Rembulan di atas stasiun tua di sudut kota kutanya kapan saat lampu-lampunya padam dan berganti mungkin cuma siluet.....*) Lelaki dekil berkulit gelap dan rambut ikal dengan ransel compang-camping terduduk dalam diam...diatas selembar karton bekas dan sebungkus nasi...Duduk bersila dan dengan lahap menyantap nasi bungkus itu..Lalu lalang orang yang lewat di depannya tak sedikitpun mengusiknya bahkan dalam posisi makan itu kepalanya masih sempat mengangguk angguk ketika terdengar lantunan musisi jalanan... Tak ada yang tahu persis siapa sebenarnya lelaki itu meskipun banyak diantara orang di stasiun yang hafal kapan dia datang dan kapan dia pergi..Yang jelas tak ada yang merasa terusik dengan kehadirannya.. Sosok yang akhirnya dipanggil "Budheg"..meskipun sebenarnya ia tidaklah tuli namun keengganannya tiap kali ditanya orang-orang disana membuat nama itu melekat dan menjadi penggilan sehari-harinya. **** Rembulan di atas stasiun tua di sudut kota kutanya kapan saat
Sebuah Catatan Perjalanan Anak Kampung