Skip to main content

Ekspedisi Sawarna 12


Keterpesonaan terhadap keindahan pantai Ciantir, Sawarna. Yah sejuta pesona yang terhampar, masih alami, masih sunyi dari tangan-tangan usil..

Ternyata berlari-lari dan menyusuri pinggiran pantai cukup membuat badan saya pegal-pegal. Untunglah rencana sedikit bergeser mengingat angkutan sore hari cukup sulit kami mengundur rencana balik ke Jakarta besok pagi-pagi. Katanya ada mobil ELF yang selalu berhenti di depan rumah pak Hubaya tiap jam setengah enam dengan tujuan Sawarna-Pelabuhan Ratu. Sebagai pelengkap kami ingin menikmati Sunset di Sawarna. Sebagai pelengkap sebuah perjalanan melelahkan yang kami tempuh.

Sore hari jam setengah lima kami bergegas menuju pantai. Cuaca cukup cerah, tak ada awan. harapan kami Sunset bisa terlihat dengan lebih sempurna. Tak seperti yang ada di Tarang Taraje kemarin. Di detik-detik akhir Sunset tertutup oleh awan.

Langit yang mulai menguning, angin laut, dan jelang senja..kami duduk-duduk sambil melihat sekumpulan orang dari rombongan yang lain ( rombongan Zara Zetira katanya). Nampaknya mereka juga menanti datangnya senja.

Ya..ya..ya kami menikmati sore itu. Sambil foto-foto yang aneh-aneh mulai dari bak pendekar kungfu sampai si iqbal yang niru2 David Hasselhof kaya film Baywath..hehehe..yah..Senja di pantai Sawarna. Meski ternyata Sunset tak seperti yang kami harapkan perasaan masih puas.

Malam hari kami istirahat dengan balsem hehehe..karena badan yang pegal-pegal..besok pagi-pagi harus bangun bersiap balik Ke Jakarta..

17 Agustus 2008

Bersambung



Comments