Skip to main content

MENCARI MALAM TANPA SENJA (Bagian Kedua)

Bagian Kedua

Hahahaha..mereka berdua tertawa lepas tak lagi hiraukan orang-orang yang berlalu-lalang di depan mereka..Dan waktuun terus bergerak..Dari sore kini telah berubah menjadi senja sementara kereta yang mereka tunggu belum datang juga..

“Hai orang aneh sebenarnya yang kukatakan sedari tadi benar. Aku tak sedang mencari seseorang. Aku sedang menunggu seseorang,” kata Wanita bernama Senja

“Ah pusing aku mencerna kata-katamu. Bukankah menunggu tak beda jauh dengan mencari,”

“Ya terserah kau menangkapnya. Aku memang sedang menunggu. Menunggu seseorang yang katanya bungkuskan sebuah rembulan,”

“Apa lagi itu? Ah makin pusing saja aku mencernanya. Kau tak jauh beda denganku”

Keduanya kini hanya terdiam sementara waktu terus bergerak dari awalnya senja kini perlahan berganti malam.....

"Hmm..ternyata masih kujumpai senja," kata lelaki itu lirih.

"Apa katamu orang aneh..adanya malam pasti ada senja," kata Senja.

"Hmm berarti aku harus terus mencari. Dimana kulihat malam tanpa kutemui senja,"

Senja hanya terdiam merasa keheranan. Baru kali ini dia menemukan orang seaneh ini. Kali ini dia tak menanggapi ocehan lelaki itu.

Pandangan mata senja kini mulai tertuju ke satu arah. Sorot tajam mata dibalik kacamata itu membelah keramaian dan temukan sosok yang tengah berjalan. Dengan terburu-buru sosok lelaki tegap, berambut acak-acakan itu menaiki kereta.

Senja berlari namun kereta memang lebih cepat dari manusia...tanganya masih melambai dan kini dia kembali ketempatnya tadi didekat lelaki itu dengan tubuh lunglai. Senja terisak...

"Siapakah dia? Itukah orang sedari tadi kau tunggu?" tanya lelaki.

"Bukan,"

"Lalu kenapa kau jadi seperti itu?, tanya lelaki.

"Bukan...", Senja masih saja terisak. Lelaki merasa serba salah. Dia hanya diam membiarkan wanita yang baru dikenali beberapa jam yang lalu itu terus terusak. Sorot lampu stasiun serasa makin terang. Butir-butir air mata senja terlihat berkilauan.

"Sebenarnya namaku bukan Senja,"..Senja menahan isak dan kini mulai mereda.

"Panggil aku malam saja," kata Malam.

"Oiya kau bisa memanggilku Bintang," balas lelaki itu.

Apa yang terjadi antara Senja atau yang kini minta disebut sebagai malam terus menjadi misteri bagi bintang.

"Hai Bintang lalu kau sekarang mau kemana?" tanya Malam.

"Aku masih dengan tujuanku semula. Mencari tempat dimana tak lagi kulihat senja. Dan aku bisa menikmati malam," jawab bintang.

"Apakah tempat seperti itu ada?" tanya malam.

"Aku juga tak tahu. Makanya aku sedang mencari dan terus mencari. Entah sampai kapan mungkin sampai aku tak kuat lagi berjalan atau..entahlah,"

"Hai bintang aku akan mengikutimu... Bolehkah?", tanya Malam.

Bintang tak menjawab..hanya mengangguk...Mereka untuk beberapa saat kembali terdiam..

Sebuah kereta barang berhenti...

"Cepatlah ayo segera!" ajak Bintang.

"Segera apa?" tanya Malam.

"Cepat naik di antara gerbong,"

malam dengan dibantu Bintangpun menaiki gerbong yang membawa bahan bakar itu. Mereka duduk diantara gerbong.

Akhirnya keduanya terus berjalan dari satu stasiun ke stasiun yang lain. Berusaha mencari tempat dimana bisa menemukan malam tanpa senja. Hingga bertahun mereka melakukan perjalanan kejadian dikala senja di stasiun itu tak pernah diketahui oleh Bintang.

Bintang ditemani Malam..akhirnya bersama-sama menhilang dari Senja.

Jakarta Februari 2008

MF. Arief


Comments