Skip to main content

Sepak Bola dan Impian Masa Kecil

Hampir tiap hari, pagi dan sore, saya melewati 4 buah lapangan sepak bola. Jika kebetulan cuaca tengah bersahabat, setiap melewati lapangan tersebut saya bisa melihat anak-anak kampung asyik mengolah si kulit bundar. Mencium aroma rumput, melihat anak-anak dan remaja desa mengingatkan saya kenangan masa-masa 15 hingga 20 tahun lalu ketika sepak bola mewarnai hari-hari saya.


Koran Pinjaman dan Maradona

Saya masih ingat, awal mula ketertarikan saya pada sepak bola berasal dari lembaran-lembaran koran yang dipinjam bapak dari tetangga dan siaran langsung pertandingan dari radio. Dulu di tahun 80an akhir yang lagi seru adalah persaingan di kompetisi sepakbola perserikatan banyak mengisi pemberitaan di halaman olahraga koran tersebut. Dari sana pula saya mulai mengenal tim favorit saya Persebaya. Sedangkan dari siaran radio saya tahu ada namanya piala kemerdekaan, PSSI Garuda dan masih banyak lagi.

Ada satu lagi yang masih membekas di ingatan. Putaran final piala dunia di Mexico. Waktu itu adalah jaya-jayanya Argentina dengan Diego Armando Maradona. Entah kenapa saya ingin jadi Maradona. " Makanya banyak makan bayam biar bisa seperti Maradona," begitu kata-kata Ibu tiap kali membujuk saya agar mau makan sayuran.

Bermain di alun-alun kota

Dulu, di daerah saya masih memiliki banyak lapangan kosong, salah satunya adalah lapangan luas di tengah kota atau alun-alun. Saat ini lapangan tersebut sudah menjadi taman kota. Setiap sore, ada banyak anak-anak dari daerah di sekitar alun-alun bermain bola mulai dari lepas Ashar hingga jelang Maghrib. Hobi inipun berlanjut hingga saya duduk di bangku SD,SMP dan SMA. Selepas itu saya makin jarang bermain bola meskipun tetap mengikuti berita terkini seputar sepakbola.

Sekarang di tengah kesibukan saya merindukan masa-masa dulu, menghabiskan sore menendang bola, mandi keringat di tengah lapangan hijau bersama sahabat-sahabat masa kecil...

Berbagi takkan pernah membuatmu merugi

Comments