Catatan Dari Atas Kapal Penyeberangan

kapal penyeberangan
Adakah cara untuk menghapus kesedihan?
Adakah yang lebih indah dari kerinduan?
Jawabku : Ada, Itulah..Kisah Perjalanan...
REMBULAN dan bintang masih bersinar dan setia menghiasi malam di atas kapal penyeberangan Bakauheuni - Merak. Meskipun cahayanya tak sesempurna purnama dan kerlip bintang terhalang silaunya lampu kapal dan mercusuar.

Satu demi satu mobil, truk, motor, dan manusia memenuhi kapal feri tujuan pelabuhan Merak. Satu satunya pintu masuk di Feri itupun menganga. Memakan kendaraan-kendaraan itu. Sementara di sisi samping orang-orang berduyun-duyun naik ke atas kapal. Aku, adalah satu diantara manusia yang berada di atas kapal feri ini.

Kapal Feri yang kutumpangi, kali ini, punya dua kelas...di bagian dasar geladak kelas bawah, dan bagian atas disekat menjadi dua. Bagian luar berisi kursi-kursi, terbuka dan ada hiburan musik-musik dangdut koplo. Sedangkan sekat yang lainnya adalah ruangan yang sedikit tertutup ada AC namun karena kecil dibantu dengan beberapa kipas di samping. Sebagai tambahan informasi lampu juga tak begitu terang-redup-redup.

Satu demi satu muatan telah masuk ke kapal penyeberangan ini. Dan perlahan kapal mulai tinggalkan pelabuhan Bakaheuni Lampung,....Musik organ tunggal, dan suara biduan menandai pergerakan kapal...

Karena ingin menikmati suasana malam meski sudah beli tiket di kelas atas ( meski kelas atas : bisa dibilang ga begitu nyaman) aku bersama seorang teman turun ke geladak kapal.


Geladak kapal, dengan mobil-mobil terparkir, pedagang minuman, penjual jamu dan obat gosok, tukang pijit, tempat tidur yang disewakan mewarnai suasana disana. Diantara mereka aku melangkah, duduk di dekat pagar pinggir kapal memandang lautan. Menikmati desir angin, melihat sorot lampu mercusuar di kejauhan, dan tentu saja suara ombak serta sayup-sayup suara biduan yang sayup-sayup masih terdengar.

Dalam diamku kulihat orang-orang yang asyik dengan aktivitasnya masingt-masing. Ada yang tengah keenakan dipijit, sementara yang lain harus rela antri. Ada yang duduk-duduk di pinggir berbincang dengan rekannya, entah apa yang dibicarakan. Nampaknya bukan sesuatu yang serius. Tak lama mereka berbincang, beberapa saat kemudian mereka masuk ke mobil, mungkin saja memang sudah mengantuk. Ada juga seorang tentara yang mondar-mandir cari tumpangan. " Bawa mobil mas?" tanyanya. Akhirnya bisa kuketahui si tentara yang baru pulang kampung dan hendak balik ke tempat tugas di Bekasi.

Terganggu dengan asap dari corong kapal akupun mencari tempat lain. Di daerah lain, ditengah di pembatas besi yang bisa kugunakan duduk. Tempat ini cukup nyaman bagiku untuk melihat keatas, melihat rembulan yang redup semakin redup tertutup awan tipis. Sambil mengantuk kulihat keatas. Nampak hanya siluet biduan bergoyang dengan lagu-lagu terkenal yang dinyanyikan dengan irama dangdut. Goyang biduan yang makin lama makin erotis saja. Di depan penumpang yang sesekali ikut menyanyi.

Kapal terus bergerak, meski mengantuk aku enggan ikut-ikutan masuk mobil dan terlelap. Masih ingin menikmati tengah malam di kapal penyeberangan, melihat macam-macam tingkah laku orang. Sesekali melihat langit yang hanya dihiasi rembulan dan satu bintang...

...Ini adalah perjalananku untuk kesekian kalinya. Hanya karena rasa keingintahuanku. Yah ikut saja seorang senior yang kebetulan ada acara ke Bandar Lampung...Meski hanya 2 hari cukup sudah membuatku lepas dari penatnya kehidupan di Jakarta, bukan karena kerjaan namun karena getirnya kenangan...

Sambil terkantuk-kantuk, mataku terusik dengan dua bocah yang potret memotret. Mereka bergantian berpose berfoto. Hmmm..ditengah kantuk masih bisa membuatku sedikit tersenyum. Sementara dari kejauhan nampak siluet biduan melanggak-lenggok.

Waktu terus berjalan, serombongan ibu-ibu diantara mereka nampak ibu tua dengan tubuh sudah bongkok. Mereka menuju lambung kapal mungkin tempat bis-bis mereka diparkir...

Ucapan salam dari biduan malam itu menutup malam..Kapalpun mulai mendekat..perlahan satu demi satu mobil, motor dimuntahkan kapal..dan penumpang berderet tinggalkan kapal menuju tujuan masing-masing...

Bakauheuni-Merak, 3 Agustus 2009

Satu Kisah Tentang Sepotong Perjalanan


Post a Comment for "Catatan Dari Atas Kapal Penyeberangan"