Skip to main content

Lagi-lagi Masalah Stamina


Ajang kualifikasi babak ketiga piala dunia sedikit menjawab keraguan publik akan kapabilitas pelatih anyar asal Belanda Wim Rijsberger. Anak asuhan sang meneer mampu mengkandaskan perlawanan Turkmenistan. Dalam pertandingan yang digelar di Gelora Bung Karno Kamis malam tim merah putih menang dengan skor tipis 4-3. Meskipun sebelumnya Indonesia sempat unggul 4-1.

Melihat permainan timnas Indonesia nampak jelas kemampuan teknis bukan lagi menjadi kendala. Bisa kita lihat sendiri bagaimana di awal babak pertama permainan timnas kita. Saya seperti melihat timnas yang beda. Jauh lebih matang dibanding saat piala AFF dulu. Anak-anak garuda memainkan sepakbola indah dari kaki ke kaki. Mereka lebih mengutamakan umpan-umpan pendek dan sentuhan satu dua untuk menerobos pertahanan Turkmenistan. Anak-anak tim berkostum hijau tersebut seperti tak berdaya menghalau kecepatan pemain Indonesia.


Melalui serangan demi serangan sepanjang awal babak pertama terciptanya gol seperti tinggal menanti waktu saja. Benar saja, lewat sundulan yang akurat Christian Gonzales mampu mengoyak gawang Turkmenistan. Tak cukup sekali, striker naturalisasi ini mampu menambah pundi-pundi golnya setelah menyelesaikan umpan cantik dari Boaz Solossa.

Unggul dua gol, anak-anak asuhan Wim nampaknya tak mau mengendorkan serangan. Peluang-demi peluang tercipta namun hanya satu gol tambahan lagi yang tercipta. Melalui gol spektakuler dari M.Nasuha dari luar kotak penalti.

Babak kedua Indonesia tak melakukan perubahan komposisi pemain. Anak-anak merah putih langsung menggebrak. Namun kali ini Turkmenistan lebih memperkuat pertahanannya. Boaz Salosa yang di babak pertama begitu leluasa bergerak harus berhadapan dengan dua hingga tiga pemain lawan. Begitu pula dengan El Loco. Bahkan karena lengah Indonesia harus kecolongan satu gol. Seakan tak mau kecolongan lagi Indonesia langsung balas menyerang. Usaha ini membuahkan hasil. Melalui sebuah serangan, M ridwan mampu memanfaatkan umpan. 

Rupanya selepas unggul penyakit lama timnas kambuh. Meskipun unggul jumlah pemain justru Indonesia dikagetkan dengan gol kedua Turkmenistan. Gol ini sempat membuat pemain Indonesia panik. Kondisi fisik yang menurun membuat mereka seperti kehilangan sentuhan yang sudah mereka peragakan di babak pertama. Memanfaatkan situasi ini sekali lagi Turkmenistan memperkecil ketertinggalan menjadi 4-3. Untung saat itu pertandingan sudah memasuki menit ke 86 dan hingga akhir pertandingan skor tak berubah untuk kemenangan Indonesia dan mengantar tim merah putih maju ke babak ke 4 kualifikasi piala dunia brazil. Namun bayangkan saja jika pertandingan masih 15 menit lagi mungkin saja ceritanya bisa beda, tanpa menganggap remeh kemampuan pemain kita.

Mencermati hasil pertandingan semalam terlihat jelas banyak perubahan terjadi pada timnas kita. Permainan mereka lebih rapi, berani memainkan umpan-umpan pendek dan tak banyak membuang bola.  Mereka tak minder berhadapan dengan pemain Turkmenistan yang rata-rata memiliki postur lebih tinggi. Tapi seperti biasanya masalah stamina rupanya belum sepenuhnya teratasi. Ini bisa kita lihat di pertengahan babak kedua permainan anak merah putih menurun drastis. 

Masalah stamina dari tahun ketahun sepertinya selalu menjadi momok yang belum teratasi. Jika sang pelatih baru, Wim Rijkberger, mampu atasi ini saya yakin Indonesia mampu melangkah lebih jauh di babak kualifikasi setidaknya mengulang prestasi di tahun 85 dulu.
Fathoni Arief
Berbagi takkan pernah membuatmu merugi

Comments