Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2007

Cintamu

Oleh: A. Mustofa Bisri bukankah aku sudah mengatakan kepadamu kemarilah rengkuh aku dengan sepenuh jiwamu datanglah aku kan berlari menyambutmu tapi kau terus sibuk dengan dirimu kalaupun datang kau hanya menciumi pintu rumahku tanpa meski sekedar melongokku kau hanya membayangkan dan menggambarkan diriku lalu kau rayu aku dari kejauhan kau merayu dan memujakubukan untuk mendapatkan cintaku tapi sekedar memuaskan egomu kau memarahi mereka yang berusaha mendekatiku seolah-olah aku sudah menjadi kekasihmuapakah karena kau cemburu buta atau takut mereka lebih tulus mencintaiku? pulanglah ke dirimu aku tak kemana-mana.. ______________ Kau dulu mengusirku... ketika aku meronta menahan kepergianmu... selaksa kecewa menerpaku kini kau datang menggugat atas ketidak pedulianku akanmu... Kau menyiksaku dengan kekecewaanmu atasku... S eandainya aku bisa merubah waktu.. Maaf...hanya itu yang bisa terlontar dari mulutku

KUDEKAP KUSAYANG-SAYANG

Oleh : Emha Ainun Naijb Kepadamu kekasih kupersembahkan segala api keperihan di dadaku ini demi cintaku kepada semua manusia Kupersembahkan kepadamu sirnanya seluruh kepentingan diri dalam hidup demi mempertahankan kemesraan rahasia, yang teramat menyakitkan ini, denganmu Terima kasih engkau telah pilihkan bagiku rumah persemayaman dalam jiwa remuk redam hamba-hambamu Kudekap mereka, kupanggul, kusayang-sayang, dan ketika mereka tancapkan pisau ke dadaku, mengucur darah dari mereka sendiri, sehingga bersegera aku mengusapnya, kusumpal, kubalut dengan sobekan-sobekan bajuku Kemudian kudekap ia, kupanggul, kusayang-sayang, kupeluk, kugendong-gendong, sampai kemudian mereka tancapkan lagi pisau ke punggungku, sehingga mengucur lagi darah batinnya, sehingga aku bersegera mengusapnya, kusumpal, kubalut dengan sobekan-sobekan bajuku, kudekap, kusayang-sayang. 1994 (Dari Kumpulan sajak Abracadabra Kita Ngumpet, Yayasan Bentang Budaya Yogyakarta, 1994, halaman 7) Republika, 24 Januari 1999 E

ANTARA TIGA KOTA

Oleh : Emha Ainun Najib di Yogya aku lelap tertidur angin di sisiku mendengkur seluruh kota pun bagai dalam kubur pohon-pohon semua mengantuk di sini kamu harus belajar berlatih tetap hidup sambil mengantuk kemanakah harus kuhadapkan muka agar seimbang antara tidur dan jaga ? Jakarta menghardik nasibku melecut menghantam pundakku tiada ruang bagi diamku matahari memelototiku bising suaranya mencampakkanku jatuh bergelut debu kemanakah harus juhadapkan muka agar seimbang antara tidur dan jaga ? Surabaya seperti ditengahnya tak tidur seperti kerbau tua tak juga membelalakkan mata tetapi di sana ada kasihku yang hilang kembangnya jika aku mendekatinya kemanakah haru kuhadapkan muka agar seimbang antara tidur dan jaga ? Antologi Puisi XIV Penyair Yogya, MALIOBORO

Bantingan dan Nasi Bungkus

Bantingan, berasal dari kata banting yang di beri akhiran an, dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti hal yang berkaitan dengan guncangan keras. Bantingan juga sangat identik dengan istilah gerakan yang ada pada beberapa cabang bela diri diantaranya gulat dan Judo. Namun yang akan penulis ceritakan kali ini tak ada hubungannya dengan beladiri seperti diatas bahkan ini berkaitan erat dengan makanan pengisi perut. Bantingan yang akan saya ceritakan adalah makanan khas kota marmer Tulungagung. Nasi bantingan, begitu orang-orang di kota penghasil marmer itu seringkali menyebut nasi bungkusan yang banyak dijual di sudut kota itu. Makanan tersebut memang sangat popular di kota yang terkenal dengan manusia purba homo Wajakensis temuan Von Reiscoten dan E. Dubois itu. Warung-warung penjual nasi ini pada malam hari akan banyak ditemui di sudut-sudut kota. Penyebutan kata bantingan konon kabarnya berawal dari proses packing dari nasi. Setelah dibungkus nasi yang bungkusannya tak terlalu banya

Sejenak Bersama Pak Jenderal...

Sebentar lagi hari Pahlawan akan kembali diperingati. Ada banyak hal yang hingga saat ini masih menjadi pertanyaan tentang apa pentingnya memperingati hari pahlawan dan siapa yang berhak disebut sebagai pahlawan. Berikut wawancara saya dengan ketua Umum Legiun Veteran Indonesia Letnan Jenderal (purn) Rais Abin.

Belajar dari cerita di Interlagos...

On a day when Kimi Raikkonen needed a miracle, he got it..... On a day when Kimi Raikkonen need luck, he got it...... On a day when Kimi Raikkonen needed to be perfect, he was perfect..... (minjam kata2 dari http://monismoniz.blogs.friendster.com/my_blog/2007/10/impossible_is_n.html ) Ada satu pelajaran baru yang untuk kesekian kalinya mampu memompa semangatku...Masih ingat jalannya seri demi seri ajang balap F1...hingga pertengahan siapa yang paling dijagokan jadi juara dunia?....tentu sebagian besar orang akan bilang Fernando alonso atau Lewis Hamilton.. Balapan terus berlangsung hingga akhirnya sang juara sejatilah yang muncul....dari ketinggalan sekian poin ia terus berjuang...balap dan terus balap...hingga akhirnya titel juara F1 2007pun disandangnya..satu penantian lama...tentunya kita masih ingat ketidakberuntungan seorang Kimi Raikonen di tahun 2003 dan 2005 ... Kesuksesan, pencapaian butuh pengorbanan dan usaha keras...sesuatu yang membangunkanku...menohokku...terus berusaha d

Gantungan Citaku Atas Rasa...

Ada banyak hal dan cita yang pernah terukir...diantaranya sudah tak mungkin lagi dan masih ada cita demi cita yang muncul untuk diwujudkan..... Termasuk Cita Akan Wujudkan Rasa....Semuanya Memang Butuh Usaha..Satu Pengorbanan, Satu Ketulusan...Satu Kepasrahan...Rasa Tak Bisa Dihitung Dengan Azas Bernoulli, Newton...Rasa Butuh Pemaknaan...Rasa Butuh Pemahaman Sedalam Jiwa.... Semuanya.....

Dari Sudut IPA 3

IPA 3...Di satu masa persahabatan itu muncul. Setahun singkat pertemuan tinggalkan sejuta kisah dan kenangan yang terkadang membuat satu senyum kecil muncul dari bibirku. Tak terasa selepas masa lulusan itu kini hampir 7 tahun lebih dan kemarin kami kembali dipertemukan meskipun tak semuanya bisa hadir. Tentunya masing-masing punya kisah yang beda.......Menikmati dunia kecil mereka masing2... .................................................................................................................... Bebek..Riza Nugraha...Jebolan Teknik Industri ITS..salah satu anggota tim gembira IPA3....Lagi berjuang mencari kerja...Selamat berjuang bro!! Hendra...Biasa dipanggil Penceng mantan atlit basket kebanggan SMU Boy...Jawara SMUBOY Cup yang kini melakoni kerasnya dunia sebagai Sales sebuah produk Rokok..Hendra kini bisa wujudkan mimpinya bersama gadis pujaan...Pengantin Muda yang baru beberapa bulan menikah... Ada-ada saja kisah yang terjadi di kelas IPA 3...Satu hal yang membuat para

Sepaket Cerita di Sepenggal Masa

Sepaket berisi langit, awan, bintang, bulan dan angin malam menemani langkah-langkah gamangku susuri jalanan kecil kotaku. ... Semuanya berkolaborasi rayakan suasana setelah senja dengan sebuah lagu lagu senja pula. Satu lagu senja di Ngrawa. Ngrawa masih tetap seperti yang dulu... Saat kota ini begitu dekat dengan keseharianku, begitu lekat dengan pertumbuhanku jadi sosok remaja belasan... Ngrawa dengan sepaket cerita berisi langit awan, bintang, bulan dan angin malam. Sebenarnya masih ada sebuah pohon jambu namun kini hanya tinggalkan cerita saja. Sepaket kisah yang terlalu sulit dipahami, dimaknai, ataupun dirasakan. Kerumitan kisah yang mengisi ruang kosong selain yang sudah diisi sepaket langit, awan, bintang, bulan dan angin malam. Ngrawa kembali sunyi... Senja memang telah bergeser berganti malam namun bukan gelap yang terasa tapi tetap senja. Tidak gelap dan tidak juga terang. Semuanya masih samar-samar dan remang-remang. Senja yang lantunkan lagu sunyi di tengah hiruk pikuk ko

Gembel

Dua orang cewek yang sedari tadi duduk di depanku kulihat terus saja tersenyum-senyum. Entah kepada siapa mereka tersenyum. Aku terus saja mengamati mereka sejak pertama kali duduk di kursi dalam gerbong kereta api ini. Memang sesekali mereka melihat kearahku tapi apakah senyuman itu ditujukan untukku, hal itu masih menjadi misteri untukku. Mungkin saja ada yang lucu pada diriku atau sesuatu yang aneh yang tidak kusadari. Terus saja aku memeriksa diri ini tapi sejauh yang kulakukan tak ada yang aneh semuanya wajar menurutku. Saat ini aku sedang melakukan sebuah perjalanan dengan kereta api. Alat transportasi ini memang merupakan sarana alternatif yang kini bergeser menjadi pilihan utama masyarakat tiap kali berpergian jauh. Kereta kini memang tengah menjadi idola baru disaat melonjaknya harga BBM yang turut menaikkan tarif angkutan yang lain. Jika dihitung-hitung harga tiket kereta api kelas ekonomi bisa mencapai setengah harga dari alat transportasi lain tak ayal lagi penumpang angku

Ternyata Tilang Berbanding lurus dengan Upah Minimum

Sebelumnya maaf bukan maksud menjelek-jelekkan instansi atau aparat yang satu ini. Mungkin ini lebih pada segelintir individu yang kebetulan memakai seragam. Sebuah kejadian lucu atau apalah yang jelas mampu menjadi sambutan yang begitu berkesan yang penulis alami. Kejadian ini sendiri terjadi di dekat Stasiun Gambir tepatnya di bunderan dimana jelas-jelas tertulis tanda dilarang belok kanan kecuali pukul sekian hingga sekian. Sebelum cerita tentang kejadian tersebut biar lebih seru jika dimulai dari kejadian sebelumnya. Beberapa hari sebelum kejadian sial tersebut bersama rekan dan teman satu kos ngobrol topik utamanya tentang berkendara di jalan raya Jakarta. Mereka banyak cerita tentang daerah-daerah mana yang harus waspada dan saat dimana harus lebih hati-hati karena adanya operasi yang lebih ketat. Konon kabarnya di beberapa lokasi pada hari tertentu tepatnya hari Sabtu dan Minggu aparat kita ini akan lebih gencar dalam mengadakan operasi dan tak segan-segan memberikan tilang. Pem

Senja Di Ngrawa (bag 1)

Mbah Mardjuki termenung menatap hamparan padi di persawahan di samping gubuknya. Tak lama lagi padi-padi tersebut akan segera siap dipanen. Wajahnya tersenyum tipis seakan ada semacam rasa kebahagiaan yang terpancar dan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tak jauh dari lokasi persawahan tersebut tengah berlangsung proses pembangunan bendung Krangjati II. Bangunan irigasi tersebut merupakan pengembangan dari bangunan sebelumnya yang telah sangat uzur dan bahkan usianya hampir sama dengan mbah Mardjuki. Satu hal yang membuat mbah Mardjuki bangga adalah keberadaan sosok Arief, satu-satunya cucu lelaki yang dimilikinya. Mega proyek di daerah tersebut semua di bawah kendali seorang putra daerah bernama Ir. Arief. Arief anak laki-laki dari Sami’un yang kebetulan juga putra sematawayangnya. Sami’un sendiri kini tak diketahui dimana kabarnya. Menurut kabar diaputus asa ketika istri tercintanya meninggal waktu melahirkan Arief. Dengan membawa segala keputusasaan akhirnya ia menghilang entah