Kenangan Ekspedisi Sawarna

Saya mendapat tempat di pojok depan atas, dengan tumpukan kursi plastik dan hanya berpegangan besi yang kebetulan ada tali di sebelah kanan saya. Saat mobil mulai bergerak adrenalin sayapun terpacu. Gila live show bagaimana mobil dengan terengah-engah mencoba mendaki jalanan yang naik dengan beban yang wow..
Seakan tak mau melepaskan begitu saja momen langka ini saya mencoba mengambil kamera yang ada di ikat pinggang saya sebelah kanan. Cukup sulit juga karena saya harus menjaga keseimbangan dengan pos

Dengan asal jepret-jepret ya cukup sulit memang karena dengan mobil yang melaju kencang dan bergoyang-goyang. Dengan satu tangan saya ambil suasana saat itu dengan menu video pada kamera digital. Saya lupa memori card di kamera itu hanya 256 MB. Maka hanya beberapa belas menit sudha penuh. Saya masih ada 1 memori 1GB namun mengganti tidak memungkinkan. Tak ingin kehabisan waktu dengan terpaksa akhirnya saya bisa meraih handycam dan saya bisa..momen-momen saat adrenalin terpacu itupun terabadikan meski cukup slit juga.
Melihat kondisi mobil yang penuh dan kondisi medan yang lumayan mengerikan akhirnya rencana berubah lagi. kami tak langsung menuju Karang taraje namun berhenti di sebuah bukit di Cibangbang dimana kami bisa melihat laut dari

Waktu sudah mendekati tengah-tengah hari....cuaca makin panas..Setelah turun dari Elf itu kami tak langsung menuju bukit namun mampir di sebuah warung sekedar cari minuman-minuman dingin. Sambil menghilangkan dahaga kami numpang sholat meski disana air tak ada sehingga harus tayamum. Dari bu haji kami mendapat banyak informasi tentang bukit dan kendaraan terakhir menuju Bayah.
Setelah sholat dan istirahat cukup kami titip tas dan kemudian menuju bukit dimana kami bisa melihat laut dengan lebih jelas. Sesuai dengan anjuran bu Haji kami ijin dulu ke pos jaga. Bukit itu ternyata adalah pos pemantauan tsunami dan stasiun penerima sinyal pesawat yang diuji coba. Penjaga itu mengijinkan kami untuk naik ke bukit itu.

Jalanan menuju puncak bukit itu ternyata cukup melelahkan...jalannya miring hingga membuat


Pak tauhid justru mempersilahkan kami jika ingin naik keatas menikmati pemandangan lain waktu..dan menganjurkan untuk menceritakan pada yang lain..Begitulah perjalanan seringkali

16 Agustus 2008
Bersambung
Post a Comment for "Kenangan Ekspedisi Sawarna "
Ingin Memberi komentar