Skip to main content

Tentang Kata-kata

Kata-kata, terkadang tidak tahu darimana datangnya muncul begitu saja. Seperti yang terjadi pada status di jaring sosial seperti facebook. Bermula dari FB yang tengah error iseng-iseng saya mengumpulkan status-status yang pernah saya tulis.

Mengamatai status-status tersebut seperti menziarahi kenangan. Hanya saya dan Tuhan saya yang mungkin mengetahui cerita panjang dibalik status singkat tersebut.

Berikut ini sebagian dari status yang pernah saya tulis. urutannya mungkin secara acak tidak berdarkan waktu penulisan.

..via krl kutitipkan salam..semoga distasiun berikutnya kebetulan kau lewat dan menerima salamku..

Diam-diam anganku menyelinap menerobos diantara kisah tentang manusia..memandangi rentetan demi rentetan peristiwa..Semua yang pernah terjadi...

Melihatmu lewat facebookpun sudah lumayan...

Bila resah tak lagi jadi keluh kesah...

..Menunggu...Pada Suatu Ketika...

Melepas malam, memandang hidup yg hanya berwarna sephia....

Satu demi satu pergi..tinggalkan sapa atau sama sekali tidak...dan aku melangkah sambil tertatih di jalan berliku dan mendaki tanpa mengerti kapan temukan ujungny..

Melihatmu dari kejauhan saja...

Kelepak Elang Meneropong Ketidakberesan....Dengar, Lihat, Rasakan, Ceritakan

Seorang laki2 setengah tua harus pinjam uang 75 rbu demi ongkos pergi ke kota lain mencari pinjaman tuk bayar kontrakan 3 bulan kamar 750rbu..nasibnya setelah 5 hari tak dapat pinjaman dan di tempat seorang teman yang diharapkan hanya memperoleh 20ribu.

Sebelumnya hanya seorang pemimpi, namun kemarin seorang pemimpi itu punya tekad lebih tuk wujudkan mimpinya,..

Lelaki setengah baya berlari, terjatuh dari kereta ekonomi,..sementara aku duduk di kursi empuk kereta eksekutif menahan dinginya Ac..

Hari ini sejenak ngilang dari jakarta...cari wangsit..

Tak seperti biasanya, pagi buta badanku tergerak bangkit, beranjak dari kasur busa yang membawa arungi mimpi, Dalam Sadarku tergerak oelh FirmanMu, Kau Ajari Aku Cara Membangun Istana dan Tunjukkan cara Meminang Bidadari...

Gadis kota tersenyum kecil.. Kuning langsat kulit terlihat bersih dari asap knalpot dan pabrik yang mengurung kota.. Berlapis lapis topeng coba tutupi satu aura di parasmu.. Topeng bernama glamor metropolitan di lapisan pertama Dibelakangnya sorak sorai

Aku Kan Berlari Kejar Asaku, Sebatas Ada Waktu…., Aku Kan Terus Mencari Sesuatu Itu, Sebatas Ada Kesempatan

Tunggu saja ketika kupulang, kusempatkan singgah sekedar membasuh dahaga akan kerinduan...

..Senyuman dalam sepenggal sajak..

....,Berbincang Dengan Masa,....Ah Ternyata Masih Tertunda...

Satu persamaan yang menyatukan berbagai perbedaan yang ada..

Ternyata Tan Malaka pernah sewa Rumah di Rawajati, Sebuah rumah dekat pabrik sepatu di Kalibata, Sebuah gubuk bambu seluas 15 meter persegi...(wah sama dong..hehehe)

..sepanjang jalanan ibu kota kulihat papan papan bergambar cerita perjalanan yang teramat rahasia...

Melukis pelangi di cakrawala..

Melirik Senja Dari Balik Tirai Jendela,.....

Malam ini kalau kau bertemu aku dalam mimpi sapa aku ya, nanti kuajak singgah di resto sudut kota...nanti silahkan saja kau bercerita apa saja...

you said : Saat kau di sini akan kubuat kau melupakanya walaupun hanya sesaat,.....

Semerbaknya masih mewangi hingga pagi ini...

Belum ada senyum yang bisa dibagi...sekelebat mendung tutupi senja...

Mencari malam tanpa senja...

Berteman segelas kopi panas dan semangkuk mie goreng..termenung menatap foto didepan museum tua itu..foto yang masih setia terselip dibwah kaca mejaku...

Kau tunggu saja disitu y..jika masih tak percaya kesungguhanku besok pagi2 buta kukirimkan setetes embun yang bisa sejukkan hatimu yang sedang galau..

Menghela nafas sejenak...sebelum kembali berlari..jikalau ada duka anggap saja suka...jikalau ada sedih anggap saja kebahagiaan yang tertunda..

Dan akupun terdiam..mengangguk angguk mendengar ceritamu...

....mengintip langit malam sapa tahu melihat bintang yang bercahaya...

Bagi yang ingin mengutip sebagai Quote silahken..xixixi..asal disebutkan sumbernya.

Karena tiap kata menceritakan banyak hal dibelakangnya

Jakarta 3 Oktober 2009

Comments

Anonymous said…
kata-kata
semu menyapa sukma
dari plato sampai derrida
semua menyandera kita

kata-kata
sebuah tanda-NYA
yang tersemat diantara titik dan koma

kata-kata
menyandera kita didalamnya
dalam kata ada kita
dalam kita ada kata
tiada...
tiada...
hanyalah ada yang menyembunyikan dirinya



Fa,Fa! (...nya Fina)