Skip to main content

Kenangan Menjejakan Langkah di Bumi Papua Barat

Resah Jika Tak Berkisah.....Akhirnya saya ada hasrat untuk membagi kisah dan pengalaman saya di bumi Papua Barat.

Manokwari, papua Barat, satu anugerah bagi saya mendapat kesempatan berkunjung kesana. Ini kali pertama saya kesana. Maka jauh-jauh hari saya sudah bersiap dengan kendala dan tantangan yang kemungkinan bisa saya hadapi selama di sana. Saya banyak mendapat informasi dari internet terutama mengenai transportasi, penginapan dan satu yang membuat waspada adalah siap-siap minum pil kina sebelum berangkat, maklumlah Papua barat masih merupakan wilayah endemik Malaria, katanya.

Selain masalah transportasi, penginapan serta malaria satu hal lagi informasi saya peroleh di Papua kita hanya bisa menggunakan layanan komunikasi GSM dari dua operator saja: Telkomsel dan Indosat. Terkadang di daerah tertentu hanya satu saja yaitu Telkomsel, maka sayapun bersiap membeli kartu perdana cadangan menggantikan nomor XL saya. Di Manokwari XL benar-benar tak bisa dipergunakan.

Dari Jakarta Menuju Manokwari saya memutuskan naik Batavia Air. Dari seorang kenalan yang pernah ke Manokwari juga menyarankan saya naik Batavia saja alasannya transitnya hanya sekali dan tidak lama. Dari Jakarta berangkat pukul 22.15 WIB dan sampai di bandara Rendani pukul 06.15 WIT. Antara Jakarta dan Manokwari ada selisih waktu 2 jam.

Dari Jakarta saya sudah memesan tiket Jakarta Manokwari dan sebaliknya. Tiket Jakarta Manokwari saya dapatkan seharga Rp. 1.900.000an sedangkan dari Manokwari ke Jakarta Rp. 3.400.000,an. Wah lumayan juga 5 juta hanya untuk beli tiket pulang pergi.

Bersambung...


Comments