Skip to main content

Temanku Seorang Guru

Sengaja saya ingin berkisah tentang teman saya ini. Judul ini bisa diartikan dalam arti sangat luas karena selama ini saya banyak berkecimpung dengan hal-hal yang dekat dengan pendidikan. Namun untuk kali ini sengaja saya persempit saja. Saya cerita tentang teman kecil saya mungkin lebih dari itu dari SD hingga SMA yang kini berprofesi sebagai seorang guru.

Namanya, M Errik Maulana. Saya sudah mengenalnya 20 tahun lalu ketika menginjak bangku Sekolah dasar. Sosok yang jika melihat jauh kebelakang sebenarnya tak ada tanda-tanda kalau suatu saat memilih berprofesi sebagai guru. Tapi begitulah kehidupan, panggung sandiwara yang ceritanya mudah berubah.

Sosok teman saya ini sebenarnya lebih dekat dengan dunia olahraga. Waktu SD dulu dia pelari tercepat di kelas, saya tak mampu tandingi kecepatannya dalam berlari pada waktu itu. Saya hanya berada di urutan ketiga. urutan kedua teman saya, namanya Nurhadi Cahyono, yang dulu sempat aktif di atletik juga. Begitu juga dalam lompat jauh. Saya kalah, apalagi dengan cedera waktu seleksi untuk mewakili SD. Lompatan terjauh saya itu jadi yang terakhir pada waktu itu. Saya hanya lolos seleksi namun karna cedera engkel tak mampu ikut lomba. Hanya sebagai kontingen yang tak berlomba. Satu lagi cabang yang dekat dengan teman saya adalah sepak bola. Dari SD hingga SMA bahkan sampai sekarang.

Melihat teman saya saat ini sudah jauh berbeda. Saya salut dengan keputusan untuk menjadi guru. Apalagi tempat lokasi dia mengajar saat ini adalah SMK yang baru menginjak dua tahun ini berdiri. Lokasi sekolah tempat dia mengajar juga lumayan jauh didaerah pegunungan dekat dengan waduk Wonorejo tulungagung.

Kemarin lebaran saya sempat main ke rumahnya. untuk silaturahmi dan seperti dulu-dulu cerita tentang pengalaman masing-masing. Namun kali ini saya yang dapat banyak informasi, pengalaman menarik dari teman saya itu.

Meski masih GTT saya salut dengan semangat teman saya untuk berjuang di bidang pendidikan. Bagaimana dia memperhatikan murid-muridnya, promosi agar banyak calon siswa yang masuk ke sekolah tersebut dan membuat inovasi di tengah guru-guru senior yang mungkin sedikit beda cara pemikirannya.

Pak Guru Errik, begitu teman saya sering dipanggil oleh murid-muridnya. Hmm,..salut teman dengan perjuanganmu. Semoga apa yang kau perjuangkan meski saat ini belum bisa terasa sudah jadi investasi besar di Akhirat sana. Satu lagi untunglah pak guru ini ternyata memiliki istri yang juga berprofesi sama. Semoga bisa saling mendukung...Majukan pendidikan di tanah kelahiran kita Tulungagung..

Lain kesempatan saya akan cerita bagaimana kondisi pendidikan di tempat teman saya bertugas.





Comments

Anonymous said…
iki pak guru opo tongkol?
:)