Skip to main content

MELAHIRKAN ATLET KELAS DUNIA DARI OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA



“We are the champions - my friends
And well keep on fighting - till the end -
We are the champions...we are the champions
No time for losers
cause we are the champions - of the world –“

LENGKINGAN suara Anik, siswi SLB Jawa Timur memenuhi ruangan Istora Senayan Jakarta, awal Agustus lalu. Lantunan lagu ”We are the Champion” milik grup musik legendaris Queen yang dia bawakan, seakan menggetarkan hati para peserts Olimpiade Olahraga Siswa Nasional dan undangan yang hadir pada acara pembukaan.




”Suasana sangat meriah sekali. Sangat luar biasa. Biasanya saya hanya lihat melalui televisi namun saat ini saya mengalami secara langsung,” kata Elvin Lampelulu, S.Pd. Guru SD Inpres 1 Kawatuna, official tim Sulawesi tengah.

Suasana meriah tampak di acara pembukaan. Ada penampilan rancak 100 orang cheerleaders yang menari, melompat, bersalto dengan lincah dan teratur di antara alunan musik dan gemerlap lampu warna-warni. Mereka adalah siswa-siswi SMP Jakarta.



Belum habis kekaguman para penonton aksi seratusan pendekar silat cilik DKI Jakarta dengan berbagai jurus dan gerakan membuat segenap peserta dan para undangan di pembukaan Olimpiade Olahraga yang baru kali ini diadakan secara bersamaan untuk jenjang SD, SMP, SMA, SMK dan SLB.



Tepuk tangan meriah membahana saat melihat adegan nan menegangkan yang dimainkan atlit-atlit cilik tersebut. Acata pembukaan diakhiri pertunjukkan tarian kolosal dari Sumatera Barat, DKI Jakarta dan Papua. Para penarinya adalah ratusan pelajar SD dan SMP. Kemeriahan begitu terasa ditambah dengan hadirnya Dick Doang dan Tengku Malinda sebagai pembawa acara.

Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo didampingi Ketua Umum KONI Rita Subowo membuka perhelatan yang rencananya akan digelar rutin setiap tahun. Raungan sirine menjadi tanda dimulainya ajang olahraga bergengsi tingkat nasional ini. Menteri sempat menyatakan kekagumannya atas meriahnya suasana pembukaan. "Hal ini membuktikan bahwa pendidikan bisa melakukan sesuatu yang menggetarkan," kata Bambang.

Olimpiade olahraga ini di tahun sebelumnya dilaksanakan terpisah-pisah. Masing-masing jenjang menggelar sendiri-sendiri. Mulai tahun 2008 olimpiade digelar bersama, seperti halnya olimpiade sains nasional yang sejak 2004 digelar bersama untuk semua jenjang pendidikan. Kelebihan Olimpiade Olahraga ini juga diikuti siswa SMK dan Sekolah Luar Biasa (SLB).

”Atlet-atlet tersebut diharapkan menjadi atlet profesional yang bisa menjadi wakil Indonesia di berbagai ajang seperti SEA Games, ASIAN Games, dan sebagainya,” katanya.

Total peserta yang hadir sebanyak 5016 ini. Mereka wakil dari 33 provinsi yang datang dengan seragam masing-masing kontingen. “Mereka yang ikut di acara ini merupakan hasil seleksi yang diadakan mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten hingga provinsi. Peserta O2SN ini adalah para juara di tingkat provinsi,” kata Prof. Suyanto, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

MELAHIRKAN ATLET HANDAL



Dalam pembukaan kegiatan yang mempertandingkan 15 cabang olahraga ini, Bambang Sudibyo, mengatakan, O2SN ini merupakan ajang pembibitan prestasi bagi pelajar. Bambang berpesan pada semua yang terlibat mulai dari atlet hingga wasit mampu bertindak secara profesional dan sportif. Sebab, ajang ini bukan ajang kompetisi, melainkan juga ajang pembinaan potensi para siswa.

“Untuk para wasit kami juga meminta agar dalam selama memimpin pertandingan olahraga ini bersifat adil dan menjunjung tinggi martabatnya. Jaga betul sportivitas O2SN ini,” kata Bambang Sudibyo.

Menurut Bambang Sudibyo O2SN ini juga sebagai ajang untuk mencari mereka yang pantas untuk direkrut menjadi anggota timnas untuk berlaga di tingkat internasional. ”Even ini akan diadakan setiap tahun dengan demikian bagi adik-adik yang bisa menjadi juara akan direkrut oleh KONI untuk menjadi anggota timnas dalam olimpiade remaja di Singapura. Dari O2SN ini akan dipersiapkan atlet yang akan tampil di Asian Youth Olimpic 2009 di Singapura dan Youth Olimpic 2010 juga di Singapura,” kata Bambang.



Kata Bambang Olimpiade Olahraga Siswa sama penting, sama bergengsinya dengan Olimpiade yang lain. Oleh karena itu nanti bagi pemenang juga akan diperlakukan sama pula. ”Olahraga sama pentingnya dengan cabang pendidikan yang lain seperti agama, budi pekerti, dan yang lainnya. Bagi para pemenang akan diberikan penghargaan dan hadiah yang sama dengan juara OSN dan Festival Seni. Antara ketiga olimpiade dan festival ini perlakuannya sama persis,” kata Bambang.

Selain sebagai ajang mencari atlet handal Mendiknas mengatakan O2SN juga dimaksudkan untuk menjadi perekat NKRI. Kata Menteri di even ini siswa-siswi terbaik di bidang olahraga dari seluruh provinsi di Indonesia, berkumpul di Istora Senayan untuk silaturahmi dan berinteraksi secara multikultural. O2SN menjadi wahana pendidikan di bidang multikultural siswa-siswi bisa berinteraksi untuk saling mengenal, saling membangun jejaring agar terbiasa dengan pergaulan tingkat nasional. ”Melalui O2SN ini kami ingin bangun nasionalisme di bidang pendidikan, persatuan dan kesatuan Indonesia bisa makin kokoh melalui berbagai lomba yang ada melalui O2SN para peserta akan membawa nama baik sekolah,” kata Bambang.

SEMANGAT MAHDI DAN SITI



Mahdi Salman Faris, siswa kelas 3 SMA 1 Sei Ambawang, Kubu Raya, Kalimantan Barat terlihat semangat mengikuti acara pembukaan. Mahdi mengikuti cabang tenis meja. Ia ditempa sang ayah, Edi Fahrizal, yang juga atlit tenis meja sejak usia SD. Ia juga dilatih, Siti Nurhamsyah, pegawai Dinas Pendidikan Kubu Raya. Di usia anak-anak hingga remaja, Mahdi adalah jagoan tenis meja di sana.

Selain Mahdi, Kubu Raya juga diperkuat Fitri, anak kandung Siti yang juga atlet handal tenis meja. “Mereka memang layak karena telah berlatih keras,” kata Siti. Mahdi-Siti adalah juara ganda campuran tingkat provinsi Kalimantan Barat.

MF ARIEF DAN ANE NURANNISA

Comments