Skip to main content

Melukis Kisah Di Cakrawala


Memandangi Waktu Melihat Satu Cerita,
Kuceritakan Diriku yang Telah Berada Di Ambang Senja,
Ini Aku, yang mengenalmu di Antara Perbedaan Masa,
Perbedaan Dunia, Sebenarnya Dunia kita Sama Meski sebenarnya juga Berbeda,
Sama Karena Kita Masih Sama-Sama Bersua,
Beda karna Aku Di Ambang Senja Sedang Dirimu,
Masih Bersuka Selepas Memandang Fajar
Dalam resahmu Dan Resahku Akan Masa kita Berjumpa,
Malam yang Menyatukan kita..

Katamu,
Aku mengenalmu Dalam Sebuah Penggalan Masa
Dalam Dunia yang berbatas Jarak Antara Fajar Hingga Senja,


Yah Selaksa, Dan Selaksa, rasa Rindu Bisa Menyatukan Waktu
Rasa Rindu Untuk Tak Lagi Merajut Aksara, Dan Hanya Lantunkan Kisah-kisah Abstrak Yang Sering Kau tanyakan Tentang Harapan, Impian, Dan Cita-cita
Merindu Merajut Kenyataan Sebuah cerita tentang Kita,

Katamu,
Aku Terpasung Waktu, Atas Satu Janji
Bisakah Kau Menungguku hingga Empat kali 365 hari..

Jawabku,
Aku sudah makin dekat dengan Malam, Waktuku Sudah Diambang Senja,
Aku tak Bicara tentang Seandainya, Aku Tak bicara tentang Sebaiknya
Aku Tak Bicara tentang Akan seperti Apa..
Entah Seperti Apa Jalannya Sebuah Cerita,

Apakah Hanya Akan Menjadi Sebuah Cerita Bisu dengan Saksi Aku Dan Kau Yang Terjebak Masa, Atau Seperti Apa...

Sudahlah..Jawabku..
Selagi terus bertanya..dan bertanya..Roda waktu pasti terus berputar..Sementara Ku Tak Tahu pasti nantinya aku dan kau akan ada di mana..
Terima Saja Kenyataan kita...

Aku yang Di ambang Senja Dan Di Masa Fajar...
kita Ukir Saja Cerita yang Bahagia Saja..
melukis bayangan di langit tentang harapan kita....
yang mungkin saja hanya akan menyatu di cakrawala..
Sementara di bawah sini mungkin saja berbeda jalan ceritanya

Jakarta, 7 Oktober 2008

Comments