Skip to main content

Banyak Rindu Terbungkus Satu

Sepekan lalu, waktu libur panjang hari raya Idul Qurban, saya bersama istri pulang ke kampung halaman di Tulungagung. Liburan yang tentu saja sangat saya nantikan, karena kebetulan lebaran saya tak bisa mudik. Jadi acara pulang kali ini jadi pelepas rindu sekaligus penghilang penat setelah sebelumnya disibukkan dengan rutinitas kerjaan yang cukup menguras energi.


Belajar dari pengalaman sebelumnya, jauh hari sebelum pulang saya selalu merencanakan baik perjalanan, agenda kegiatan selama di tujuan dengan matang. Khususnya tiket bahkan beberapa minggu sebelumnya juga sudah membooking, walaupun tetap saja saya terlambat. Harusnya saya beli tiket hari Jum'at malam tak tahunya semua tiket sudah terjual walhasil saya putuskan mundur satu hari. Saya beli tiket kelas ekonomi, kereta Malioboro Ekspress, kereta tujuan Jogja-Malang.

Jelang keberangkatan ke Stasiun ada satu hal yang mengusik saya. Tentu saja bukan soal tiket, tapi hasil pertandingan kualifikasi piala Asia U 19. Pasukan Garuda muda tengah berjuang menghargai serdadu taegeuk, dari negeri ginseng. Rasanya tak ingin melewatkan pertandingan yang menurut saya istimewa ini 

Babak pertama ternyata anak-anak Garuda muda langsung menunjukkan kelasnya. Tampil menyerang tak gentar dengan nama besar sang juara bertahan. Indonesia sempat unggul, meskipun tak lama berselang Korea membalas dan menyamakan kedudukan melalui tendangan pinalti. Hingga turun minum yang dimajukan lebih awal karena hujan deras kedudukan sama kuat 1-1.

Masa rehat babak pertama rupanya berlangsung cukup lama, kondisi lapangan yang digenangi air membuat panitia berusaha keras menghilangkan genangan. Pertandingan sempat terkatung-katung dan sayapun harus segera ke stasiun. Ya paling-paling seri sudah bagus yang penting jangan sampai kalah saja.

Jam sembilan lebih sayapun tiba di stasiun Tugu. Sewaktu masih sibuk dengan urusan parkir memarkir motor yang harus diinapkan karena saya tinggal beberapa hari terdengar sorakan keras. "gooooool". Usut punya usut dari salah satu penjaga, katanya Indonesia mencetak satu gol. Sayapun segera mengajak istri menuju stasiun dan di dekat peron para penumpang berkerumun di televisi layar datar yang dipasang di atas.

Pertandingan rupanya berjalan seru. Indonesia menggempur habis-habisan korea selatan. Peluang demi peluang tercipta. Ah ini bukan Indonesia yang biasanya. Pasukan garuda bermain taktis, menyerang, korea selatan sempat pontang-panting. Celetukan demi celetukan penonton saya dengar "istimewa", "luar biasa", mereka begitu bangga. Bahkan sampai membandingkan dengan seniornya yang menurut mereka permainannya memboasankan.

Pertandingan akhirnya usai Indonesia unggul atas Korea dengan skor tipis 3-2. Waktu sudah menunjukkan jelang pukul sepuluh seperempat malam. Kereta sudah menanti. Kami bergegas masuk ke dalam. Satu rindu sudah terpenuhi, rindu melihat timnas muda yang bermain bak tim kelas dunia sekarang menuju rindu lain rindu akan kampung halaman dan kedua orang tua yang sudah menanti.

Berbagi takkan pernah membuatmu merugi

Comments