Skip to main content

KUDEKAP KUSAYANG-SAYANG

Oleh : Emha Ainun Naijb

Kepadamu kekasih kupersembahkan segala api keperihan di dadaku ini
demi cintaku kepada semua manusia
Kupersembahkan kepadamu sirnanya seluruh kepentingan diri dalam hidup demi mempertahankan kemesraan rahasia, yang teramat menyakitkan ini, denganmu

Terima kasih engkau telah pilihkan bagiku rumah persemayaman dalam jiwa remuk redam hamba-hambamu
Kudekap mereka, kupanggul, kusayang-sayang, dan ketika mereka tancapkan pisau ke dadaku, mengucur darah dari mereka sendiri, sehingga bersegera aku mengusapnya, kusumpal, kubalut dengan sobekan-sobekan bajuku
Kemudian kudekap ia, kupanggul, kusayang-sayang, kupeluk, kugendong-gendong, sampai kemudian mereka tancapkan lagi pisau ke punggungku, sehingga mengucur lagi darah batinnya, sehingga aku bersegera mengusapnya, kusumpal, kubalut dengan sobekan-sobekan bajuku, kudekap, kusayang-sayang.

1994

(Dari Kumpulan sajak Abracadabra Kita Ngumpet, Yayasan Bentang Budaya Yogyakarta, 1994, halaman 7) Republika, 24 Januari 1999

Entah kenapa kau tanyakan kenapa? Harusnya aku yang bertanya kenapa di satu penggalan yang pernah kau tancapkan menjadi luka...

Comments