Skip to main content

Sang Penyair menunggu Jiwa..

Sang Penyair terduduk di tepi penantian...
Dia terduduk lesu lelah karena rindu..
Wajahnya sayu..
tak ada ekspresi lain selain sayu dan hampa...
hai...kenapa kau terdiam...
tak adakah sesuatu yang bisa kau bagikan padaku...?
Sekelebat bayangan malam menyapa sang penyair..
Sang penyair hanya menggelengkan kepala..
Ayolah berilah ceritamu...
seperti biasanya kau bercerita, berceloteh, berpuisi, bersajak..
Ayolah seperti biasa aku melihatmu...
Tak bisa...
ayolah barang satu paragraf..
sudah kubilang tak bisa
Dalam paragraf aku harus menyusun kalimat..
untuk satu kalimat aku membutuhkan kata-kata..
Untuk satu kata aku membutuhkan huruf..
aku tak bisa...
Karena huruf keluar dari hati..yang terdorong oleh jiwa..
bagiamana bisa aku melakukannya jika jiwaku sudah terkurung..
hatiku sudah terhempas..
Aku tak bisa...
Bayangan malampun hanya mengangguk
entah mengerti atau apa dan sebentar kemudian muksa...
Sang penyair tetap di tempatnya...
Fikirannya masih teruju bagaimana ia bisa dapatkan hatinya
bagaiamana ia bisa keluarkan jiwanya
Tak sabar ia keluarkan kata-kata
tak sabar untuk kembali bercerita....
ia masih di tempat sama menunggu semua
Menunggu dalam lelah
Meskipun semuanya nampaknya sia-sia

Kalibata 5 Agustus 2007

Comments