Skip to main content

Dalam Satu Kerinduan Akan Suasana Kota Jogja

Tak terasa sudah setahun meninggalkan Jogjakarta. Setahun meninggalkan kota yang hampir selama tujuh tahun saya tinggal dengan berbagai kisah, drama kehidupan, maupun tragedi. Semua terangkai dan tersusun rapi dalam sebuah cerita dalam sebuah buku yang hanya ada di memori saya. Memori kenangan tentang Jogja semuanya masih utuh tak ada yang terbuang baik pahit ataupun manis.

Terakhir kali berkunjung ke Jogja tepat setengah tahun lalu di penghujung tahun 2007. Hmm...sebenarnya saat yang kurang tepat untuk berkunjung ke kota budaya ini. namun kunjungan beberapa hari itu sudah cukup menghapus dahaga akan rindu pada Jogja waktu itu.

Tujuh tahun tinggal di Jogja tak hanya bertempat di satu kos saja. Gonta-ganti kos mewarnai pengalaman selama itu. Tujuh tahun saya ganti kos sebanyak 5 kali. Mulai dari Klebengan, Pogung Kidul, Soropadan, Kembali ke Pogung dan pindah lagi di Pogung Lor. Tujuh tahun, 5 kos dan sejuta kisah itulah salah satu hal yanng tercatat rapi dalam buku album kenanganku.

Rindu Jogja...rindu suasana kampus UGM, sore di Bunderan, Minggu pagi di lembah UGM, ramainya Jalan Kaliurang, Pojok Jalan Gejayan, Satu tempat di Pringwulung, Pogung kampungnya mahasiswa, Angkringan, dan melewati malam di warung burjo. Rasanya nikmat sekali meski hanya semangkuk indomie telur, gorengan dan segelas es susu coklat. Menu terakhir sebelum tidur malam yang teramat mewah di saat itu.

Ah rasanya begitu banyak kenangan akan Jogja yang tak habis jika harus dituangkan dalam kata-kata....Pelan-pelan dalam imajinasiku teralun tembang Yogyakarta dari Kla Project..
Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama
Suasana Jogja

Di persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki lima
Menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri
Ditelan deru kotamu ...

Jakarta, 29 Juni 2008


Comments