Skip to main content

Agar Saat Tua Tak Mudah Lupa

Bertambahnya usia diiringi bertambahnya gejala kepikunan. Kopi dan teh disebut-sebut ampuh mengurangi kepikunan. Bermasyarakat juga diteliti mampu menghambat gejala mudah lupa.

Orang bisa disebut mengalami kepikunan (dimensia) jika setidaknya punya tiga atau lebih gejala pikun. Gejala-gejala kepikunan berupa gangguan dalam seperti perhatian (atensi), daya ingat (memori), orientasi tempat dan waktu, serta kemampuan konstruksi dan eksekusi (seperti mengambil keputusan, memecahkan masalah).

Gejala-gejala tersebut terkadang juga disertai dengan gangguan emosi, cemas, depresi dan agresivitas. Bila gejala di atas tidak ditanggulangi secara dini, bisa jadi akan memburuk. Mudah lupa (forgetfulness) yang timbul karena fisiologis, biasanya banyak ditemui pada orang usia lanjut. Kondisinya bisa saja normal, namun bila mudah lupa itu sudah berada di antara kondisi fisiologis normal dan dan dimensia alzheimer yang patologis, maka sudah termasuk mengidap gangguan kognitif ringan atau mild cognitive impairment ( MCI ).


“Usia lanjut di atas 65 tahun berisiko tinggi mengalami kepikunan. Gejala demensia yang umum, ialah berupa gangguan daya ingat (memori), gangguan perilaku dan berkurangnya kemampuan berfungsi sehari-hari,” kata Dr. Subaidah Metta Yani, SpS dari RS Mitra Kemayoran, Jakarta, seperti ditulis web www.mitrakeluarga.com.

Manfaat Kopi

Banyak riset dan kajian tentang dimensia. Para ahli berusaha mencari cara yang tepat untuk memperlambat atau mencegah datangnya kepikunan. Dari berbagai kajian tersebut ada berbagai solusi yang ditawarkan.

Misalnya kajian ilmuwan dari Amerika Serikat mengenai manfaat kopi bagi para kaum lansia. Dari riset yang mereka lakukan ditemukan fakta ternyata kopi dianggap mampu mencegah kepikunan. Hasil penelitian terbaru menunjukkan minum tiga cangkir kopi sehari bisa membantu mengatasi kepikunan pada wanita lanjut usia. Jika hal itu terbukti benar maka ini adalah cara mengatasi gejala penuaan dengan cara yang lebih menyenangkan.

"Makin banyak kopi yang diminum, makin baik dampaknya pada fungsi memori secara keseluruhan, khususnya pada wanita," kata Karen Ritchie dari Institut Riset Kedokteran Perancis, seperti dikutip Reuters. Namun efek positif dari kopi tersebut hanya terjadi pada wanita sepuh.

Selama proses riset para peneliti coba melacak riwayat kesehatan dan fungsi mental 7.000 sampel pria dan wanita dari tiga kota di Perancis. Dari para responden tersebut digali berbagai informasi melalui wawancara mulai dari pola makan hingga kebiasaan minum mereka di masa lalu, selain itu ditanyakan pula kegiatan harian yang biasa mereka lakukan. Informasi yang dikumpulkan tersebut akan digunakan untuk melihat apakah kafein memiliki fungsi khusus dalam kehidupan para responden.

Dari hasil penelusuran tersebut ternyata responden wanita penggemar kopi, yang minum lebih dari tiga cangkir sehari, kemampuan memori dan komunikasi mereka lebih baik dibanding yang jarang minum kopi. Efek yang ditimbulkan dari kopi ternyata tergantung pada usia. Lansia berusia lebih dari 80 tahun lebih merasakan manfaat dari minuman berkafein tersebut dibanding mereka yang berusia 15 tahun lebih muda.

Hambat Pikun Dengan Teh

Ternyata tak hanya kopi yang mampu menghambat kepikunan. Dalam penelitian selama 4 tahun, Professor Ng Tze Pin dari Departemen Kedokteran Psikologi Universitas Nasional Singapura, seperti dilaporkan The Sunday Times, mengungkap manfaat dan kebaikan teh bagi otak.

Dari hasil penelitiannya, secangkir teh tak hanya berguna dalam menjaga kesehatan pembuluh darah. Minuman dari pucuk daun alami ini juga sangat bermanfaat bagi otak, yakni ampuh memperlambat proses degenerasi sel-sel serta menjaga pikiran tetap tajam, meski peminumnya sudah tua. ”Setiap jenis teh dapat memberikan manfaat. Teh itu murah, tidak beracun dan dikonsumsi secara luas," kata Professor Ng.

Bersama timnya, sang profesor menemukan bahwa senyawa alami dalam teh yang disebut catechins, dapat melindungi sel-sel otak dari kerusakan akibat akumulasi protein yang berlangsung selama bertahun-tahun. Dampak proteksi yang dihasilkan dari kebisaaan meminum teh ini diyakini mampu memelihara kemampuan kognitif otak.

Menurut Ng, kandungan kafein dalam teh, tidak seperti dalam kopi, mengandung sejenis protein alami yang disebut theanine. Zat ini mampu meredam efek samping yang normal dari kafein seperti peningkatan tensi darah, sakit kepala dan kelelahan.

Degenerasi sel-sel otak, yang disebabkan oleh kombinasi hilangnya sel-sel syaraf, predisposisi gen-gen, stroke ringan dan meningkatnya kadar protein yang merugikan, seringkali mengakibatkan timbulnya penyakit kepikunan atau demensia. Untuk sampai pada kesimpulan, para peneliti menggelar riset dengan cara memantau kebiasaan meminum teh sekitar 2.501 partisipan keturunan China berusia 55 tahun. Riset ini digelar mulai September 2003 hingga Desember 2005.

Bermasyarakat Juga Ampuh

Bersosialisasi dengan teman, sahabat dan keluarga ternyata punya manfaat lebih bagi kesehatan mental wanita lansia. Tak hanya mengangkat semangat wanita lansia hal itu bahkan bisa meningkatkan daya ingat dan mungkin membantu mencegah kepikunan. Kiranya seperti itulah hasil studi yang baru di Amerika.

Dari sciencedaily.com sebuah situs internet tentang ilmu pengetahuan dan teknologi diceritakan sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2001. Subjek dalam kajian itu mencakup nenek-nenek berumur sekurangnya 78 tahun. Mereka yang dijadikan sebagai subjek penelitian disyaratkan terbebas dari 3 tanda-tanda kepikunan. Gejala-gejala tersebut berupa gangguan dalam seperti perhatian (atensi), daya ingat (memori), orientasi tempat dan waktu, kemampuan konstruksi dan eksekusi (seperti mengambil keputusan, memecahkan masalah). Riset dilakukan dengan cara wawancara antara tahun 2002-2005.

“Kami telah melakukan wawancara terhadap orang yang tidak mengalami dimensia dan yang mampu untuk melaporkan kegiatan bermasyarakat mulai dari tahun 2001,” kata pimpinan riset Valerie Crooks. Crooks merupakan Direktur administrasi uji klinik dan seorang peneliti di Southern California Permanente Medical Group. Studi tentang hal ini sempat muncul di topik bulan Juli dari The American Journal of Public Health. Responden yang mampu melaporkan kegiatan mereka itu, terbukti tidak dimensia karena seanjang masa tuanya masih aktif bermasyarakat.

Beragam cara mencegah kepikunan itu boleh saja dilakukan. Tapi jangan lupa agar selalu menjaga pola hidup sehat dan berolahraga, yang jelas terbukti ampuh menjaga kesehatan fisik dan rohani kaum sepuh.

Fathoni Arief
(Dari Berbagai Sumber)


Comments