Skip to main content

Cerita Tentang Tikus

Sumber Image : rodentpestcontrol.co.nz
Tikus, semua pasti tahu seperti apa rupa hewan pengerat ini. Hewan yang lekat dengan kesan kotor dan menjijikan. Saya yakin, Haqqul Yaqin, jika hewan ini keberadaanya ada di sekitar anda akan mengusik ketenangan anda. Tapi kali ini saya akan cerita tentang pejaran hidup yang saya dapat akibat munculnya hewan ini.

Tentang keberadaan tikus yang terlalu mengganggu sekarang ini juga tengah dialami orang-orang di lingkungan tempat saya tinggal. Dimana-mana itu menjadi topik hangat. Termasuk ketika berkumpul di rumah seorang warga yang mengadakan acara kenduri.



Warga di sini memang sudah begitu resah dengan tikus. Betapa tidak, sudah ketiga kalinya secara berturut-turut panen mereka gagal total. Padi yang belum sempat dipanen rusak masuk ke perut hewan menjijikan tersebut. Inilah yang sekaligus menjawab rasa penasaran saya kenapa begitu banyak areal persawahan dibiarkan ngganggur begitu saja. Ternyata beberapa hari ini warga sangat getol menyatakan perang dengan tikus. Secara gotong royong mereka mengadakan gropyokan guna membasmi hama yang sangat merugikan warga tersebut.

Soal munculnya hama tikus ini ternyata ada satu pendapat warga yang bagi saya begitu mengena. Menurut pak Fulan, seharusnya munculnya hama tersebut menjadi sarana untuk introspeksi diri. Dulu petani bergotong royong memanen padi, lalu dibawa pulang ke rumah masing-masing. Sesampainya dirumah mereka tak lupa mengikat bagian-bagian hasil panen yang bakal diberikan kepada sanak saudara dan mereka yang membantu sebagai bagian dari rasa syukur.Kebiasaan tersebut di tempat saya sekarang ini kata pak fulan sudah mulai ditinggalkan.Warga memilih sistem tebas atau padi dibeli langsung di sawah. " Akhirnya kantong mereka bolong juga ya. Bagian yang seharusnya dibagi tetap saja hilang digerogoti tikus," katanya dengan spontan.

Ucapan pak Fulan coba saya resapi dalam-dalam. Ternyata memang betul juga. Munculnya aneka macam wabah bukanya itu sebagai musibah dan salah satu senjata ampuh yang bisa menghindarinya adalah dengan bersedekah. Hmmm... kini saya mencoba memahami permasalahan yang tengah dialami negeri ini. Begitu banyak harta negara digerogoti oleh tikus-tikus berambut hitam. Mungkin satu solusi ampuh yang bisa dilakukan adalah negara ini lebih banyak memperhatikan nasib orang miskin, lemah dan semua pejabat hingga rakyat membiasakan diri selalu bersedekah dan berbagi.

Karanggede, 23 Juli 2011

Berbagi takkan pernah membuatmu merugi

Comments