Skip to main content

Cerita Dari Kebumen 2

Makan sahur di atas kereta api Taksaka malam dengan menu nasi goreng dan segelas es susu coklat menjadi bekal menjalani ibadah puasa di Kebumen. Puasa di hari-hari awal biasanya kondisi tubuh measih menyesuaikan dan seringkali merasa lemas.

Tak terasa kereta Api sudah sampai di stasiun Kutoarjo. Kiranya jam setengah lima saya sampai di stasiun itu. Saya segera turun dari kereta dan berjalan susuri jalan meninggalkan stasiun. Sepanjang jalan banyak tukang ojek yang tawarkan jasa mereka. Saya sudah terbiasa menghadapi tukang ojek seperti itu apalagi tak sebanyak seperti waktu di Pelabuhan ratu bulan Agustus lalu.

Keluar dari stasiun tempat yang pertama kali saya cari adalah Masjid. Setelah sempat tanya pada bapak-bapak yang duduk di pinggir trotoar di dekat karung-karung miliknya Masjid yang saya cari ketemu juga. Saya segera sholat Subuh terlebih dulu dan rencananya habis sholat Subuh langsung mencari bis kecil menuju Kebumen, seperti petunjuk yang saya dapat dari narasumber saya.

Ternyata rencana sedikit berubah. Setelah Sholat Subuh merasa lelah dan masih ngantuk apalagi ditambah melihat seorang yang dengan nikmatnya tidur di emperan masjid sayapun ikut tergoda. Karena hari masih gelap dan masih ngantuk saya leyeh-leyeh dulu tidur di emperan masjid. Lumayan saya bisa tidur setengah jam-an...dan segera bangun tatkala melihat petugas bersih-bersih yang sedang menyapu masjid. Saya segera bersih-bersih, di kamar mandi masjid sebelum bersiap menuju Kebumen.

Jam enam, saya kembali lanjutkan perjalanan. Ada sebuah bis kecil yang berhenti tak jauh dari masjid dengan tujuan Kebumen. Bis itulah yang mengantar perjalanan saya menuju Kebumen. Sepanjang perjalanan dengan bis kecil itu saya manfaatkan untuk tidur meski setengah terjaga. ya lumayanlah. Kutoarjo Kebumen kira-kira menempuh perjalanan satu jam.

Meski sudah pernah singgah ke Kebumen saya belum tahu kondisi jalan-jalan di sana. Maka saya sempat tanya pada kenek dan atas bantuan sopir saya diberi arah-arah menuju jalan Pemuda. Tempat rencananya saya akan mencari hotel untuk menginap.

Di dekat sebuah pasar bis kecil berhenti. Dari situ saya lanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. dengan Backpack yang cukup berat saya berjalan susuri pasar. lumayan juga apalagi pas menjalankan puasa jadi cukup menguras tenaga. tapi saya masih memilih jalan saja sambil menikmati suasana pagi di kota kebumen.

Saya melewati sebuah pasar. Pasar yang mengingatkan 2 tahun lalu ketika saya berbelanja kebutuhan sehari-hari bersama Pak Nico (teman penelitian) dan Irma (teman tugas Akhir) untuk diberikan pada pak kepala desa yang kami tumpangi.

Berjalan dan terus berjalan. Saya terus menyusuri jalanan mencari jalan pemuda. Dari informasi seorang bapak tua yang saya tanya akhirnya saya temukan juga. Beberapa ratus meter susuri jalan pemuda saya temukan juga tulisan Hotel. Saya berbelok dan memutuskan menginap di hotel itu, Hotel Patra.

2 September 2008

Bersambung

Comments