Skip to main content

Semalam Di Qoryah Thayyibah 4

Sang Surya belum sepenuhnya tampakkan diri, saat sekelompok anak, sebagian besar memakai seragam biru putih, dari desa Kalibening menuju sebuah bangunan berlantai 3 yang masih dalam tahap pembangunan.

Mereka menuju lantai dasar bangunan tersebut menuju sebuah ruangan mirip aula berukuran kurang lebih lima kali sepuluh meter yang di pinggirnya tertata beberapa unit komputer. Di ruangan itu ada juga satu set drum, buku yang dipajang dan peralatan lainnya.

Nampaknya mereka bukanlah yang pertama kali datang. Di ruangan tersebut sudah ada beberapa orang anak ada yang memakai seragam ada yang tidak. Lukman, 14 tahun salah satu dari anak yang berada di ruangan itu. Dengan memakai sarung dan peci khas pesantren ia asyik menjelajah dunia maya. Tampak ia sedang mengutak-atik friendster, sebuah situs pertemanan di dunia maya. Sementara anak-anak yang lain juga asyik dengan komputernya masing-masing. Karena jumlah unit komputernya masih terbatas yang tidak kebagian berdiri dan ada yang duduk di samping rekan mereka menikmati bersama-sama.

Mereka adalah siswa siswi Q-Tha. Rasa penasaran akan gambaran kegiatan di sekolah komunitas ini akhirnya terjawab. Tak rugi rasanya saya bela-belain menginap meski hanya beralaskan tikar. Kegiatan di Q-Tha sudah dimulai pagi hari jam 6.30. Jam segitu biasanya ada yang namanya English Morning.

Saya sempat melihat suasana yang mereka namakan sebagai sharing. Mbak Nurul salah seorang pendamping memandu siswa-siswi kelas satu bertanya tentang apa saja yang sudah dipelajari selama seminggu, kesepakatan terlambat, seragam dan banyak hal lain.

Bersambung


Comments