Skip to main content

Proses Kreatif dalam Mengarang



Mengarang, bagi sebagian orang mudah, namun bagi sebagian yang lain dianggap susah. Seringkali nampaknya sudah ingin menulis sesuatu namun ketika berhadapan dengan komputer, tak tahu apa yang harus ditulis. Atau sudah bisa menulis namun tiba-tiba di tengah perjalanan seperti kehilangan ide, tak tahu mau dibawa kemana karangan tersebut. Padahal sejak duduk di bangku sekolah dasar pengetahuan mengenai ini sudah diberikan. Setiap ulangan cawu untuk pelajaran bahasa Jawa dan Indonesia ada saja tugas mengarang dengan tema yang sudah diberikan.

Proses kreatif mengarang, menurut saya berbeda jika dibandingkan dengan menulis non fiksi. Dan disini daya hayal, imajinasi begitu berperan. Penulis memiliki kekuasaan mau dibawa kemana sebuah cerita. Apakah nantinya berujung bahagia atau sedih atau menyisakan tanda tanya. Atau dengan kata lain semakin terlatih imajinasi seseorang harusnya dengan begitu mudahnya ia bisa menghasilkan cerita-cerita yang menyentuh.

Lalu bagaimana melatih daya hayal dan imajinasi. Berdasarkan pengalaman saya, untuk menumbuhkan imajinasi pengalaman, latihan dan masukan berupa bacaan atau tayangan diperlukan. Semakin banyak seseorang membaca, peka terhadap kondisi sekitarnya, berusaha merasakan sesuatu akan makin mempermudah munculnya imajinasi. Jika sudah terbiasa ide seringkali muncul dengan sendirinya. Ide-ide tersebut seperti datang sendiri seperti tayangan slide yang bercerita.

Belajar dari penulis dan pengarang yang sudah senior bagi mereka yang tertarik menekuni dunia tulis menulis ada baiknya sering membaca, merasakan kondisi diluar, di terminal, kereta api ekonomi, di berbagai tempat dengan kondisi berbeda. Mencoba membayangkan rasanya menjadi tukang becak, guru, sopir, pilot hingga Presiden. Jika sudah terasah maka dengan mudah kita memunculkan berbagai cerita dengan karakter yang beraneka ragam dalam cerita kita.
Fathoni Arief

Berbagi takkan pernah membuatmu merugi

Comments