Skip to main content

Prosa Tak terselesaikan

Kapan lagi kutulis untukmu....Kata hati sang elang bertanya tentang satu pekerjaan yang belum pernah diselesaikannya. Mirip lagunya Jikustik...........ini tentang prosa yang tak terselesaikan. Meskipun berulang-ulang diminta dan ia hanya tersenyum masih dalam proses.
"Cerita yang kau pinta mungkin hanya seperti itu....sepenggal kisah yang pernah kuberi dulu. Akhir dari ceritanya tentu saja tergantung padamu....."
Kata-kata sang elang tentang cerita yang tak terselesaikannya
>>>>
Dengan kamera tua olympus miliknya wartawan amatir itu mulai mengambil obyek-obyek yang membuatnya menarik. Apa saja ia ambil tak tahu untuk apa gambar-gambar itu. Yang jelas bukan untuk dikirim ke surat kabar tempatnya bekerja.Sesuatu yang mungkin saja hanya sebuah keisengan untuk mengisi waktu luangnya.
Kini matanya tertuju pada satu arah. Dari kejauhan dilihatnya seorang wanita berambut panjang lurus dengan ikatan rapi. Seorang wanita berbaju rapi dengan kaca-mata. Dengan sepedanya pelan-pelan ia naiki. Wanita berkaca mata membelah jalanan kampus dan masih saja dalam tangkapan mata sang wartawan. Kamera sang wartawan mulai dibidikkan pada sasarannya. Sang wanita terus saja melaju seakan tak ada apa-apa. Terus saja ia mengayuh sepedanya meter demi meter. Ia tak menyadari saat sang wartawan amatir membidikan kamera kearahnya.
Satu, dua, tiga, empat, lima kali sang lelaki membidikkan kameranya. Sebuah senyuman terpancar dari wanita berambut panjang itu. Tapi entah senyuman itu untuk siapa yang jelas terpancar dari wajahnya.
>>>>>>>>
Untukmu yang berselimutkan salju...
semakin memutih dan tak kasat oleh mataku
Untukmu yang membisu...menyisakan satu tatapan berdinding kata kosong menutupi satu cerita yang diam-diam masih kau simpan...
untukmu yang begitu hebat hingga mampu mempu membuatku tetap pada satu ruang rindu hanya untukmu dan bukan untuk yang lain
Untukmu yang meninggalkan lukisan bergambar wajahmu...menghiasi tiap jalan kenangan dan terus saja memanggilku....terus saja mengiringiku dengan tawa...satu impian tentang kebahagiaan...
Untukmu aku masih tetap disini...tempat yang sama ketika dulu kau menyapaku dan kita bersama menjalani semuanya dalam satu dunia....
Untukmu tentu saja untukmu bukan untuk yang lain....
Untukmu yang mampu membuatku tersenyum...
Satu cerita untuk melengkapi prosa yang pernah kita tulis melanjutkan buku kehidupanku dan mungkin kau masih kunanti...karena kutahu kau juga tahu bahwa aku tak akan mungkin berikan cerita pesananmu karena lakon uatmanya adalah dirimu...
>>>>>>>>>


Andaikan semua cerita berakhir bahagia....Adi Adrian mengiringi penulisan sajak menurutku ini

Vidi Net bar Subuh 13 april 2007

Comments