Skip to main content

TENTANG TULUNGAGUNG

SEKILAS TULUNGAGUNG selengkapnya Kab. Tulungagung

Kabupaten Tulungagung terletak 154 Km kearah barat daya dari kota Surabaya. Secarageografis kabupaten Tulungagung terletak antara 1110 43' s/d 1120 07' Bujur Timur dan 70 51' s/d 080 18' Lintang Selatan, terbagi dalam 19 kecamatan, 257 desa, 14 kelurahan, 1830 RW dan 6239 RT. Kecamatan yang mempunyai jumlah desa terbanyak adalah kecamatan Gondang yaitu sebanyak 20 desa, sedangkan yang mgempunyai jumlah desa paling sedikit adalah Kecamatan Tanggunggunung yaitu sebanyak 7 desa. Batas administrasi Kabupaten Tulungagung adalah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kediri, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Blitar, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dan sebelah barat dengan Kabupaten Trenggalek.

Luas wilayah Kabupaten Tulungagung adalah sebesar 1.150,41 km2 dengan rata-rata ketinggian dari permukaan laut kurang dari 500 m. Namun ada beberapa desa di Kecamatan Pagerwojo dan Kecamatan Sendang yang ketinggiannya diatas 500 m.Di Kabupaten Tulungagung ada 4 kecamatan yang luasnya diatas 100 km2 yaitu Kecamatan Tanggunggunung, Kalidawir, Pagerwojo dan Sendang.

Pembangunan Nasional yang telah dilaksanakan selama ini tidak akan berhasil sepenuhnya apabila desa/kelurahan sebagai satuan terkecil pemerintahan tidak pernah tersentuh pembangunan. Berdasarkan Inmendagri 8 tahun 1996 tentang juklak kepmendagri 25 tahun 1996 tentang Data Dasar Profil Desa / Kelurahan Klasifikasi desa/kelurahan di Tulungagung tidak lagi pada tingkatan swasembada melainkan pada tingkat swadaya sebanyak 144 desa/kelurahan dan swakarsa sebanyak 127 desa/kelurahan.

Jumlah anggota DPRD Kabupaten hasil pemilu 2004 sebanyak 45 orang yang terdiri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 15 orang, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 13 orang, Partai Golkar 6 orang, Partai Demokrat sebanyak 3 orang, Partai Amanat Nasionall (PAN) sebanyak 5 orang dan Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Merdeka masing-masing 1 orang. Dari 45 anggota tersebut tamatan SMA sebanyak 11 orang , DIII/Akademik sebanyak 2 orang, S1 sebanyak 28 orang dan S2 sebanyak 4 orang.


CIRI KHAS TULUNGAGUNG

Kabupaten Tulungagung terletak 154 Km kearah barat daya dari kota Surabaya. Merupakan kabupaten yang sangat strategis untuk pertanian, perdagangan ,industri dan kebudayaan. Sebagai Kabupaten yang terkenal dengan produksi marmer dan kerajinan Batu Onyx-nya Tulungagung sering dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.

Selain penghasil marmer Tulungagung juga terkenal dengan batik dan industri konveksinya. Batik Gajahmada yang terkenal dengan corak warnanya, juga corak-corak yang lain. Untuk industri konveksi adalah Bordir dan produksi pakaian-pakaian dalam. Demikian juga kawasan industri di Kecamatan Ngunut juga terkenal dengan segala produk yang dihasilkan dari produksi-produksi rumah tangga.

Tulungagung juga terkenal dengan banyaknya tenaga kerja yang bekerja di luar negeri. Dengan adanya tenaga-tenaga kerja yang berada di luar negeri, maka Kabupaten Tulungagung menerima pengiriman uang yang besar dari luar negeri. Itu semua lebih menggairahkan roda perekonomian di Kabupaten Tulunaggung.

SENI DAN BUDAYA

MANTEN KUCING

Upacara ini dilaksanakan di air terjun Cuban Rondo yang diyakini dapat melancarkan aliran mata air di Cuban Rondo untuk irigasi penduduk Pelem dan sekitarnya. Proses ini dilakukan dengan subyek dua ekor kucing (Tirta Sari dan Joko Wono) dikawinkan dengan prosesi lazimnya manusia menjadi temanten. Mbah Sangkrah orang yang pertama melaksanakan ritual ini dilanjutkan Mbah Sutomeja sampai sekarang.








UPACARA JAMASAN KYAI UPAS

Kyai Upas adalah nama pusaka Ka. Tulungagung secara turun temurun diakui sebagai lambang kebesaran. Pusaka ini setiap tahun pada hari Jum'at Legi di bulan Suro (Muharam) dimandikan secara sakral. Upacara ini dimulai dengan arak-arakan dari Pendopo Kabupaten menuju Pendopo Kanjengan. Sesampainya di Kanjengan disambut dengan gamelan monggang. Upacara jamasan dengan prosesi tertentu dengan beraneka ragam sesaji. Setelah jamasan diadakan beberapa hiburan diantaranya tembang mocopat, wayang kulit, dan kesenian tradisional lainnya.








SURO WEKASAN

Suro Wekasan adalah upacara "laku" yang dilaksanakan masyarakat Wajak yaitu laku menelusuri Candi Dadi berdoa untuk keselamatan diri, keselamatan lingkungan, sampai keselamatan bangsa dan negara. Keistimewaan upacara ini adalah dilakukan oleh berbagai pemeluk agama yang dianut masyarakat Wajak (Islam, Kristen, Buddha) untuk berdoa menurut agama serta keyakinan masing-masing di komplek Candi Dadi.Upacara ini dilakukan setiap akhir bulan Suro (muharam).








LABUH SEMBONYO

Labuh Sembonyo yang diyakini masyarakat sebagai wahana "asok glondhong pengareng-areng" terhadap Ratu Kidul penguasa laut selatan. Labuh sembonyo diselengarakan setiap bulan Suro bulan minggu kedua di Pantai Popoh.








ULUR-ULUR

Ulur-ulur merupakan upacara adat yang diselenggarakan di telaga Buret setiap tahun pada hari Jum'at Legi bulan Suro.Kegiatan pokok adalah memandikan arca Dewi Sri Sedono dan tabur bunga di telaga Buret petilasan Eyang Jigang Joyo dalam mitos sebagi seorang tokoh perintis pemanfaatan air telaga Buret untuk pertanian di Desa Sawo, Gedangan, Gentrong, dan Gamping. Pada upacara tersebut ada kegiatan "Nglampet" yaitu membendung air telaga yang dilaksanakan dengan gotong royong. Cultur ini masih melekat di masyarakat Sawo dan sekitarnya masih sekarang berupa kegiatan gugur gunung dan bersih desa.








LELANGEN BEKSA/TAYUB

lelangen Beksa/Tayub Tulungagung berpotensi sebagai sarana pergaulan yang merakyat dan aktual. Di dalamnya terdapat nilai adiluhung "tata krama" dalam pergaulan masyarakat Jawa. Hampir setiap hari pada bulan baik untuk hajatan di daerah pinggiran Tulungagung dapat kita nikmati lelangen beksa/tayup.








TARI RITUAL TIBAN

Ritual Tiban adalah tari sakral untuk mendatangkan hujan. Di masyarakat pendukungnya tetesan darah akibat permainan tiban adalah lambang perjuangan yang gigih dalam mencari air, utamanya guyuran hujan yang mutlak diperlukan petani di sawah ladang. Ritual tiban biasanya dilaksanakan pada musim kemarau.








JARANAN SENTHEREWE

Jaranan ini pengembangan dari seni jaranan Jawa dengan gerak yang agresif, energik dan dinamis berkembang pesat di daerah Tulungagung saat ini.








REYOG

Reyog Tulungagung pernah berkembang subur dan merebut hati masyarakat bahkan tidak ada satupun yang penduduk Tulungagung yang tidak mengenal Reyog Tulungagung. Jumlah penarinya ada 6 orang sekaligus dengan pemain musik "dhodhog" dan "udheng gilig" kostum khusus sebagai pengikat kepala








KENTRUNG

Satu-satunya cerita tutur yang khas di Tulungagung dapat kita nikmati dengan melihat pagelaran kentrung. Kentrung dimainkan oleh dua orang terdiri dari dalang merangkap instrumen kendang dan satu pengrawit merangkap pendukung dalang memainkan instrumen ketipung dan terbang ( rebana besar dan kecil) . Satu-satunya kentrung yang masih eksis di Tulungagung adalah Kentrung Jaimah yang beralamat di Dukuh PAkis desa Batangsaren Kauman.








WAYANG JEMBLUNG

Di daerah Tulungagung masih banyak pagelaran Wayang Jemblung (cerita Menak) disamping sebagai hiburan, Jemblung memuat kisah Walisanga dalam penyebaran agama Islam di Jawa. Jemblung sebagai instrumennya( terdiri dari 8 rebana dan satu kendang) Wayang terbuat dari kulit dengan motif campuran Wayang Purwa dan Wayang Krucil.







Comments