Skip to main content

Susahnya Mensyukuri Nikmat

susahnya mensyukuri nikmat
Bersyukur, Hal yang begitu mudah diucapkan namun dalam pelaksanaanya gampang-gampang susah. Coba saja Tanya pada hati anda yang paling dalam, sudahkah anda selalu bersyukur dalam setiap kondisi? Silahkan anda jawabanya sendiri. Namun, mungkin saja saya termasuk dalam orang-orang yang belum sepenuhnya bersyukur.

Dalam kehidupan sehari-hari bersyukur atas nikmat seperti selalu mendapat rizki, kesehatan, kesempatan relatif lebih mudah dibandingkan saat mendapat anugerah rizki yang pas-pasan, kesempatan yang tak kunjung datang. Dalam kondisi seperti itu seringkali kita lupa untuk mensyukuri  nikmat yang lain seperti meskipun rizki pas-pasan namun masih diberi kesehatan, iman dan Islam. Tapi begitulah manusia termasuk saya selalu saja melihat kanan-kiri. Ada satu potongan syair yang menyentuh, pernah dibacakan oleh Gus Dur sewaktu masih hidup.
Gampang kabujuk nafsu angkoro
Ing pepahese gebyareng dunyo
Iri lan meri sugieh tonggo
Mulo atine peteng lan nisto
.....
Uripe ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo nadjan pas-pasan
Kabeh dinakdir saking pengeran


(Syair Gus Dur)


Membaca petikan syair diatas, sepertinya langsung mengena pada diri saya. Kata-kata yang menggambarkan kepicikan saya sebagai manusia yang tengah tenggelam dalam hiruk pikuk dunia. Selalu melihat yang atas dan kurang memperhatikan yang bawah dalam hal urusan dunia persis seperti “Gampang kabujuk nafsu angkoro, Ing pepahese gebyareng dunyo, Iri lan meri sugieh tonggo, Mulo atine peteng lan nisto.”

Ah, meskipun sulit marilah kita selalu bersyukur atas nikmat dan karunia Allah. Bukankah Allah telah menjanjikan siapa yang bersyukur bakal mendapat nikmat-nikmat yang lain. Belajar bersyukur supaya hati tidak selalu gelap dan nista.

Karanggede, 22 April 2011

Berbagi takkan pernah membuatmu merugi

Comments