Semalam Di Qoryah Thayyibah 5

Hari kedua di Q-Tha saya juga berkenalan dengan 2 orang Mahasiswa Pasca Sarjana Sosiologi dari UGM, Hendra dan temannya. Mereka sedang mencar

Salah satu pemikiran dari Pak Din diantaranya :
Kami mencita-cita hidup bersama ada keadilan. Tidak saling mengeksploitasi. Kalau mengatakan saya ingin jadi majikan itu kan ada benih2 kejahatan. Seperti itu khas kapitalistik. Tetep harus ada korban. Biar sukses di usaha bakso misalnya tetap ada karyawan yang dieksploitasi. Kalau ada keadilan orang akan tidak serakah.
Kalau anak kita sudah dijamin kita tak perlu berfikir bagaimana 7 turunan. Kalau masa tua kita sudah dijamin ada keadilan kita tak perlu numpuk-numpuk harta untuk bekal masa tua. Keserakahan itu sebenarnya bisa diminimalisir dengan keadilan.
Diskusi, ngobrol, melihat, mendengarkan seputar itu saja yang saya lakukan di hari kedua. Sempat juga ngobrol dengan Fajar dan Puji Astuti siswa-siswi dari Sekolah alternatif. Ada

Awalnya hari itu saya ingin mampir ke Jogja dulu sebelum nantinya ke Jakarta namun menurut saran dari pak Ridwan akhirnya saya memutuskan langsung ke Jakarta Via Bis. Saya diantar mas Toha ke terminal Jaka Tingkir memesan tiket.
Mendapat sambutan hangat, pengalaman hidup, metode pembelajaran yang unik,..jadi kumpulan hal baru yang saya dapat di Qoryah thayyibah..
Malam itu jam 20.00 dengan bus malam saya harus berpisah dengan Salatiga kembali menuju Jakarta..
2 comments for "Semalam Di Qoryah Thayyibah 5"
aku malah nggak ngerti Q-Tha kui...
ulasane apik...
Ingin Memberi komentar