Mikroskop “made in” Wonosobo

Mustiko nama sang pembuat mikroskop air ini. Ide kreatif pembuatan mikroskop air pertama kali dilatarbelakangi oleh keterbelakangan dari SD tempatnya mengajar. Salah satunya disebabkan letak SD tersebut di daerah pegunungan. SD tersebut merupakan pemukiman tertinggi karena diatasnya sudah tak ada desa dan sekolah lagi. Dengan kondisi seperti itu fasilitas pendidikan yang minim juga menjadi kendala salah satunya alat peraga pendidikan termasuk didalamnya mikroskop yang harganya mungkin jutaan.

Dari kegelisahan akan minimnya alat peraga pendidikan ia berfikir bagaimana membuat alat yang harganya seminimal mungkin bisa diambil dari lingkungan memanfaatkan limbah yang sudah tersedia. “Bisa dibilang prosesnya panjang sampai akhirnya tercipta alat ini,” kenangnya. Prosesnya panjang tapi pembuatannya sebentar. Prosesnya mungkin sejak awal 2000an. Prosesnya lama tidak sekaligus jadi karena ada ajang ISF saja. Hal yang memacu dirinya saat ini juga sekarang pembelajaran fokusnya menyenangkan. Menurutnya pendekatannya harus pendekatan yang kontekstual jadi nyata tidak hanya sekedar informasi saja tidak.

SD tempat Mustiko mengajar terletak di kaki Gunung Sumbing makanya relatif terpencil dan suasananya masih desa. Di sekolah tempatnya mengajar anak-anaknya banyak yang tidak memakai sepatu. Gedungnya termasuk gedung lama, gurunya kurang dan angka partisipasi masyarakatnya rendah sekali. Jumlahnya muridnya 250an itu paling banyak sekecamatan. Mata pencaharian penduduk mayoritas petani tembakau. Ketika musim panen begini banyak diantara siswanya yang ijin karena ditinggal orang tuanya.

“Di rumah sama siapa. Karena mereka bekerja buruh cari kerjaan mengolah tembakau,” kata Mustiko.

Mustiko termasuk penduduk yang tinggal di daerah sekitar Bowongso. Suasana desa ini kalau dibandingkan dengan kota keadaanya serba minim. Yang melanjutkan dari SD ke SMP juga rendah sekali kemarin hanya 5 dari 40 siswa. Dari orang tuanya memang begitu. Orang tuanya itu sudah mampu sebenarnya. Banyak yang haji. Tapi itu justru tantangan bagi saya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Sampai saya daftar sekolah ke SMP itu saya antar. Pokoknya tinggal bilang sekolah nanti biar masuk. Jarak SMP sebenarnya tidak begitu jauh kurang lebih 2 KM untuk swasta dan 5 KM untuk sekolah negeri. Jadi bukan karena kesulitan medan yang menyebabkan rendahnya angka siswa yang melanjutkan sekolah tapi lebih pada kesadaran. Budaya masyarakat memang begitu. Lebih banyak mereka mondok. Kulturnya Islam tradionalis.

Mustiko Lahir di Wonosobo tahun 1970 ia meraih gelar Diploma II di IKIP Semarang tahun 1996. Istri juga satu almamater dengannya yang lulus tahun 1998. Guru sederhana ini kini memiliki dua anak, Anak Pertama : Nandang Hidayat, kedua : Khila rusdiana, saat ini ia sedang menanti kehadiran putra ketiganya yang masih dalam kandungan. Ia menjadi guru sejak tahun 1990 tapi diangkat menjadi pegawai negeri baru tahun 1998. Dari awal sejak pertama kali diangkat hingga sekarang ia mengajar di SDN 2 Bowongso. Rumah tinggalnya berjarak 8 km dari sekolah tepatnya di Maduretno, Rt 1/5 Kalikajar-Wonosobo. Istrinya juga guru saat ini mengajar di SDN 5 Butuh Wonosobo, Namanya jumaroh.

Guru sederhana ini tak pernah pernah berhenti untuk belajar. Ia makin termotivasi untuk terus membaca dan belajar apalagi dengan terpilihnya menjadi salah satu finalis ISF 2007. Saat ini ia masih menyelesaikan S1 UT di Wonosobo. Ia mengambil jurusan PGSD atas beasiswa dari pusat. Saat ini ia sudah menginjak semester terakhir.“ Sekarang tinggal nunggu nilai mudah-mudahan lulus. Harapannya saya bisa belajarlah dari lingkungan,” katanya.

Meskipun ia belum berhasil menjadi salah satu juara ia tetap bersemangat untuk menyebarkan segala pengalaman yang didapat selama ikut ISF di Jakarta. “Dari yang ikut festival ini akan saya rekam dan saya sampaikan ke rekan-rekan disana. Itu kan pengetahuan praktiskan bukan teoritis, “katanya. Selamat berjuang pak semoga ada banyak guru-guru lain yang kreatif dan berkarya demi kemajuan pendidikan.


(Mochamad fathoni Arief)

Post a Comment for "Mikroskop “made in” Wonosobo"