Seroja, Laskar Pelangi dan Verrys Yamarno

Bunga Seroja, tanaman bernama latin Nelumbo nucifera. Tanaman yang hidup di air ini diperkirakan berasal dari India. Bunga ini memiliki banyak manfaat, bunga, biji, daun hingga akar bisa dimakan. Konon, sejak jaman mesir kuno bunga ini sudah diistemewakan.

Tahun 50an, Seroja diangkat menjadi satu judul lagu, dinyanyikan Said Effendi, maestro musik melayu yang tersohor sampai negeri Jiran.

Seroja kembali muncul sebagai salah satu soundntrack film laskar Pelangi jelang akhir tahun 2008. Film yang diangkat dari novel Andrea Hirata ini mendapat sambutan luar biasa dari penikmat film. Fakta tersebut membuat saya sangat penasaran, sebenarnya apa yang menarik dari film ini. Saya masih ingat, waktu itu di banyak bioskop di Jakarta selalu dipenuhi mereka yang antre tiket film garapan Sutradara Mira Lesmana ini. Fenomena seperti ini berlangsung hingga beberapa pekan.

Saya termasuk orang yang malas berjam-jam demi selembar tiket, jadi sayapun mencari bioskop yang tak harus antri. Setelah survey kecil-kecilan saya coba datang ke Plaza Senayan. Benar saja, tanpa harus antri berjam-jam saya bersama dua orang rekan bisa mendapatkan tiket, meski harganya memang lebih mahal dikit jika dibanding bioskop dekat kos saya, Kalibata Mall.

Rupanya memang tak salah jika banyak orang penasaran dengan Laskar Pelangi. Sebagai orang awam saya sangat terkesan dengan jalan cerita dan akting para pemeran di film ini. Ada satu tokoh yang menurut saya unik dan kreatif, Mahar.

Hingga film selesai diputar saya masih terngiang soal radio transistor, menjemur batterai, dan saat tokoh yang diperankan Verys Yamarno ini menyanyikan lagu bunga seroja. Kalau saja waktu itu umur saya masih bisa dihitung dengan jari, mungkin sosok ini bakal menginspirasi saya. Ada adegan saat Mahar bermain rebana sambil bersenandung Seroja, menghibur Ikal yang tengah gundah gulana. Mahar dengan suara melengking menyanyikan lagu Melayu yang pernah sangat populer tersebut.

Melihat keunikan dan keanehan tokoh ini rasanya seperti melihat cermin saja. Keanehan-kenehan yang dulu begitu melekat dengan masa kecil saya. Saking terkesannya dengan film laskar pelangi pagi hari saya langsung menulis review saya dan memposting di blog.

Enam tahun, posting saya di blog pribadi, itupun terkubur dengan artikel lain hingga saya tergerak membacanya lagi, setelah melihat berita mengejutkan di media online, sang pemeran tokoh nyentrik itu ditemukan meninggal di kamar kos. Verys Yamarno, pemeran bocah nyentrik, tak lagi bisa menyenandungkan “Seroja”.

Sang pemeran Mahar kini hanya bisa terdiam, tapi bukan karena termenung. Verys kembali menghadap sang Khaliq, dalam sunyi, jauh dari keluarga dan orang terdekat, kepergian yang mendadak.Verys telah berada di peristirahatan terakhir di tanah kelahiran, Belitung, tanpa lantunan lagu seroja atau musik melayu, namun beriring panjatan doa dari semua yang berduka.

Verys mungkin telah meninggalkan kita, namun tak demikian dengan Mahar. Tokoh nyentrik ini akan selalu hidup dan dikenang sebagai sosok istimewa seperti Bunga Seroja.


Mari menyusun seroja bunga seroja

Hiasan sanggul remaja putri remaja

Rupa yang elok dimanja jangan dimanja

Pujalah ia oh saja sekedar saja

Mengapa kau bermenung oh adik berhati bingung

Mengapa kau bermenung oh adik berhati bingung
Janganlah engkau percaya dengan asmara

Janganlah engkau percaya dengan asmara

Sekarang bukan bermenung dalam termenung

Sekarang bukan bermenung dalam termenung

Mari bersama oh sayang memetik bulan

Mari bersama oh sayang memetik bulan

Mari menyusun seroja bunga seroja
Hiasan sanggul remaja putri remaja

Rupa yang elok dimanja jangan dimanja

Pujalah ia oh saja sekedar saja



(Lirik Lagu Seroja)


Berbagi takkan pernah membuatmu merugi

Sumber Image : Wikipedia

Post a Comment for "Seroja, Laskar Pelangi dan Verrys Yamarno"