Skip to main content

Semangat Bekerja Pantang Meminta Belas Kasihan

Karyawan Tiara Handycraft Surabaya
Umi, gadis manis berusia tujuh belas tahun ini merupakan salah satu diantara banyak karyawan Tiara Handicraft Surabaya. Baru 5 bulan ia bekerja di sini. Awalnya ia belajar di sebuah Panti di daerah Bangil setelah selesai masa pendidikan ia disalurkan kesini.

Suasana di Tiara Handycraft
Ada banyak hal yang ia dapatkan di tempat bekerjanya saat ini, Tiara Handycraft. Selain keluarga baru ia juga mendapat motivasi baru. Ia benar-benar merasakan hal itu. Dulunya ia sempat merasa minder karena memiliki tubuh yang tidak sempurna. Umi hanya memiliki satu tangan dan kaki yang sempurna. Untuk beraktifitas sehari-hari ia dibantu dengan sebuah tongkat. Meski saat ini hanya sebagai seorang karyawan gadis kelahiran Banyuwangi ini berkeinginan suatu saat jika ada modal ia akan membuka usaha sendiri.


Mujiah, gadis berjilbab berusia duapuluh lima tahun ini juga tak kalah luar biasa. Ia memiliki kedua tangan yang tidak sempurna namun semua pasti tak akan percaya jika ternyata ia mahir dalam menyulam. Gadis asli Magetan ini juga lulusan Panti di Bangil. Ia masuk tahun 2006 dan lulus tahun 2007. Meski memiliki kekurangan namun tak sedikitpun rasa minder terpancar di wajahnya.


Umi dan Mujiah hanyalah sebagian kecil dari orang-orang kreatif yang ada di Tiara Handycraft. Mereka mampu menunjukkan bahwa dengan keterbatasan yang ada tetap bisa berharga dan justru tidak menjadi beban bagi masyarakat.

“Bagi saya kurang senang melihat orang-orang cacat yang memanfaatkan kekurangan mereka untuk mengaharap belas kasihan orang. Lebih baik bekerja saja selagi masih mampu daripada minta-minta di jalanan,” kata Mujiah.

Surabaya, 11 Mei 2008

Catatan Fathoni Arief

Comments