Skip to main content

Menanti 22 Juli

Sepanjang beberapa perhelatan Pemilihan Umum yang pernah saya ikuti, bisa dikatakan, pemilu kali ini,khususnya Pilpres, pesta demokrasi paling seru. Bahkan saking serunya jelang pilpres terjadi perang kampanye negatif dan hitam. Masing-masing calon juga punya pendukung fanatik, sampai-sampai, ibarat sang calon kentut pun baunya tetaplah wangi. Semua kubu merasa paling benar, paling pas, paling layak menjadi calon pemimpin negeri ini.

Serunya pilpres kali ini pastinya juga dipengaruhi perkembangan teknologi informasi yang makin luar biasa. Internet kini bisa dikatakan ada di genggaman kita. Maka tak heran di sosial media kampanye lebih meriah dibanding di dunia nyata. Misalnya di Facebook, salah satu jejaring sosial terpopuler, setiap hari muncul status atau artikel dari pendukung A tentang kejelekan B begitu sebaliknya. Mereka masing-masing punya sumber yang mereka akui dapat dipercaya.

"Sepanjang beberapa perhelatan Pemilihan Umum yang pernah saya ikuti, bisa dikatakan, pemilu kali ini,khususnya Pilpres, pesta demokrasi paling seru."
Tak hanya di sosial media terjadi perang opini, wacana. Di media elektronik seperti televisi pun demikian. Stasiun A sebagai pendukung A tiap hari isinya soal A semua dan kejelekan B. Begitu sebaliknya. Awalnya sih saya sebagai pendukung salah satu calon tak begitu terusik, namun lama-lama muak juga. Jika ada kericuhan, kerusuhan selepas pemilu medialah pihak pertama yang harus bertanggung jawab atas berita-berita yang tak mendinginkan susasana namun justru memperkeruh suasana.

Rupanya perang opini ini tak berhenti hingga pencoblosan usai. Selepas usai akibat "quick count" dua versi masing-masing kubupun mendeklarasikan sebagai pemenang. Semua mengklaim suara merekalah yang paling banyak. 

Namanya ajang pemilihan pasti nantinya hasil akhirnya tetap hanya ada satu pemenang. Semua pihak harus mengakui kekalahan dan mendukung calon presiden dengan suara terbanyak. Satu hal yang paling penting jangan sampailah terjadi kerusuhan. Tak terjadi kerusuhan saja rakyat sudah susah apalagi ada fihak-fihak yang sengaja menciptakan huru-hara.

Karanggede, 17 Juli 2014

Berbagi takkan pernah membuatmu merugi


Comments