Skip to main content

Nona Kecil Dalam Kehidupan Sang Elang

Suatu ketika di angkringan Lik Man saat melihat kau tersenyum..
Sang Elang Kini Punya Impian baru....Baru saja dia cerita tentang impian barunya. Cerita yang langsung kutangkap dari mulutnya. Entah kenapa aku seperti tersihir mendengarkan satu demi satu ceritanya.
"Kau memang jago cerita kawan" kataku
"Ya, tak salah lagi aku harus jago cerita semuanya berkaitan dengan impianku yang tadi. Suatu saat aku harus mendapatkan nobel sastra", katanya
Aku iya-iyakan saja dengarkan semua ocehannya. Ya dia cerita begitu meyakinkan meski dalam hati kecil sebenarnya tertawa.

"Pram saja hanya beberapa kali dapat kandidat hanya sebatas calon masa dia yang masih hijau (seperti hijaunya baju seragam SMU yang dulu pernah ia pakai) begitu yakin akan dapat penghargaan itu", gerutuku dalam hati.
Kutanyakan sebuah pertanyaan padanya", Kenapa kau begitu yakin kawan".
Kalau ngga' salah jawabnya begini "Hanya dengan berbekal keyakinan aku bisa tegak hingga saat ini". Sebuah jawaban yang sungguh mampu menggetarkan hatiku.
Kemarin sempat juga dia berikan coretan terbarunya.
"Tolong bacakan tulisan ini keras-keras agar semua mendengarnya"
Sebuah cerita tentang nona kecil

Nona kecil yang masuk dalam kehidupanku. Tak tahu pertama kali dia datang. Yang jelas saat ini dia masih ada, memang dia bukanlah nona kecilku tapi entah kenapa hingga saat ini keberadaannya mampu meluluhkan hatiku.
Pernah aku cerita pada nona kecilku tentang arti dari sebuah fondasi. Fondasi sebagai landasan awal dari sebuah kekokohan. Aku ceritakan tentang diriku yang tengah membangun sebuah fondasi untuk bangunan yang tahan gempa dan digunakan selama mungkin.
"Dasar orang sipil?" Katanya
"Bukan fondasi seperti itu. Itu hanya kiasan dari landasan dari hubungan yang tengah kubangun. Aku sedang belajar tentang jenis tanah untuk memastikan fondasi apa yang cocok dan ukurannya. Kau mengerti kan yang kumaksud?"Tanyaku
"Ah aku makin bingung saja. Dasar kau orang aneh", Katanya

"Aneh??? Itulah aku jika Anehnya hilang berarti bukan aku lagi", Jawabku
Nona kecil kini terdiam. Menyimpan sejuta rahasia yang hingga kini belum bisa kutemukan.
Ah terus terang saat terdiam sebuah pesona terpancar darinya. Sosok tegar mungkin saja melebihi seorang Frida kahlo.
Melihatnya seperti itu akupun seperti tersihir. Semangatku kini melecut. Aku kembali tegak.
"Aneh nona kecil. Aku rasakan sesuatu yang aneh", kataku
"Aneh seperti apa?" Tanyanya
Akupun elang coba mengganti pokok pembicaraan sambil menyindir-nyindir nona kecil akan sebuah kisahnya. Nona kecilpun mencubit lenganku. Ku hanya tertawa-tawa lihat ekspresi semuanya.

"Hingga saat ini kau itu bukan apa-apaku begitu juga aku bukan apa-apamu tetapi sepertinya ada hal aneh. Rasanya aku merasakan sebuah ketenangan jika kau menyapaku, jika kau tersenyum padaku. Aku tak tahu apa kau juga rasakan yang seperti itu", Jawaban yang hanya kuucapkan dalam hati. Aku hanya membalasnya dengan senyuman.
Nona kecilku hanya tersenyum. Bersama kami telah melewati sebuah perjalanan waktu dan hingga saat inipun seperti itu. Berjalan mencari sesuatu, sebuah arti kehidupan lewat jalan yang sama untuk saat ini.

Saat ini jalanya sama tapi aku tak tahu tujuan yang ingin dicapai nona kecilku. Jika suatu saat ternyata tujuan kita sama aku akan tersenyum dan memberikan yang terbaik untuknya tapi jika ternyata tujuannya tak seperti yang kukira aku akan tetap tersenyum dan berterima kasih karena telah menemaniku dalam penggalan perjalanan kehidupanku.
Ya seperti itu coretan dari sang elang yang diberikannya padaku...
Masa nulis kaya gini pingin dapat nobel sastra.
"Aku bertanya apakah ini karya terbaikmu?", tanyaku
"Bukan", jawabnya
"Lalu apa?", tanyaku lagi
Ini hanyalah ungkapan hatiku buat nona kecilku

"Ada-ada saja kau ini. Dulu katanya bintang kecil telah membuatmu terluka kini kau bermain api lagi dengan Nona kecil...Apa sebenarnya keinginanmu?",tanyaku lagi
"Tidak ada maksud dan keinginan khusus. "Tidak" Itu hanya latihan ketegaran hatiku saja jika ternyata suatu saat nona kecil ternyata mempunyai tujuan yang lain denganku. Nona kecil berbelok dan berpisah denganku aku akan tegar dan mampu menerimanya", jawabnya
"Jika kau takut kenapa tak kau ungkapkan saja perasaanmu pada nona kecilmu?" Tanyaku,
"Nona kecilku sudah terlalu baik hati untuk bersedia menyapa dan menemaniku hingga saat ini. Aku tak menuntut yang lebih dari itu. Meskipun kata hati ingin lebih dari itu",
Malam minggu aku harus temani sang elang sambil denger lagu radionya sheila on 7. Mataku makin ngantuk saja. Sayup-sayup sang elang terus mengoceh tentang nona kecilnya sambil sesekali cerita tentang impiannya meraih hadiah nobel sastra.
Mataku tak bisa kutahan lagi. Mengakhiri tulisan yang mungkin masih ada yang baca dan semoga bisa membuat orang tersenyum dan selalu terinspirasi.

4 November 2006 (23.56 WIB)

Ingin rasanya air mata menetes entah karena apa. Atau mungkin karena rindu y? Lalu rindu pada siapa? Nona kecilkah....Terima kasih telah membantu aku temukan arti kemandirian dan ketegaran...(Sang Elang).

Comments