Skip to main content

Susahnya Membedakan Mana Sampah Mana Informasi

Sekarang ini perkembangan teknologi informasi benar-benar luar biasa. Satu berita bisa cepat tersebar melalui berbagai media sosial yang ada. Sayangnya kita jadi susah membedakan mana sampah mana makanan, seringkali si pembuat informasi entah foto atau artikel seringkali ngawur dan tidak memperhitungkan sebab akibat dari konten yang dia buat. Saya sering membaca status di Facebook yang dengan mudahnya menghina agama A, aliran B, si A , si B atau membuat foto yang mengundang sensasi seperti sambil pose seronok, menginjak kitab suci agama dsb.

Tak hanya itu saja, terkadang membuat satu artikel yang hanya berdasar pemahaman ngawur mungkin. Lucunya banyak yang asal menshare, menyebarkan ulang tanpa membaca terlebih dahulu. Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah artikel yang di share oleh seorang rekan di Facebook. Kalau tidak salah judulnya PNS Vs Pengemis. Bagi yang belum pernah membacanya saya sarikan saja, intinya si pengemis menyindir PNS susah-susah kuliah sampai Sarjana tapi toh setelah jadi PNS Cuma bergaji 2 jutaan, sedangkan Pengemis yang ga pernah makan bangku kuliah bisa punya rumah punya mobil yang wah. Membaca artikel tersebut sebenarnya saya sedikit terusik. Meskipun saya sendiri bukanlah PNS tapi menurut saya ada yang kurang pas.

Setidaknya ada 3 hal yang mengusik saya pertama soal pendidikan, kedua soal profesi PNS dan ketiga tentu saja profesi pengemis. Hal pertama yang ingin saya komentari adalah soal pendidikan. Muncul pertanyaan besar jika pendidikan dikait-kaitkan dengan urusan duit. Memang benar orang sekolah tinggi agar bisa mendapatkan penghidupan yang lebih layak tetapi apakah sekolah hanya untuk itu?

Saat ini memang sekolah “seakan-akan” hanya formalitas mengejar nilai tinggi , cepat lulus dan segera dapat kerja dengan gaji tinggi. Saya dulu termasuk orang yang masuk seakan-akan, tapi ternyata hanya dengan “sekolah” kita bisa mendapatkan banyak hal baru. Sekolah bisa dimana saja, bisa melalui lembaga formal atau non formal. Bukankah di Agama diajarkan kalau ingin mendapatkan dunia ya dengan ilmu, ingin mendapatkan akhirat dengan ilmu. Begitupula jika ingin mendapatkan keduanya.

Hal kedua adalah soal PNS. Memang apa yang salah dengan menjadi PNS. Jika masuknya lewat cara yang benar dan bekerja sesuai aturan apa ada yang salah? Coba saja bayangkan jika semua orang jadi pengusaha tidak ada yang jadi PNS saat mudik siapa yang disuruh ngurusi jalan, siapa yang disuruh jaga puskesmas, rumah sakit, siapa yang mau ngurusi KTP ? Intinya semua profesi asal benar sebenarnya sama bagusnya, Cuma memang terkadang ada PNS suka bolos, suka nakal dikit, itu yang semestinya menjadi bahan instrospeksi diri. Ketiga adalah soal pengemis, waduh membandingkan PNS dengan pengemis. Sekaya-kaya kayanya pengemis dia tangannya di bawah. Lalu apa kerennya jadi pengemis?


Tulisan ini bukan ditulis atas dasar kebencian pada si penulis. Kalau benci apa dasarnya wong saya juga bukan PNS. Ini Cuma sekedar seikit masukan khususnya bagi saya sendiri untuk lebih berhati-hati dalam menulis dan menyebarkan satu informasi.


Berbagi takkan pernah membuatmu merugi

Comments