Skip to main content

Harapan Baru di Era Jokowi

Ahad, 26 Oktober 2014, momen yang lagi ditunggu rakyat Indonesia akhirnya tiba. Presiden Joko Widodo mengumumkan nama-nama menteri di kabinetnya. Kabinet yang dinamakan dengan kabinet kerja. Meskipun sempat tertunda lebih dari sejam dan sempat memunculkan beragam tanda tanya satu demi satu menteri dibacakan hari itu juga.

Diantara nama yang duduk di kabinet Jokowi ada beberapa tokoh yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri sebut saja Menteri Sosial Khofifah Indah P, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Agama Lukman Hakim dan Menko Ekuin Sofian Djalil. Nama terakhir ini saya cukup familiar tak hanya melihat wajahnya di layar kaca saja namun sempat mewancarai ketika saya bekerja di harian bisnis ekonomi KONTAN, tahun 2008. Waktu itu Sofian Djalil masih menjabat sebagai Menteri BUMN. Nama-nama lain yang cukup populer adalah Anis Baswedan, Tjahyo Kumolo, Puan Maharani, Ryamizard Riacudu, Rahmat Gobel dan bos maskapai Susi Air.


Selain soal munculnya tokoh yang sebenarnya masih "dipertanyakan" hal menarik adalah keputusan Jokowi memilih bos Susi Air. Di luar kesuksesannya di bisnis perikanan dan transportasi gaya nyentrik sang menteri mengundang pro kontra. Di media sosial, Facebook, banyak rekan-rekan saya mengunggah foto sang Menteri saat tengah merokok usai pengumuman di Istana. Komentar pun bermunculan banyak yang sinis namun tak sedikit yang membela.Meskipun ada yang kontra, pemilihan menteri adalah hak Presiden.

Menteri sudah dilantik, segunung persoalan sudah menanti Jokowi dan para Menteri. Rasanya sekarang kurang tepat menilai kemampuan Menteri di kabinet kerja. Biarkan mereka bekerja. Sekarang rakyat menanti gebrakan apa yang bakal mereka lakukan. Rakyat sebenarnya tak peduli siapapun presiden atau menterinya. Siapapun Presiden atau Menteri yang penting rakyat bisa mendapat lapangan pekerjaan dan upah layak, sembako dengan harga terjangkau, fasilitas kesehatan dan masih banyak.

Wahai presiden kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini
Suara yang keluar dari dalam goa
Goa yang penuh lumut kebosanan

Walau hidup adalah permainan
Walau hidup adalah hiburan
Tetapi kami tak mau dipermainkan
Dan kami juga bukan hiburan

Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa

Masalah moral masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau

Tegakkan hukum setegak tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa

Masalah moral masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau

Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Tegakkan hukum setegak tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa

Wahai presiden kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini




(Manusia Setengah Dewa, Iwan Fals)

Berbagi takkan pernah membuatmu merugi

Comments