan dan di depan pasar Glodok saya menyeberang. Saya kira di tempat itulah lokasi peringatan Imlek namun ternyata di pasar tersebut kosong. hanya ada beberapa toko saja yang buka