Skip to main content

Perjalanan Panjang Menuju Pelabuhan Ratu


Setelah berjam-jam berada di atas bus MGI jurusan Bogor-Pelabuhan Ratu akhirnya sekira pukul 3 sore kami sudah jejakkan kaki di terminal bus Pelabuhan Ratu. Kedatangan kami disambut oleh angin laut. Hembusannya membuatku terbayang kasur dan tidur. Sore itu cuaca cukup cerah dan tidak begitu panas.
Ketika kami keluar dari pintu bus kerumunan tukang ojeg sudah menyambut. Mereka tawarkan jasa mereka mengerumuni para penumpang. Dengan alasan mau cari makan dulu kamipun berhasil lolos dari mereka. Memang benar kami menuju warung makan yang berada tak jauh dari terminal namun ternyata penuh dan kami putuskan langsung menuju lokasi saja. Sebuah angkot kosong sudah menunggu kami. Angkot itupun dipenuhi oleh kami berenam. Langsung saja angkot itupun melaju.
Kami belum tahu tujuan pasti kemana. Dari sopir angkot kami cari berbagai informasi tentang lokasi yang menarik untuk memotret, serta penginapan murah. Sementara angkot itu melaju akhirnya kami memutuskan untuk menuju puncak bukit dimana bisa melihat pantai dari atas.

Di tengah perjalanan ada seorang penumpang yang menarik perhatian kami. Penumpang ini pak Riswan namanya. Ada banyak cerita tentang Pelabuhan ratu yang kami dapat diantaranya tentang lokasi menarik, sejarah lokasi wisata ini dan teknologi air isi ulang.
Dari keterangan pak Riswan aku sudah coba cek ternyata memang benar. Dari situs Wikipedia menyebutkan bahwa tempat ini mempunyai daya tarik sendiri, sehingga Presiden Soekarno mendirikan tempat peristirahatannya pada tahun 1960 di Tanjo Resmi. Selain itu, atas inisiatif Soekarno pula didirikanlah Samudera Beach Hotel, salah satu hotel mewah pertama yang dibangun di Indonesia pada kurun waktu yang sama dengan Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, dan Toko Serba Ada "Sarinah", yang kesemuanya menggunakan dana pampasan perang dari Jepang.
 
Satu lagi cerita Pak Riswan yang membuatku tertarik adalah bisnis air mineral isi ulang yang ia geluti. Dengan gamblang sosok satu ini mampu menjelaskan proses pemurnian air dan seluk beluknya. Ia juga sempat menunjukkan sebuah alat yang ada di saku bajunya. Alat yang mempunyai fungsi untuk menguji air. Satu yang membuatku kagum ketika tahu background pendidikannya yang hanya Sekolah Lanjutan Atas saja. Seperti biasanya selalu saja kujumpai sosok-sosok hebat dalam berbagai perjalanan yang kutempuh.
Sementara angkot terus melaju. Opi terus mencoba tawar menawar harga. Sepanjang perjalanan bisa kami lihat pantai putih yang terbentang dari Timur ke Barat makin menambah eloknya panorama Pantai Pelabuhan Ratu. Pantai ini memang unik karena terdiri dari perpaduan antara pantai yang curam dan landai, batu-batu karang yang terjal, hempasan ombak, dan hutan cagar alam. Ombaknya terkenal sangat kuat dan karena itu bisa berbahaya.

Menurut kepercayaan rakyat setempat, Pantai Pelabuhan Ratu dihuni oleh Nyai Roro Kidul, yang diakui sebagai penguasa Pantai Selatan.
Kepercayaan ini begitu kuatnya sehingga konon di Samudera Beach Hotel disediakan sebuah kamar khusus untuk tempat kediaman sang penguasa. Orang juga percaya bahwa di pantai Karang Hawu terdapat makam Nyai Roro Kidul.
Fathoni Arief

Comments