Skip to main content

Beda Membangun dan Membeli Rumah


Dua pekan ini perhatian saya tersita pada satu hal, rumah. Kali ini bukanlah rumah kaplingan proyek yang sebelumnya saya tangani namun rumah saya sendiri. Sebenarnya pembangunan rumah impian kami sudah dimulai empat tahun lalu, namun proses pengerjaan berlangsung dalam beberapa tahap. Sekarang ini sudah memasuki tahap keempat.

Soal bangun membangun bisa dibilang saya menangani sendiri mulai dari pengawasan, pengadaan material hingga desain. Walaupun capek ada kenikmatan sendiri yang bisa saya rasakan. Jika biasanya hasil karya saya membuat gambar untuk orang lain kali ini berawal dari ide yang tertuang dalam model sketchup saya mengaplikasikan sendiri jadi kenyataan.


Membangun rumah sendiri bisa dibilang meracik masakan sesuai dengan takaran yang diinnginkan. Inilah yang membedakan dengan membeli rumah. Sampai-sampai saya pernah berkata pada istri ada perbedaan antara membeli rumah dengan membangun rumah. Membeli rumah ibarat membeli sayur di warteg, tampilannya menarik, enak namun kita tak tahu adanya zat-zat tambahan dan cara masak yang mungkin saja tak baik bagi kita. Jika konteksnya rumah kita tak tahu seperti apa struktur rumah kita, bagaimana campuran material dan kualitas material. Kita hanya diberi bangunan yang secara visual menarik namun tak tahu seperti apa di "dalamnya". Membangun rumah tentu saja berbeda, saya mengibaratkan dengan memasak sendiri di dapur. Kita bisa memilih bahan-bahan terbaik dan memasak dengan cara terbaik.


Jika dibandingkan dengan membeli rumah jadi, membangun rumah sendiri memang agak ribet, seperti yang saya alami. Seringkali saya harus memastikan apa yang saya rencanakan. Tentu ada rasa was-was dan jengkel takut pelaksanaan tak sesuai rencana. Tapi kembali lagi, itulah yang membuat saya merasa nikmat dengan puas. Kendala dan resiko di lapangan memang ada, namun dengan kesabaran hal-hal yang tidak diinginkan bisa dihindari.


Berbagi takkan pernah membuatmu merugi

Comments