Skip to main content

Senja Di Bukit Bolo


Seorang lelaki berbadan kurus, tinggi 165, berusia 29 tahun, tergeletak dengan badan yang tergores penuh luka diantara nisan kuburan Cina di bukit Bolo. Waktu itu sore menjelang senja dengan nafas yang masih terengah engah dia memegang sesuatu di tangannya sebuah gelas antik dari keramik.

Joko Budheg nama lelaki itu, terkenal sebagai pencuri paling disegani di desa bonorowo. Seminggu lalu ia bertemu dengan Kembang Sore wanita pujaanya. Pelacur tercantik di Bolo. Rajutan asmara membuat dua insan saling jatuh cinta. Sebagai bukti tanda cinta Joko Budheg ia ingin memberikan kado spesial bagi wanita pujaannya tersebut, gelas antik dari keramik bergambar bunga teratai yang selama ini sering disebut-sebut Kembang Sore sebagai benda terindah yang ia impikan sejak kecil. Sebagai hadiah pernyataan cinta mereka dengan saksi alam semesta. Mereka akan bertemu di bukit Bolo dibawah pohon Cemara besar ketika menjelang senja seminggu setelah bertemu.

Joko budheg memulai aksinya masuk rumah pengusaha Cina terkaya di desa Banjarejo. Selama ini tak ada yang bisa menggagalkan setiap tindakan Joko Budheg maklumlah dia memiliki sebuah Jimat hasil dari laku yang dilakukannya setahun lalu di gunung Kawi.

Kali ini Joko Budheg kurang beruntung setelah mengambil sebuah gelas keramik antik dia melompat pagar. Apesnya jimat berupa kain putih yang selama ini dia gunakan sebagai ikat kepala jatuh karena tersangkut pagar. Apesnya di dekatnya ada salah seorang penjaga di rumah orang Cina itu. Teriakan maling dari penjaga yang sudah tua renta itu ternyata masih mampu membangunkan penduduk disana. Mereka mengejar Joko namun ternyata ia masih beruntung meskipun sebuah lemparan batu sempat mengenai kepalanya.

Setelah masuk hutan akhirnya ia berhasil melarikan diri. Dia menuju tempat dimana ia akan bertemu dengan kekasihnya. namun sesampainya di Bolo Joko budheg sudah kehabisan tenaga, badannya tersobek-sobek tanaman liar dan duri pepohonan hutan.

Waktu itu sore hari menjelang senja..Joko Terkapar di salah satu gundukan tanah besar...di dekatnya ada sebuah pohon besar...gerimis hujan turun..Pelangipun menampakkan wujudnya..sambil merayap-rayap ia ada di gundukan tanah itu...Joko terduduk dengan susah payah..dan menaruh gelas keramik tersebut diatas kuburan Kembang Sore..

*Sehari sebelum kejadian itu kembang sore dibunuh oleh lelaki hidung belang pelanggannya"

Joko kemudian terkapar setelah tak kuat lagi menahan sakit yang dialaminya...saat matahir tenggelam dan senja datang..nyawanya terbang ke langit..di atas buklit Bolo itu diantara kemilau Senja nampak Joko budheg bergandengan tangan dengan kembang Sore mengikuti hilangnya cahaya matahari....

Comments

Anonymous said…
Gunung Mbolo..hehehe..wah kayaknya pengalaman pribadi jangan2???..hehehe..peace!!!
Fathoni Arief said…
Hehehe..sory mas..tuh hanya imajinasi belaka...Salam