Skip to main content

Semalam Di Qoryah Thayyibah 3

"Q-tha itu lebih pada komunitas belajar sehingga bukan sekolah. Kami lebih suka memaknai pendidikan itu sebagai belajar. ”Belajar”nya itu sebenarnya sehingga anak-anak itu benar-benar menjadi subyek belajar bukan obyek pengajaran. Salah satunya memang melalui lembaga persekolahan," Ahmad Bahrudin.

Ternyata banyak hal menarik yang kudapat dari wawancara awal dengan Pak Din. Ada banyak hal yang selama ini belum pernah saya jumpai. di Q-tha saya banyak temukan hal baru diantaranya tentang sekumpulan anak-anak luar biasa yang bertumbuh kembang jadi manusia-manusia terpelajar meski tak menempuh jenjang pendidikan resmi.

Hampir sejaman saya mendengar banyak hal dari Pak Din bersamaan dengan 3 orang tamu dari Jakarta.Ada rombongan dari Jakarta yang katanya sedang studi banding. Katanya mereka ingin mendirikan home schooling.

Pak Din menunjukkan saya hasil karya anak-anak Q-Tha. Ada banyak judul buku, Video, dan film yang telah dihasilkan oleh mereka. Saya sempat dikenalkan dengan salah seorang siswa yaitu Emi. Sosok Emi ternyata unik juga. Dia sempat mengajukan protes dengan berkirim surat ke presiden gara-gara hasil ujiannya tak sesuai dengan yang dia harapkan. Nilai Matematika dia mendapat 8 menurut dia harusnya dapat 10. Ia bahkan meminta soalnya dikembalikan untuk membuktikan ia bisa.

Sebenarnya rencananya saya mau langsung balik, namun Pak Din menyuruh saya tinggal saja semalam disana..Setelah menimbang-nimbang dan ingin tahu lebih banyak akhirnya saya memutuskan untuk menginap.




Comments