Memahami Sketchup dari A hingga Z

Sekira setengah tahun lalu saya membuat blog yang isinya khusus mengupas seputar program pemodelan 3 dimensi Sketchup. Blog yang judulnya belajar Sketchup dari A hingga Z ini awalnya hanya untuk memisahkan tulisan-tulisan saya seputar Sketchup di blog ini. Rupanya blog ini cukup banyak dikunjungi mereka yang ingin belajar program ini. Hal ini bisa dibuktikan dari catatan di google analytic dan webmaster tool. Bahkan beberapa kata kunci mampu menduduki peringkat pertama dan halaman pertama di mesin pencarian Google.

Tak hanya sekedar berkunjung saja ternyata banyak juga mereka yang mengajukan sejumlah pertanyaan seputar Sketchup baik melalui Whats App, BBM, Line, maupun email. Selama ini saya berusaha untuk menjawab pertanyaan mereka meski terkadang ada sesuatu yang cukup menggelitik bagi saya.

Sebelum bercerita apa hal yang membuat saya tergelitik saya ingin flash back awal mula mempelajari program ini. Saya sudah mengenal program ini tahun 2008, namun baru serius belajar di pertengahan tahun 2012. Waktu itu saya belajar melalui buku dan video tutorial dan hingga sekarang saya masih belajar karena ternyata ada banyak hal menarik yang belum saya kuasai.

Terkait dengan pengalaman saya belajar sketchup ini rupanya terulang juga dari para nubie di sketchup. Pemahaman saya tentang Sketchup dulu hanya sekedar program untuk membuat gambar yang bisa dirender sehingga hasilnya menyerupai gambar real. Seperti inilah mungkin pemahaman beberapa pemula yang bertanya pada saya. Belum menguasai cara membuat model 3D yang baik dan benar tapi sudah pingin menguasai teknik rendering. Padahal Sketchup sebenarnya bukan sekedar terbatas membuat gambar 3D saja tapi lebih dari itu.


Pemikiran saya tentang Sketchup mulai terbuka sejak saya melihat video tutorial dari seorang arsitek bernama Nick Sonder. Si arsitek ini menjelaskan bagaimana Sketchup bisa digunakan untuk membuat sebuah model yang lengkap tak hanya untuk tampilan 3D tapi hingga dalam-dalamnya seperti fondasi, kolom, rangka atap semua tergambar. Gambar lengkap ini ternyata ada tujuannya jadi sekali menggambar bisa digunakan untuk banyak hal termasuk ke gambar kerja.

Melihat video tutorial Nick Sonder pemikiran saya sedikit terbuka tapi ada satu hal yang mengganjal. Bukankah semakin rumit model akan membebani laptop dan bisa-bisa hang di tengah jalan. Sebelumnya saya sebenarnya sudah berusaha membuat model yang sedikit lengkap dan nyata yang terjadi error di tengah jalan. Rupanya setelah cukup lama belajar saya menjumpai solusinya. Agar memudahkan dalam membuat model yang lengkap Sketchup sudah menyediakan layer. Memanfaatkan layer, grup, komponen dan outliner akan sangat membantu.

Kembali ke soal pertanyaan menggelitik bagi para pemodel Sketchup pemula, di tahap awal belajar saya sarankan lebih banyak praktek membuat model dulu dan menguasai setiap tool yang disediakan di sini. Jika sudah lancar baru belajar bagaimana teknik render yang baik dan benar. Karena teknik render sendiri juga perlu banyak belajar serta latihan sendiri dan berdasar pengalaman jika model yang dirender kurang oke hasil akhirnya juga biasa-biasa.

Karena hal diataslah saya membuat blog tentang Sketchup yang sebenarnya beda mencoba mengulas beragam potensinya dari A hingga Z. Soal render proporsinya kecil saya lebih menekankan penguasaan tool dasar serta memaksimalkan potensi Sketchup untuk menyediakan satu gambar yang lengkap.

Fathoni Arief
Sketchup Artist

Bagi Anda yang ingin belajar Sketchup silahkan mengunjungi Belajar Sketchup A-Z.

Berbagi takkan pernah membuatmu merugi

Post a Comment for "Memahami Sketchup dari A hingga Z "