Skip to main content

Profil SKB Gayam Yogyakarta, Melayani Yang Tak Terlayani

Gedung SKB Gayam Yogyakarta

Agus Wahib sibuk membolak-balik beberapa berkas. Dari kumpulan berkas dihadapannya ia mencari satu persatu. Di depannya dua orang ABG belasan tahun menunggu. Tak lama kemudian Ijazah tanda lulus ujian paket C mereka terima. Mereka merupakan bagian dari peserta ujian kesetaraan paket C yang berasal dari siswa yang gagal di Ujian Nasional.

Masyarakat Yogyakarta kini mulai melirik pendidikan nonformal untuk mencapai kebutuhan mereka atas layanan pendidikan. Animo masyarakat kota Yogyakarta terhadap pendidikan kesetaraan ternyata cukup tinggi. Kondisi tersebut antara lain ditambah dengan siswa yang yang tidak lulus ujian nasional yang mengikuti ujian setara paket B dan C.

Dilihat dari jumlah peserta dari adat yang ada juga menunjukan angka yang tidak sedikit. “Tahun 2006 kami mengirim 623 orang peserta ujian kejar paket C dan yang berhasil lulus sekitar 443 orang atau 71 persen”, kata Agus Wahib pengelola kejar Paket C di Sanggar Kegiatan Belajar Kota Yogyakarta.

Unit Pendidikan Kesetaraan di Sanggar Kegiatan Belajar Kota Yogya memiliki 4 jenis layanan, yaitu Kejar Paket A setara SD, Kelompok Belajar Paket B setara SMP, Program Non-Reguler, serta Kelompok Belajar Paket C Setara SMA.
Kegiatan-kegiatan Paket A, B dan C tersebut dikelola oleh SKB Yogyakarta.

SKB Kota Yogyakarta saat ini dipimin Dra. Henny Astuti. Gedung utamanya berlokasi di Jl. Gayam, Yogyakarta. Sehingga abnyak yang menyebutnya SKB gayam. SKB ini banyak berperan sebagai unit pelaksana teknis dinas pendidikan bidang nonformal. UPT SKB Kota Yogyakarta memiliki 4 divisi: Divisi Pendidikan Kesetaraan, Divisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Divisi Pembinaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM), serta Divisi Pemberdayaan Masyarakat.

Program-program pelatihan baik untuk tutor maupun pengelola program kesetaraan juga diselenggarakan di sana. Misalnya, Pelatihan Tutor Paket B setara SMP dan C setara SMA tentang KTSP, Pelatihan Tutor Paket B setara SMP, Pelatihan Tutor Paket A setara SD dan Pelatihan Pengelola Program Kesetaraan.
Peserta program-program yang diselenggarakan SKB Yogkarta berasal dari berbagai rentang usia dan latar belakang sosial ekonomi yang beragam. Misalnya, khusus untuk paket C, pesertanya banyak dari kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS), pegawai swasta, dan siswa yang putus sekolah.

DAYA TARIK PENDIDIKAN KESETARAAN

Pendidikan kesetaraan memang tersedia untuk menampung masyarakat yang tak terlayani oleh pendidikan formal. Penyebabnya bisa karena berbagai hal. Mulai dari alasan ekonomi, sampai dengan karena tak lulus ujian nasional.
Proses pembelajaran di program kesetaraan agak berbeda dengan pendidikan formal. Pendidikan kesetaraan memakai konsep andragogi. “Konsep andragogi merupakan sebuah konsep yang menganggap peserta didiknya sebagai orang yang telah memiliki pengalaman belajar dengan latar belakang profesi yang berbeda,” papar Agus Wahib.

Mengingat kondisinya yang sangat heterogen ini, kadang menimbulkan beberapa kendala di lapangan. “Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda, daya serap peserta didik terhadap materi pun bervariasi. Pelajaran jadi harus diberikan tidak tergesa-gesa, pengajar pun harus telaten. Mereka dibagi berdasarkan kelompok-kelompok sesuai dengan kemampuan daya serapnya agar lebih efektif”, kata Agus Wahib.

Yang agak memprihatinkan, hingga saat ini penyampaian materi paket pendidikan kesetaraan di SKB Kota Yogyakarta, masih meminjam ruang belajar dari beberapa sekolah formal yang ada. Tentang pendidikan kesetaraan hal yang harus mendapat perhatian menurut Agus Wahib adalah pengakuan terhadap outputnya. ”Oleh karena itu kami meminta pemerintah dan perguruan-perguruan tinggi dapat mengakui ijazah yang dikeluarkan oleh pendidikan kesetaraan,” tutur Agus Wahib.

PENDIDIKAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pengembangan program dalam divisi pendidikan dan pemberdayaan masyarakat mengacu pada 3 hal, yaitu: kebutuhan belajar masyarakat, kebutuhan pasar, dan kemampuan SKB. Bagi kebutuhan masyarakatnya untuk mengatasi para pengangguran di kotanya, SKB Kota Yogyakarta menyelenggarakan Kursus Para Profesi (KPP). Kursus ini memang ditujukan bagi para penganggur untuk dididik dan dilatih agar mempunyai kemampuan profesional setingkat operator pada jenjang profesi tertentu, seperti pegawai/staf keamanan, pegawai di bidang kesehatan, dan kecantikan.

Pola yang dilakukan di KPP SKB Yogyakarta, cukup menarik perhatian. Sebutannya three in one. Maksudnya terdiri dari pelatihan berbasis kompetensi, sertifikasi yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi profesi, dan penempatan lulusan di dunia usaha dan dunia industri. Kelancaran penyelenggaraan KPP SKB Yogyakarta juga didukung kerjasama dengan beberapa pihak. Kursus yang diselenggarakan oleh KPP bidang keamanan, bekerjasama dengan PT Garda Total Security. Di sisi lain, kerjasama juga dijalin antara KPP Medical Representative dengan Jogja Bhakti Husada.

Berbeda dengan Pendidikan Kecakapan Hidup yang lebih dikenal dengan istilah program life skill. Life skill program lebih ditujukan kepada pribadi-pribadi yang ingin membuka usaha secara mandiri. Dalam life skill, para peserta didik diberikan pelatihan, sertifikasi, lebih di motivasi untuk pembentukan kelompok usaha, dan diberikan pula program pendampingan. Program life skill yang telah dilaksanakan UPT SKB Kota Yogyakarta diantaranya adalah Life skill Aneka Monte, Life skill Donat, dan Life skill VCO. Kelompok-kelompok yang ada sampai saat ini telah menjalankan usahanya secara mandiri.

PENGEMBANGAN SKB

Tahun 2007 ini UPT SKB Yogyakarta berniat mengembangkan beberapa program kegiatan. Beberapa yang akan dikembangkan diantaranya UPT SKB sebagai International Computer Driving License (ICDL) Approved Test Centre (ATC). Menurut Agus Wahib Penyelenggaraannya salah satunya dilatarbelakangi adanya tuntutan dari perkembangan isu pendidikan di masyarakat, bahwa kompetensi atau keahlian yang dimiliki seseorang tak hanya dilihat dari keterampilannya namun harus dibuktikan dengan sertifikasi yang dimilikinya.

Sebagai bagian dari program stimulasi dari Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal (PNF-I), SKB Kota Yogyakarta telah memperoleh bantuan dana untuk penyelenggaraan pelatihan dan tes untuk 20 orang masing-masing sebesar 700.000,-. Dana tersebut sudah termasuk didalamnya biaya operasional/ manajemen SKB Kota Yogyakarta sebesar Rp 1,8 juta,-. Pelaksanaannya sendiri telah digelar pada awal bulan Maret lalu.

Bidang lain yang direncanakan akan dikembangkan di sana adalah Laboratorium IPA untuk proses pembelajaran di Paket B setara SMP. Pada tahun 2006, UPT SKB memperoleh bantuan melalui alokasi dana APBNP 2006 berupa seperangkat peralatan laboratorium untuk pembelajaran IPA Paket B setara SMP.

Pengembangan programnya juga membidik Laboratorium Komputer dan Bahasa. Hal ini dilakukan atas dasar kebutuhan tambahan pendidikan keterampilan komputer dan bahasa asing yang nantinya akan lebih banyak diaplikasikan dalam dunia kerja. Tercatat hanya 30 persen dari lulusan setingkat SMA yang mampu melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi dan 70% dari lulusan memilih terjun langsung di dunia kerja. Untuk itulah bekal keterampilan komputer dan bahasa asing harus disiapkan. Pada 2007, melalui anggaran Ditjen Pendidikan Nonformal dan Informal Depdiknas, UPT SKB memperoleh bantuan berupa seperangkat peralatan laboratorium komputer dan bahasa.

Selain itu, UPT SKB juga mengembakan Sistem Informasi Manajemen (SIM) pendidikan nonformal. Artinya, diharapkan SKB ini dapat menjadi pusat informasi pendidikan nonformal (PNF) kota Yogyakarta. Program yang akan dikembangkan SIM adalah pengembangan situs SKB Yogyakarta, berperan sebagai pusat data program-program PNF kota Yogya dan menjadi pusat data pendidik dan tenaga Kependidikan kota Yogyakarta. Untuk mendukung program tersebut, SKB mendapat bantuan berupa 2 unit komputer dari Ditjen Pendiidkan Nonformal dan Informal Depdiknas.


Bagi Andayang ingin mengetahui lokasi dan alamat SKB Gayam bisa melihat peta di bawah ini : 





Fathoni Arief (Yogyakarta) 
Dimuat di Majalah MISI Direktorat PTK PNF Depdiknas

Comments