Skip to main content

Siapa Bilang Menulis Itu Mudah?


Jika saya diminta menjawab pertanyaan menulis itu mudah atau susah ? Jawab saya, menulis itu susah. Meskipun sejatinya beberapa tahun lalu saya sempat menjalani bidang yang ada kaitan dengan tulis menulis, saya tetap beranggapan menulis itu tidaklah mudah. Menulis yang saya maksud bukanlah sekedar asal merangkai kata demi kata menjadi kalimat, hingga kumpulan paragraf, namun menyusun sesuatu entah itu informasi atau gagasan yang memiliki nilai dan manfaat. Menulis butuh persiapan dan proses panjang. Panjang yang saya maksud bisa saja relatif, antara satu orang dengan yang lain bisa berbeda.

Untuk bisa menghasilkan karya tulis hal pertama yang diperlukan adalah ide atau gagasan mau menulis apa. Para penulis pemula atau mereka yang sudah lama tak menulis, seperti saya, seringkali berhadapan dengan kondisi kekurangan ide sebagai bahan tulisan. Untuk mencari ide ini seringkali juga menjadi momok, karena menurut saya tidak semua ide bisa menjadi bahan tulisan. Apalagi jika niatnya menulis sesuatu yang “serius” seperti sebuah essay atau artikel ilmiah.

Berdasarkan pengalaman pribadi saat mengikuti pelatihan menulis online, hingga H-1 menjelang deadline pengumpulan tugas saya masih belum menulis apa-apa. Sebenarnya ide untuk menulis sesuatu bukanya tidak ada. Justru dalam proses “berfikir” selama beberapa hari itu saya mendapatkan banyak sekali ide tentang apa yang harus saya tulis mulai dari sesuatu yang sederhana hingga rumit. Berbekal ide yang ada dan tekad untuk menyelesaikan tulisan pertama, saya pun menyalakan laptop namun apa yang terjadi justru semakin buntu. Jangankan sebuah artikel essay satu atau dua kata yang tidak juga muncul di halaman kosong aplikasi penulisan yang sudah saya buka. Hari-hari sayapun akhirnya hanya berkutat dengan angan-angan ingin menulis ini itu.

Terpaksa saya harus segera memutuskan apa yang harus saya tulis untuk pertama kali? Biasanya jika mengalami kebuntuan salah solusi bagi penulis seperti yang sudah sering disebut dalam artikel tentang cara menulis adalah dengan rajin membaca.

Langkah “membaca” ini pun akhirnya saya lakukan. Sampai di sini permasalahan baru kembali muncul. Pertanyaan yang mengemuka adalah buku seperti apa yang harus saya baca? Karena menurut saya tidak semua bacaan bisa menunjang apa yang akan saya tulis. Menurut saya penting karena untuk menghasilkan sesuatu yang bermutu diperlukan materi bahan yang bermutu pula. Ada sebuah ungkapan yang dulu sering disebut oleh dosen saya Almarhum Profesor Sri Harto : garbage in garbage out. Meskipun ungkapan ini dulu terkait dengan keairan namun menurut saya sangat nyambung jika dikaitkan dengan proses membaca ini. Ungkapan yang artinya adalah jika yang masuk adalah sampah maka yang keluar juga tak jauh beda. Oke, proses membaca akhirnya saya lakukan. Beberapa buku terkait dengan materi yang akan saya tulis meski dengan tertatih-tatih saya baca.

Setelah melalui proses “membaca”, beberapa gagasan pun muncul. Dengan munculnya ide-ide itu apakah semua permasalahan sudah tuntas dan menulis menjadi mudah? Ternyata belum. Proses menuangkan gagasan kedalam tulisan ternyata juga tak semudah yang dibayangkan. Ada banyak hal yang kembali menjadi pertanyaan: Tulisan seperti apa yang harus saya buat, bagaimana gaya penulisan yang harus saya ikuti dan kira-kira kalimat apa yang harus saya pilih sebagai pembuka agar tulisan jadi menarik dan masih banyak lagi.

Jika pertanyaan-pertanyaan tersebut masih mengemuka biasanya mau tidak mau saya harus kembali ke langkah sebelumnya “membaca”. Kata “membaca” ini ini sengaja saya beri tanda kutip karena membaca ini bisa memiliki arti yang lebih luas tak sekedar membuka buku saja. Membaca bisa juga berarti mengajak mata kita untuk melihat kulit untuk merasa hidung untuk mencium dan seterusnya. Setelah kembali ke tahap “membaca” perlahan lahan ide atau gagasan yang hanya sekelebat saja biasanya mulai memenuhi isi kepala.

Jika sampai sudah kaya akan gagasan yang matang biasanya saya baru bisa memantapkan langkah, mengetik kata demi kata menjadi paragraf, menjadi kalimat hingga akhirnya menjadi sebuah karya. Apakah sudah selesai? Tentu saja belum, masih ada tahap revisi kembali melihat kata demi kata yang sudah ditulis, membaca dalam hati sambil merasakan apakah semuanya sudah sesuai dengan tata cara penulisan yang berlaku dan enak secara rasa. Karena sekali lagi yang ingin saya hasilkan adalah sebuah tulisan yang memberi manfaat, bukan sekedar kumpulan kata, kalimat, paragraf yang tak memiliki arti. Jika semua tahapan sudah terlampaui barulah menurut saya sebuah tulisan dianggap selesai dan siap dipublikasi .

Setelah mencermati berbagai rentetan sebelum dihasilkannya sebua karya tulis, bagaimana menurut anda ? Kalau saya sih tetap beranggapan menulis itu susah namun bisa dilakukan jika memiliki tekad kuat dalam menghasilkan karya.

Fathoni Arief
Sumber image : https://www.inc.com/carmine-gallo/3-new-books-on-writing-that-will-perfect-your-presentation-skills.html

Berbagi takkan pernah membuatmu merugi

Comments