Skip to main content

Negeri Kepalsuan

Sadar atau tidak saat ini kita tengah hidup di negeri kepalsuan. Hidup di dunia imitasi, tiruan, bajakan. Seluruh aspek dari kehidupan secara disadari atau tidak masuk dalam satu dunia; dunia imitasi.

Seorang rekan pernah bercerita tentang seorang mahasiswa asing berkewarganegaraan Jepang. Suatu hari orang Jepang itu berkunjung ke sebuah rental VCD. Pada sang penjaga rental ia bertanya setelah sempat kebingungan mencari sebuah software. Apa yang dicari-carinya belum didapatkannya.

Entah bagaimana versi asli dari pertanyaannya tapi secara garis besar begini."Mas ada software Photoshop 5 tidak?", tanyanya"Wah sudah ngga' ada. Yang ada Photoshop 7", jawab penjaga rental."Wuih, maju ya disini sudah sampai versi 7. Ditempat saya saja masih versi 5", orang Jepang itu masih saja terkagum-kagum dengan penuh keheranan.
Peristiwa yang bisa anda sikapi dengan bangga atau malu. Terserah masing-masing anda dalam menyikapinya.

Saat peristiwa ini terjadi kira-kira dua tahun yang lalu. Tahu sendiri bagi kita yang hobi dengan komputer tahu kapan terkahir kali Photoshop beredar di Indonesia.
Sebuah peristiwa yang menggambarkan betapa hebatnya dunia bajak-membajak, palsu memalsu di Indonesia. Peredaran yang ditunjang dengan permintaan yang tinggi pula.Sudah menjadi rahasia umum banyak diantara mahasiswa asing jika datang kesini satu hal yang disempatkan adalah berburu software bajakan.

Untuk lebih meyakinkan betapa hebatnya negeri bajakan yang saat ini kita diami bisa ditelusuri dari kesehariaan kita. Mulai dari pakaian, CD, alat elektronik, alat tulis, sandal jepit dan yang lebih parah adalah tingkah laku dan model yang kita tiru.
Budaya bajak membajak, ternyata tak hanya di kalangan bawah saja. Justru di kalangan terpelajarlah kebiasaan ini bertumbuh subur. Mahasiswa sebagai salah satu pelaku utama bajak-membajak dengan suburnya usaha fotokopi di sekitar kampus.
Jika ditelusuri lebih dalam di kalangan ini kita bisa temukan para pelaku dengan masing-masing spesialisasinya. Mulai pembajak buku, plagiat Tugas Akhir, Plagiat laporan Kerja praktek ataupun plagiat laporan praktikum.

Di tengah gencar-gencarnya mereka berdemo dan menentang KKN baju dalam mereka telah tertulis nama plagiator, pembajak kecil-kecilan, pemalsu absensi. Hal kecil yang terus-menerus dilakukan. Ibarat benih golongan ini terus saja menyiraminya hingga secara tak sadari benih itu tumbuh menjadi pohon yang berbuah kepalsuan pula.
Hidup di negeri kepalsuan dalam sebuah istana imitasi dan bajakan...mungkin saja nanti ada sumpah kepalsuan para pemuda plagiat dan pembajak.

Kami putra dan putri kepalsuan bertanah air satu tanah air bajakan...Kami putra dan putri kepalsuan berbahasa satu bahasa kepalsuan..Kami putra dan putri kepalsuan berbangsa satu bangsa Plagiat..
Di akhir tulisan .....
Ada sebuah harapan tentu saja harapan yang asli bukan palsu kembali pada dunia keterusterangan, dunia asli dan bukan imitasi.....sesuatu yang asli selalu lebih berharga daripada yang imitasi.....

Harapan yang tinggal harapan jika anda juga menganggap saya sendiri juga termasuk bagian dari penghuni istana kepalsuan ini...
Kepedulian seorang biasa akan bangsanya.....dan semoga ini juga bukanlah kepedulian palsu

Pogung Dalangan, 13 Oktober 2006