Skip to main content

Perjalanan Sukses Anak Pati

Mengalami masa kecil yang suram. Tekanan psikologis akibat orang tuanya yang memutuskan untuk bercerai akhirnya menggembleng sosok Sunarto menjadi manusia tahan banting yang hingga akhirnya mampu berprestasi di ajang pemilihan kepala sekolah berprestasi tingkat nasional.

Setelah melalui berbagai tahap seleksi mulai dari Kabupaten hingga pusat yang meliputi wawasan pendidikan, psikotes, presentasi dan penilaian berkas-berkas administrasi Sunarto terpilih sebagai kepala sekolah SMP berprestasi tingkat nasional.

Dalam makalahnya Sunarto menyampaikan tentang moving class, artinya kelas berjalan maksudnya berpindah kelas dari mata pelajaran satu ke yang lainnya. Moving class termasuk inovasi termasuk salah satu inovasi yang dilakukannya. Moving class ini sudah dijalankan selama hampir 2 tahun. Menurutnya hingga saat ini sudah kelihatan hasilnya meskipun fihak sekolah belum melakukan penelitian secara kuantitatif. “Kami baru mengambil dari sisi kualitas. Kami mengumpulkan pendapat dari anak-anak, guru dan tata usaha apakah efektif atau tidak? Hampir 95 persen anak-anak setuju dengan sistem moving class,” katanya.

Menurut Sunarto yang dimaksud Moving class kelas dibuat bukan seperti yang konvensional seperti dulu jadi berupa kelas-kelas mata pelajaran. Sehingga anak-anak itu setiap ganti jam pelajaran akan pindah sesuai dengan mata pelajarannya. Kalau di pas jamnya fisika harus bergerak ke kelas fisika, kalau pas kelas IPS juga IPS begitu seterusnya. Disana ruangan sudah disetting sedemikian rupa sehingga mewakili masing-masing mata pelajaran.

Selain kelas berpindah ini Sunarto juga menyelenggarakan apa yang disebutkannya sebagai e mercy. Ini merupakan Kelas dimana pembelajarannya dengan menggunakan bahasa Inggris. “Itu selama 2 tahun saya kan ada di 2 sekolah yang berbeda. Tahun pertama saya di SMPN 1 dan itu sudah kami lakukan sekarang sudah RSBI. Tahun ini juga sudah dilaksanakan di SMPN 2,” ujar Sunarto.

Sunarto dilahirkan 25 Februari 1963 di Pati. Pendidikan sekolah dasar ditempunya di SDN Tluwuk Juwana Pati dan lulus tahun 1974. Setelah itu melanjutkan ke Sekolah Teknik dan lulus tahun 1977. Selepas dari ST ia melanjutkan ke STM dan lulus pada tahun 1980. Dulunya selepas lulus STM Sunarto punya cita-cita ingin menjadi Insinyur dan melanjutkan ke ITB. “Cita-citanya itu kandas karena kondisi ekonomi orang tua yang tidak memungkinkan. Sebenarnya saya suka teknik sampai saking senengnya saya tidak mau masuk SMP tapi ke ST,” kenangnya.

Selepas lulus STM karena tidak punya dana akhirnya ia melanjutkan ke IKIP selama setahun. Waktu itu ia mengambil jenjang D1. Saat itu untuk membiayai kuliah ia ikut kerja pada orang. Setelah lulus dari D1 ia langsung ditempatkan sebagai seorang guru. “Dulu sebenarnya tidak ingin menjadi guru tapi setelah jadi guru akhirnya senang juga profesi guru,” kenangnya. Sunarto beristrikan Darmi Supriatin, ia juga seorang guru di Boyolali. Dari pernikahannya itu ia dikaruniai seorang putra yang sekarang duduk di kelas 8, Rizal Lutfi Nartadi.

Sunarto merupakan sosok yang kreatif. Untuk menyikapi penghasilannya yang pas-pasan ia memiliki banyak cara dengan membuka usaha. Semua dilakukan dalam batas yang tidak mengganggu tugasnya. “Karena tahun 1983 itu saya harus sekolah lagi saya biayai sekolah sendiri dan saya membiayai adik-adik saya. Saya melihat honor guru pas-pasan untuk hidup,” katanya. Sunarto sudah lama merintis wiraswasta. Sekarang sudah punya lembaga pendidikan komputer selain itu ada juga bimbingan belajar sudah lama. Kursus itu dimulai tahun 1993 sebelum ia menikah. Sunarto sendiri menikah tahun 1994. “Saya sudah pernah usaha sawah, usaha sapi,” katanya.

Mengenai profesi guru menurut Sunarto sangat penting karena ada kaitan langsung dengan pembentukan SDM karena Sebenarnya tugas yang paling difikirkan kedepan itu adalah mengelola sumber daya manusia. “Mengingat kondisi keadaan negara ini karena dikelola oleh guru-guru yang kurang beruntung. Maka saya sangat setuju sekali apabila gaji guru itu ditingkatkan. Karena apa agar generasi muda itu tertarik disana. Guru itu kan pekerjaannya nomor sekian. Barangkali karena penghasilannya. Kalau penghasilannya tinggi saya kira peminatnya akan meningkat,” kata Sunarto dengan mantap.

MF ARIEF