Skip to main content

PSSI Milik Siapa?

Mengikuti pemberitaan sebulan terakhir tentang persepakbolaan Indonesia khususnya mengenai organisasi yang menaunginya memang menarik dan terkadang membuat tensi naik. Apa lagi kalau bukan soal PSSI. Carut marut organisasi, Liga yang ditengarai banyak terjadi penyelewengan, minimnya prestasi dan segudang masalah yang membuat suara-suara untuk menurunkan Nurdin Halid dan kroni-kroninya makin mengemuka.

PSSI nampaknya kini tengah menjadi pemeran antagonis. Segala ucapan, tindakan, atau apapun yang berasal dari Induk organisasi sepakbola di Indonesia ini selalu dianggap hitam. Meskipun rupanya seakan mereka tak mendengar suara-suara desakan, hujatan dari masyarakat. Mereka terus melakukan tindakan yang menuai kritik mulai dari perseteruan dengan LPI, mencoret sejumlah nama pemain yang ikut di ajang LPI dari anggota timnasional, belum lagi ucapan dan komentar dari pengurusnya yang bisa membuat panas mereka yang kontra.


Satu contoh dari komentar yang membuat panas telinga adalah pernyataan dari Sekjen PSSI Nugraha Besoes saat diwawancarai oleh Kompas.com. "Sanksi bukan untuk organisasi (PSSI) tetapi timnas. FIFA akan melarang timnas mengikuti pertandingan internasional. Itu sangat celaka jika timnas menjadi korban orang-orang onar,"ujarnya.

Dari pernyataan Sekjen PSSI tersebut sengaja ada yang saya bikin miring, orang-orang onar . Apakah selama ini pengurus PSSI hanya menganggap masyarakat yang bersuara dan mendesak perubahan agar persepakbolaan di negeri ini sebagai orang-orang onar. Atau mungkin itu sebagai bukti para pengurus PSSI sudah tidak peduli dengan suara masyarakat. Jika demikian lalu sebenarnya PSSI itu milik siapa? Jika milik rakyat kenapa ketika pemilik menginginkan perubahan tidak digubris. Jika sudah demikian apakah rakyat harus bergerak lebih jauh, membikin PSSI tandingan, atau jika perlu timnas tandingan mewadahi putra-putra terbaik bangsa yang ditolak bergabung ke timnas karena mengikuti LPI?

Ah tak tahulah. Udah pusing rakyat mikir harga cabe naik, bensin naik, kereta ekonomi terancam naik.

Wassalam
Fathoni Arief
"Berbagi takkan pernah membuatmu merugi"

Comments